Pagi yang penuh kehebohan dimulai dengan tangisan Sunghoon yang membangunkan seluruh rumah. Suara tangisannya memenuhi ruangan, membuat Hana, pengasuhnya, kebingungan dan mencoba menenangkannya.
"Tuan muda kecil, ada apa? Kenapa menangis?" tanya Hana dengan lembut, berusaha menenangkan anak itu.
Namun, Sunghoon terus menangis sambil memanggil, "Bunda... Bunda...!" Kepanikannya tidak mereda hingga Yuna akhirnya masuk, terdorong oleh insting keibuannya setelah mendengar tangisan Sunghoon.
Dia berjalan cepat ke arah anak itu dan memeluknya erat, mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang.
"Sunghoon, kenapa menangis, sayang? Bunda di sini kok," ucapnya lembut.
Sunghoon yang tadinya menangis kencang kini mulai tenang, meski masih sesenggukan.
"Bunda jangan pergi... Sunghoon nggak suka kalau bunda pergi," ucapnya dengan suara kecil, matanya yang masih sembab menatap Yuna.
Yuna tersenyum menenangkan, mengusap pipi Sunghoon dengan lembut.
"Bunda tidak pergi, sayang. Bunda hanya ke dapur buat nyiapin sarapan untuk Sunghoon dan ayah. Bunda selalu ada untuk Sunghoon," jawabnya lembut, mencoba memastikan anak itu merasa aman.
Sunghoon mengangguk, masih memeluk Yuna erat, seakan tidak mau kehilangan kehangatan sang ibu. Di saat itu, Jungkook masuk ke ruangan. Wajahnya tenang seperti biasa, meskipun sekilas terlihat sedikit kesal melihat kehebohan pagi ini.
"Sunghoon, ayo siap-siap. Ayah antar ke sekolah," ujarnya tegas.
Namun, Sunghoon segera menggeleng cepat.
"Tidak mau! Sunghoon mau ke sekolah sama bunda!" katanya, tidak melepaskan pelukan dari Yuna.
Melihat situasi ini, Jungkook akhirnya mengalah.
"Ya sudah, segera bersiap-siap, atau kamu bisa terlambat," katanya sambil menghela napas, menatap Yuna sebentar lalu beranjak ke meja makan.
Hana kemudian membawa Sunghoon untuk mandi dan bersiap ke sekolah, sementara Yuna ikut dengan Jungkook ke dapur, menyiapkan sarapan untuk suaminya.
Meski sudah empat tahun mereka menikah, Jungkook masih memperlihatkan sikap dingin pada Yuna. Namun, Yuna tak pernah berhenti berusaha menjadi istri dan ibu yang baik. Ia tersenyum setiap kali melihat Sunghoon bahagia di sisinya, karena baginya, kebahagiaan Sunghoon adalah yang utama.
Saat Yuna meletakkan secangkir kopi untuk Jungkook di meja makan, sejenak ia menatap wajah suaminya yang tampak fokus dengan korannya.
Dalam hati, ia tetap berharap suatu hari hubungan mereka akan menjadi lebih baik, meski untuk saat ini, hanya ada keheningan di antara mereka.
--------------------------
Ketika Yuna, Jungkook, dan Sunghoon bersiap di depan pintu untuk berangkat, dua sosok wanita muncul dan berjalan ke arah mereka. Yuna mengenali kedua wanita itu.
Salah satunya adalah Yuri, ibu Jungkook, dan di sampingnya ada Lisa, mantan istri Jungkook yang baru kembali beberapa bulan lalu.
Yuri menghampiri Jungkook, melirik Yuna dengan ketidaksukaan yang terlihat jelas.
"Jungkook, kau mau berangkat bersama Sunghoon?" tanyanya, suaranya terdengar agak dingin.
Jungkook menjawab singkat, "Aku akan berangkat sendiri. Sunghoon pergi bersama Yuna."
Lisa kemudian mendekati Sunghoon dengan senyum lembut dan nada suara penuh perhatian.
"Sunghoon, sama Mama saja ya berangkatnya," ucapnya, berharap Sunghoon akan menyambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai setelah kehilangan
Saggistica"Tidak ada kata cerai!! Kau harus ingat sekalipun kau menangis darah, aku tidak akan melepaskan mu!!" - Jeon jungkook