Rahasia ☀️🍀🧊

51 7 5
                                    

Happy reading







"Kakak gk usah laporin kak hali atau yang lain ya?" Mohon duri dengan wajah memelas, walaupun solar sudah membuat nya kecewa, tapi dia masih memikirkan bagaimana keadaan solar nantinya

"Tapi ini tidak bisa dibiarkan duri, solar sudah keterlaluan! Jika dibiarkan takutnya dia makin menjadi" lanjut ice yang tak habis pikir dengan duri, padahal tadi ia yang marah dengan kembaran nya itu, eh sekarang malah duri kembali membela solar.

"Maaf, tapi mungkin sekarang dia sedang khilaf, aku memaafkannya. Tapi jika dia melakukannya lebih dari ini, aku membiarkan kak hali yang menangani nya"

Solar keringat dingin mendengar 'kak hali'. Bagi keluarga mereka, barangsiapa yang sudah membuat hali marah besar, mereka pasti tidak akan kembali dengan badan yang masih utuh. (Wkwkwkwk, harap maklum )

Terjadi pertengkaran kecil antara duri dan ice. Duri masih membela solar mati matian, dan ice yang membujuk duri untuk melaporkan kejadian ini pada hali. Sang empu yang diperdebatkan hanya diam membisu melihat mereka berdua, tak mampu melerai.

Tok tok

"Saya suster Ina, bolehkah saya masuk untuk mengganti infus pasien bernama solar?"

Mereka membeku. Tidak ada yang menjawab. solar, duri dan ice masih larut dengan pikirannya masing'.

"Halo?" Suster Ina kebingungan, pasalnya tidak ada yang menjawab dari dalam sana. Duri yang tersadar dari lamunannya pun segera membuka pintunya

"Ehehehehe, maaf mbak, tadi saya dan saudara saya gak dengar suara mbak" ujar duri ramah, walaupun berbohong. Sang suster hanya manggut-manggut saja

Setelah di ganti infus dan diberi beberapa obat, ia keluar dan menyisakan ice, duri dan solar lagi.





"ASSALAMUALAIKUM EVERYONE!! Maaf lama balik,tadi antrian nya panjang nya na'uzubillah, untung ada blaze yang ngantri, iya kan?" Ucap Taufan yang baru masuk sambil merangkul blaze. Wajahnya seperti orang lelah berlari 1000 m.

"Anj** lu, capek gw ngantri sialan! Mana panjang antrian nya sepanjang sungai amazon lagi!" Cibir blaze yang kesal karna Taufan tak berhenti mengejek nya, sedangkan hali dan gempa hanya geleng' kepala melihat kelakuan mereka.

"Gimana solar? Masih sakit?" Tanya gempa seraya berjalan mendekati solar. Ia menggeleng pelan, disahut dengan duri yang mengatakan kalau solar sudah tidak sepanas tadi lagi.

"Tadi Kak hali belik apa?" Tanya duri sambil meng unboxing makanan yang dibeli kak hali tadi.

"Sebenarnya tadi cuma mau beli ayam geprek sama beberapa jajanan, eh si aze malah liat anak ayam warna warni. Nangis sejadi jadinya dia di depan penjual nya, supaya di beliin kak hali" jawab gempa sambil menceritakan kelakuan adik nya itu, duri dan ice tertawa terbahak-bahak mendengar nya.

"Padahal ayam dirumah aja udah mati Lo buat, tadi mau beli ayam lagi? Menzalimi makhluk hidup dosa ze"
Nasehat ice sambil membuka plastik es krim, aze yang dinasehati hanya memanyun manyunkan bibirnya, pose orang ngambek itu.

Suasana ruangan itu menjadi hangat, dipenuhi canda dan tawa. Duri dan ice berusaha melupakan kejadian tadi dan menutupi nya dengan candaan, tapi tidak dengan solar. Ia sebenarnya sakit hati karna duri menolak nya, namun sekaligus malu karna ada ice juga yang ikut mendengar confess nya itu.

"Sun, mau makan apa? Ayam atau mie?" Tawar duri kepada kembaran nya itu, tapi solar hanya membalas dengan gelengan

"Aku lagi gak laper, nanti aja makannya. Sekarang aku ngantuk, mau tidur" ucap solar singkat. Terdengar helaan nafas dari duri, ia sekarang merasa bersalah karena membentak kembaran nya tadi.

Ice yang menyadari itu mencoba meyakinkan duri bahwa yang memarahi nya tadi adalah keputusan yang tepat. Duri terkekeh pelan, jarang ia melihat kakanya satu ini menghibur orang lain.

Tringgg tringgg

Terdengar suara dering HP milik kakak sulung mereka, halilintar.

Hali yang mendengar hp nya berdering segera melihat siapa peneleponnya. Tapi reaksi halilintar setelah nya mampu membuat semua saudaranya kebingungan sekaligus penasaran

"Siapa yang nelpon Alin?" Tanya si biru, Taufan.

"A-ayah" lirih halilintar pelan, bahkan hampir tidak kedengaran. Tapi untungnya mereka semua memiliki pendengaran yang kuat. Mereka semua syok mendengar perkataan halilintar, kecuali solar, karna dia beneran turu

"What the hell?!" 
"Eh iyakah?!"
"Coba angkat!"

Berbagai reaksi yang mereka ucapkan. Halilintar dengan kesabaran nya yang setipis tisu dibelah 10, membentak mereka yang terlalu berisik, karna ini rumah sakit, takut mengganggu penghuni yang lain

"H-halo?" Sapa halilintar berusaha ramah kepada orang yang menelponnya

"??????????????????????"

"APA??!!!!"

Bersambung

Maaf, eps kali ini agak gk nyambung gitu, gk tau kenapa 😭

















"Biarlah dia berdikari 😇🌚"
                      -amato

















❗ ×| OBSESSION |×❗(solar&duri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang