Mars

512 40 12
                                    

[Idok top! x Sutsujin(Arthur)bot!]













⚠️ Udah saya kasih warning ya di description!!! Jangan salah lapak! Hanya hiburan semata dan cerita ini ga ada sangkutpaut dengan real life mereka!!!











Selamat membaca 🙂‍↕️










Terhitung hari ini sudah sebulan arthur berbaur dan tinggal di GamingHouse RRQ Hoshi. Pribadinya yang tertutup membuat beberapa rekannya masih terlihat segan jikalau sesekali berpapasan atau saling adu tatap dengannya. Arthur sangat mengerti, bahkan ia hanya mampu membalas pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepadanya tanpa ada balasan 2 arah, arthur sangat payah dalam berbasa-basi. Tetapi ia sadar, dirinya tidak bisa selalu begini. Ia harus menjalin komunikasi dan lebih dekat dengan rekan timnya.

"Tur... gimana menurut lu?" Setelah menyelesaikan scrim mereka hari ini sebagai persiapan pertandingan di week 1 MPL, skylar sebagai kapten berencana mengajak anak-anak hoshi untuk makan malam diluar.

Arthur yang diberi pertanyaan mendongak karena dari tadi atensinya masih dilayar persegi yang ia pegang. Menatap ke sekeliling Dyren, Rinz, Hazle bahkan idok sekarang memusatkan perhatian padanya menunggu jawaban.

Arthur jadi salah tingkah. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tesenyum kearah mereka.

"Boleh aja" jawab arthur, sebenernya dirinya sangat lelah. Bisa dikatakan batterai sosialnya butuh di Recharge dan saat ini ia merindukan kasurnya. Tapi sangat tidak etis jika semua rekan timnya pergi dan hanya ia yang menolak selain itu skylar pun hanya meminta jawaban darinya dimana artinya rekan tim yang lain sudah sepakat untuk pergi.

"Yaudah yuk" ajak skylar





🪐




Arthur berdecak kecil ketika tangannya bersusah payah mengupas satu demi satu cangkang udang yang ada diatas piringnya. Ia sedikit menyesal mengingat kenapa kemarin ia memotong kukunya pendek. Ia jadi kesusahan sendiri.

"Akhh..." arthur mengibaskan tanganya dan menatap telunjuk jemari kanan-nya yang sedikit berdarah.

Dyren, hazle & idok yang saat ini satu meja dengan arthur menatap penasaran ke arahnya.

"Kenapa kak?" Hazle bertanya

"O-oh gak pp ini agak kesusahan aja bukak cangkang udangnya" ujar arthur menenangkan rekan timnya

Dyreen tertawa kecil "Tim makan udang gak sama cangkangnya ya tur?" Tanya dyreen

Arthur mengerutkan alisnya bingung.

"Emang ada yang makan sama cangkangnya? Bukannya keras?" Heran arthur

"Aku tim makan sama cangkang sih ko. Cobain deh"ujar hazle ikut terkekeh dan diangguki dengan dyreen yang menyetujui karena dirinyapun tim udang makan dengan cangkangnya.

Arthur hanya tersenyum dan menggeleng atas usulan hazle karena ia sudah memiliki kebiasaan itu sejak kecil. Lalu arthur kembali melanjutkan mengupas udangnya tapi kali ini dengan bantuan garpu dan sendok, karena jujur saja telunjuknya terasa perih. Agak sedikit menguras tenaga memang tetapi arthur sedang tidak ingin makan yang lain sejak menginjakkan kakinya memasuki restoran All u can eat yang dipilih skylar sebagai tempat mereka akan makan malam, arthur sudah memusatkan perhatiannya ke arah stand udang tumis mentega. Membuat nafsu makannya tiba-tiba saja meroket dan tanpa sadar ia menjilat bibirnya.


Idok sedari tadi berusaha fokus dengan makanannya tetapi matanya selalu mencuri atensi ke sosok lelaki berkulit seputih susu yang sejak kehadirannya menjadi rekan se-timnya, menarik perhatian idok.
Bagaimana lelaki itu selalu menunjukan senyum manis dengan pipi seranum buah persik atau sekedar tertawa renyah dihadapan temen-temannya walaupun terselip kecanggungan tetepi selalu berhasil mendorong idok berlutut pasrah ingin menjaganya dan memastikan arthur baik-baik saja.

One shot story [MPL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang