[RK] - 01

29 2 2
                                    

-★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-★

Tak ingin membuat anak-anaknya menunggu Mala lalu mengangguk dan segera berjalan menuju meja makan dengan Hendra yang masih memegangi pergelangan tangannya. Mereka berdua duduk ditempat yang sudah disediakan dengan piring yang sudah diambilkan nasi, mereka semua lalu makan bersama sambil sesekali Blaze dan Taufan menceritakan hal random yang terjadi pada mereka tadi.

"Tadi Mas Laut kepleset di sawah, yah! Mana tadi diseruduk sapi lagi gara-gara pake sarungnya Mas Al" Blaze bercerita dengan antusias kepada ayahnya yang memang sebagian besar ceritanya adalah aib kakak atau adiknya sendiri, Hendra hanya tertawa saat mendengar cerita dari Blaze sambil sesekali mengelus lembut surai Blaze.

Taufan dan Gempa lah yang selalu menjadi korban dalam ceritanya, sesekali mereka berdua mencubit atau bertengkar kecil dengan Blaze yang kemudian diakhiri oleh nasihat dari Bunda.

Suasana hangat selalu tercipta karena senyuman dan nasihat Bunda.

Selesai makan, Blaze dan Gempa lalu membantu Bunda di dapur untuk mencuci piring sedangkan yang lainnya berkumpul di teras Bersama Ayah yang sedang bermain gitar. Hendra bernyanyi seolah ia adalah penyanyi terkenal, menyanyikan sebuah lagu favoritnya.

Kau dan aku saling membantu
Membasuh hati yang pernah pilu
Mungkin akhirnya tak jadi satu
Namun bersorai pernah bertemu

Suara Hendra yang merdu kadang memicu para tetangga untuk keluar hanya untuk mendengarkan nyanyiannya, anak-anaknya sendiri yang tak mengerti apa yang dinyanyikan ayahnya hanya ikut menikmati lantunan musik yang kian menenangkan hati siapapun yang mendengarkannya. Tak lama Blaze dan Gempa keluar sambil membawakan secangkir kopi untuk Ayah lalu duduk disamping Hali yang tengah menatap kearah langit malam itu.

Blaze yang penasaran lantas mengikuti arah kemana tatapan kakaknya itu, "Mas lagi lihat apa?" Tanya Blaze penasaran, Hali menoleh lalu tersenyum sambil menunjuk ke salah satu bintang yang paling bersinar disana "Mas lagi lihat itu, Bintang Kejora." balasnya.

"Oh jadi bintang itu namanya Bintang Kejora." Celetuk salah satu dari mereka, Naratama Aisha Samudra. Netra Aqua itu memandang takjub pada bintang yang barusan kakaknya bilang, sungguh bersinar dengan terang.

"Duri mau jadi Bintang kejora!" Seru si Netra Emerald, Yudhistira Duri Kusuma namanya. Yang lainnya hanya menggeleng dan mengiyakan perkataannya barusan, Hali menatap dalam bintang itu seperti sudah terhipnotis oleh keindahannya. Ia melamun, namun lamunan itu segera pecah saat Taufan menepuk pundaknya sambil menunjukkan senyuman menjengkelkannya.

Gempa tiba-tiba ber celetuk "Kira-kira kita bakal tetap bersama apa nggak?"

Taufan terkekeh mendengar apa yang barusan adiknya katakana, Taufan lalu membalas "Pasti dong! Kita bakal bersama selamanya!!" Seruan Taufan yang memang keras itu pun sampai ke indra telinga Mala yang sedang berdiri diambang pintu.

Rumah Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang