Four

288 11 0
                                    

Bruuuuaaakkk!!

"NEIRA !" teriak Noura setelah sampai di kamar Neira dan memergoki Neira membawa botol.

"Jangan mendekat ! Bukankah ini maumu ? Kau sudah menghancurkan hidupku. Aku benci padamu. Kalau aku tidak bisa melenyapkanmu dari dunia ini biar aku saja yang lenyap dari dunia ini untuk selamanya." Teriak Neira seperti sedang kehilangan akal. Kemudia Neira tumbang di atas kasurnya.

"NEIRA !" teriak Noura panik sambil berlari menuju Neira yang tumbang.

"Bi... cepat panggil ambulan !" perintah Noura ke pembantu keluarga Neira dengan panik.

"Ba... ba... baik non." jawab pembantu itu dengan gugup dan bergegas menuju ruang tengan untuk menelepon selah satu rumah sakit terdekat.

Tidak lama kemudian ambulan datang dan Neira berhasil tertolong. Dan untuk kesekian kalinya Nouralah yang menjadi penyelamat hidup Neira. Tidak jarang Neira berusah bunuh diri namun selalu gagal. Dan tidak jarang pula Neira berusaha membunuh Noura namun itu semua percuma.

Untung racun yang di minum Neira masih sempat di netralisirkan. Setelah beberapa jam Neira di dalam ruang UGD akhirnya Neira di pindahkan ke ruang pasien. Semua keluarga menunggu Neira sadar. Tidak tertinggal pula Ardiansyah yang dengan setia mendampingi Noura. Setelah Neira di pindahkan ke ruang pasien Nouralah yang menunggu Neira. Karena kedua orang tua Niera harus kempali bekerja. Hanya ada Ardiansyah sekarang yang dengan setia menemani Noura menunggu Neira sadar.

"Ardiansyah... coba kamu lihat Neira ! Dia cantik ya ? Bulu matanya indah dan bibirnya sempurna. Tetapi mengapa dia tidak sadar kalau dirinyalah yang sempurna bukannya aku." Kata Noura ke Ardiansyah sambil memandang wajah Neira. Air mata Noura tak bisa terbendung lagi. Dia menangis tersedu - sedu. Ardiansyah yang melihat kekasihnya bersedih dengan reflek memeluk erat Noura.

"Iya... Neira memang cantik. Namun sayang iri hati telang merusak kecantikannya." Kata Ardiansyah sambil mengelus - elus kepala Noura.

Tanpa mereka ketahui Neira telah sadar dan dia mendengar pembicaran Noura dengan Ardiansyah. Air mata Neira pun tak bisa terbendung ia juga menangis. Namun, tidak seperti Nourora yang menangis di dalam pelukan Ardiansyah. Neira menangis sambil memejamkan matanya.

"Nourora Angelina..." kata Neira lirih. Tidak biasanya di memanggil nama panjang Noura.

You Are My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang