Seharian bareng mas Ardi

833 22 3
                                    

 SEBELUM BACA VOTE DULU KUY!!!

Gue cuma bisa menatap nanar hp gue, sesaat setelah gue dapat kabar proyek papa bakal diperpanjang.

Yang artinya, papa akan semakin lama pulang.

Arghhhh!!!! Bete banget sial! Terus gue mau main sama siapa dong?

Sama jari? Ya kali. Hasrat gue yang selalu menggebu ini emang harus selalu dipuasin.

Di tengah rasa galau gue, tiba-tiba pintu kamar gue di ketuk.

"Vin, kamu didalam, sayang?"

Oh cuma bunda. Dengan ogah-ogahan gue membukakan pintu.

"Kenapa bund?"

"Bunda mau pergi sekarang, kamu dirumah sendirian gak papa, kan?"

Di rumah? Sendirian? Tiba-tiba lonceng di otak gue bendeting keras.

"Biasa kali bun, kan Malvin udah gede."

Bunda hanya terkekeh menanggapi gue.

"Yaudah kalau gitu. Nanti kalau kamu mau makan tinggal angetin aja bisa, kan?"

"Bisa dong bund."

"Kamu perlu di temenin gak? Atau bunda panggilin orang aja?"

"Gak usah bun, emang bunda pulang kapan."

"Kayaknya sih bunda pulang besok, ada yang harus bunda urus."

"Oh kalau gitu sih aman bun. Kan masih ada mas Ardi juga, kan."

"Iya sih, tapi bunda khawatir sama kamu."

"Udah lah bun, bunda itu pergi aja, Malvin oke kok."

"Oke kalau gitu, kamu yang baik ya, jangan nakal, jangan lupa makan sama belajar."

"Iya bunda."

Dan setelah pamitan basa-basi busuk itu gue sontak loncat kegirangan.

Yuhuuuu di rumah sendirian! Ditemenin mas Ardi pula aw.

Tiada rotan akar pun jadi, tiada papa, kontol mas Ardi pun nusuk.

Lanjut gue samperin mas Ardi yang lagi ngopi di pos dia.

"Mas!" Sapa gue.

"Kenapa dek, butuh bantuan?"

Gue cuma cengengesan. "Bantuin ewe adek mas."

Mas Ardi melotot. "Loh, ketahuan bunda nanti dek."

"Alah tenang, bunda pergi kok.'

"Serius?"

"Iya! Ayok ah mas langsung ke kamar adek aja!"

Gue langsung menarik tangan mas Ardi, udah sange berat nih.

Sesampainya di kamar gue langsung kunci pintu terus nyuruh mas Ardi baring.

Dikuasai nafsu, dengan kasar gue buka celana mas Ardi, dan dengan cepat nampak lah kontolnya yang masih lemes.

Langsung aja gue masukin kontol mas Ardi ke mulut. Tak lupa gue mainin lidah gue disana sampai mas Ardi kelinjangan.

"Ah mantap banget sepongan kamu, dek.."

Lama-kelamaan kontol itu berdiri, dan itu semakin buat gue beringas.

Gue turunin semua celana mas Ardi, lanjut gue buka semua pakaian gue. Tak lupa gue ambil pelumas.

Serakah dalam nafsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang