05.

345 39 4
                                    

Eyyo gess, aem bek

Voment ya
Typo bertebaran

»»————>.<————««

3rd pov: on!

Seorang wanita menggenggam tangan Dokja dengan perasaan kalut, sudah tiga jam setelah kejadian memuakkan itu terjadi dan kini sang Adam masih tak kunjung membuka matanya.

(Name) menatap wajah pucat milik Dokja dengan tatapan penuh perasaan menggebu-gebu, ingin sekali ia membunuh orang itu namun ia tidak bisa karena takut kejadian itu terulang kembali dan Dokja semakin menjauhinya dengan hubungan mereka yang masih terbilang renggang.

(Name) menenggelamkan wajahnya di sebelah tangan Dokja lalu meletakkan tangan Dokja di atas kepalanya, (Name) berharap Dokja bisa membuka matanya dengan cepat. Namun, kilasan memori tak mengenakkan mulai berputar dikepalanya.

Bugh!

"ARGHH APA-APAAN KAU?!"

"Lo yang apa-apaan? Berani banget nyentuh hak yang bukan milik lo"

"HALAH SOK BANGET! YANG NAMANYA ALPHA ITU HARUS BISA DAPET OMEGA MINIMAL 2 DONG! HAHAHA"

BUGH!

"Sorry, gw bukan tipe orang yang haus sama sex sampe harus dapet omega lebih dari satu"

"MAKSUD LO?!"

BUGH!!

"BUTA!" (Name) kini memukul orang itu sehingga ia memental ke tembok hingga tembok itu retak.

BUGH

BUGH

BUGH

(Name) tersentak lalu reflek bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk tegak, tubuhnya bergetar lalu (Name) menunduk.

'Jika saja saat itu aku tidak menahan diriku untuk berbuat lebih..' Batin (Name) menahan kesal.

Saat (Name) sedang menyesuaikan deru nafasnya, ia dikejutkan oleh tangan yang mulai mengeratkan genggamannya lalu mengelus punggung tangan (Name). (Name) terkejut lalu menengok ke arah pemilik suara.

"(Name)... Mimpi buruk ya? .. Atau Dokja yang bikin (Name) bangun?" Tanya Dokja dengan lirih yang membuat (Name) menggeleng cepat lalu beranjak dari duduknya dan duduk di kasur Dokja.

(Name) mencium punggung tangan Dokja lalu menangkup kedua pipinya lalu menghujani seluruh wajahnya dengan ciuman lembut yang diakhiri dengan kecupan singkat dibibir Dokja.

"Kau membuatku khawatir" Kata (Name) sembari menggenggam tangan Dokja lebih erat.

"Maaf..." Dokja menunduk lalu menahan tangisnya, (Name) membawa Dokja masuk kedekapannya lalu mengelus-elus punggung Dokja yang bergetar sembari mencium surai lembut Dokja yang sedikit lepek secara beberapa kali.

"Menangislah.. Tidak perlu meminta maaf" Ucap (Name) menenangkan Dokja, tangis Dokja saat itu langsung pecah.

"(N-name) ... K-kenapa? .. Kenapa harus aku? ... A-aku pembawa sial ya? ... Ugh ... Hiks ... Kenapa? ... Kenapa kamu masih mau sama bekasan kayak aku? .." Oceh Dokja yang langsung disanggah dengan cepat oleh (Name), lagi-lagi (Name) menangkup kedua pipinya lalu berujar "Kau itu bukan bekasan sayang, aku yakin itu. Kamu juga bukan pembawa sial, oke? Aku di sini, jangan ngomong yang aneh-aneh. Kalo mau nangis, nangis aja tapi jangan ngomong yang aneh-aneh" (Name) menatap Dokja dengan serius yang membuat Dokja semakin bergetar, ibu jari (Name) mengelus-elus kedua pipi Dokja sembari menyeka air mata yang terus-menerus turun.

"Mau kamu bekasan ataupun penyakitan, aku tidak peduli. Kamu ya kamu, aku hanya butuh kamu bukan orang lain. Ngerti? You're mine. Always mine." Ucap (Name) dengan ciuman lembut dibibir Dokja dengan sedikit lama, Dokja yang diperlakukan seperti itu pun hanya mengangguk pasrah.

'Setidaknya orang yang membuatku hidup kembali tidak berpaling dariku..'

»»————>.<————««


"(Nameeeeee), aku bisa sendiri!! Tolong turunkan akuu" Ucap Dokja sembari menutup wajahnya dengan kedua wajahnya. Ia kini digendong oleh (Name) dengan gaya bridal style saat ia sudah diperbolehkan pulang.

"Aku tidak percaya" Ucap (Name) acuh tak acuh yang membuat Dokja mendengus kesal, ia menatap (Name) dengan wajah penuh amarah lalu menggerakkan badannya agar (Name) melepaskan genggaman tangannya untuk menurunkan Dokja.

"(Name) tolon- AHK!" Dokja tersentak kala (Name) mengubah posisi menggendongnya menjadi posisi koala, Dokja melingkar tangannya ke leher (Name) dengan cepat karena takut terjatuh lalu menyembunyikan wajahnya diceruk leher (Name).

"Ini memalukan.." Gumam Dokja sembari mendusel-dusel hidungnya ke leher (Name) yang membuat (Name) tersenyum kecil lalu mengusak rambut bagian belakang kepala Dokja dengan gemas.

"Lucu kok" Ucap (Name) sembari melirik ke arah Dokja yang menyembunyikan wajahnya.

Disaat Dokja akan kembali berkomentar tentang pernyataan yang diberikan oleh (Name), atensinya buyar kala (Name) mulai berbicara dengan orang lain. Dokja yang penasaran pun ingin melihatnya namun rasa gengsinya begitu tinggi yang membuatnya tetap diam di posisi awal dengan gendongan ala koala.

"Aman Ke?" Tanya (Name) saat melihat Kean sedang menunggu keduanya di tempat parkir mobil, Kean mengangguk lalu memasukkan handphone-nya.

"Meeting kali ini aman-aman saja, hanya saja para orang tua serakah itu ingin mendapatkan wewenang agar kau memberikan mereka kompensasi lebih" Ucap Kean dengan dengusan kecil yang membuat (Name) geleng-geleng kepala.

"Amati saja dulu, masalah kompensasi biar ku urus sendiri saja. Kau fokus dengan apa yang ku perintahkan saja" Ucap (Name) dengan percaya diri, Kean yang melihat itupun hanya menghela nafas lalu mengangguk tanda setuju. Toh dirinya hanya diberi tugas seperti biasanya kan?

Kita lihat saja nanti..

»»————>.<————««

My Dominant Alpha (Dokja X A!Femreader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang