1/―

23 4 0
                                    

🩰˚˖𓍢ִ໋ 🎧✧˚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🩰˚˖𓍢ִ໋ 🎧✧˚.🎀༘⋆


 𝐓𝐀𝐇𝐔𝐍 𝐊𝐄𝐓𝐈𝐆𝐀, di mana seorang gadis misterius dari asrama Gryffindor mulai terpikat dengan lelaki dari asrama yang memiliki sifat bertolak belakang darinya; Slytherin. Sungguh, bahkan perempuan itu tidak mengetahui alasan mengapa dia bisa menyimpan rasa kepada anak dari asrama ular tersebut. Sudah banyak orang yang mengakui bahwa keberadaan lelaki itu selalu mencekam dan terkadang menjengkelkan bagi murid-murid disekitar karena ulahnya yang membuat resah, terutama kepada Golden Trio.

 Tentu saja, siapa lagi kalau bukan si Draco Malfoy? Dia dan para gengnya sudah seperti preman yang berkeliaran di sekitar kastil Hogwarts, selalu menganggu murid lain yang bahkan tidak memiliki salah dengannya. Ia pikir hanya karena ia memiliki keturunan Pureblood, ia bisa melakukan apapun seenak jidat tanpa merenungkan perbuatan jahatnya setelahnya.

 Dan, jika ia mendapatkan perlakuan yang menurutnya tidak pantas baginya, sudah pasti kalimat 'My father will hear about this!' yang begitu ikonik, akan terucap dari bibirnya. Memang, pada dasarnya dia hanyalah anak manja yang selalu bersembunyi di belakang punggung ayahnya.

 Namun, mengapa? Mengapa gadis Gryffindor itu mampu menyukainya dengan sepenuh hati? Meskipun telah mendengar berita buruk tentangnya ataupun gosip yang beredar di sekitar, keyakinannya tidak dapat digoyahkan bila sudah sangat menyukai lelaki tersebut. Ia pernah bilang, cinta itu buta.

"[Name], Malfoy sedang lewat, tuh!" ujar salah satu teman di sebelahnya.

"Iya," gadis itu ternyata sudah menatap terlebih dahulu sebelum temannya sempat memanggil, matanya ikut bergerak kesana-kemari melihat sang pujaan hati berjalan. "aku tau."

 Gadis yang berada di samping itu bergedik ngeri sembari mendecih "Dasar gila cinta!"

 Biarlah, pikir [Name], cinta tidak bisa disalahkan.

  Pikirannya kini hanya dipenuhi oleh Draco, Draco, Draco, dan Draco di setiap detik yang mereka lewati. Lelaki itu masih saja berjalan di sepanjang koridor, berbincang asik dengan Crabbe dan Goyle yang senantiasa mengikuti dari samping. Langkah kaki penuh keangkuhan itu mampu melepaskan anak panah tepat pada jantung hatinya hingga menebus punggung berulang kali sampai ia hilang dari pandangan. Di setiap ketukan sepatu Malfoy pada lantai, irama jantung pun mengikutinya bagai alunan musik. Itu adalah bagian terbaik dari memandang wajah tampan yang dimilikinya.

"Oh my god, dia tampan sekali!" gumam [Name], ia tidak bisa berhenti mencubit-cubit pundak gadis disebelahnya sembari menahan diri agar tidak meledak.

"Ya, ya. Aku tau," balas teman se asramanya dengan wajah kusut.

"Oh ayolah, Ginny! Kenapa kamu tidak pernah bersemangat?" gadis itu bertanya heran kepada temannya yang ia panggil 'Ginny', ia segera melipat tangannya dengan wajah sedikit kesal.

 Jujur saja, bahkan Ginny merasa sedikit heran dengan isi pikiran teman dekatnya itu. Apa yang sebenarnya [Name] lihat dari seorang Draco Malfoy? Ia tipe orang yang kejam, arogan, sombong, dan juga sangat kasar, aneh sekali ia bisa disukai. Ya, mungkin tak hanya [Name] seorang yang menyukai anak Pureblood ini di Hogwarts, namun mayoritas menyukainya hanya karena wajah tampannya bagai pangeran dari sebuah dongeng tidur yang selalu diceritakan. Mungkin itu mengapa banyak yang menyukainya.

"Draco jelek," Ginny melemparkan tatapan jijik terhadap lelaki yang ia sebut.

 Tidak terima, [Name] berbalik badan dan memasang ekspresi terkejut yang sungguh dramatis "Maksud?!"

 Berbeda dengan gadis itu, ia melihat Draco seperti batuan permata yang indah dan lebih menonjol dari yang lainnya. Sifatnya yang terkadang kekanak-kanakan mengingatkannya dengan seorang anak kecil yang tidak bisa lepas dari orang tuanya untuk beberapa saat. Senyumannya yang manis dan hangat bak sinar mentari kala fajar mampu melelehkan dirinya meskipun berada pada cuaca ekstrem, deret gigi putih itu juga mengingatkannya dengan warna kumpulan awan di cerahnya siang hari. Meski memiliki cara berjalan yang penuh kesombongan, entah mengapa ia bisa merasakan adanya percikan rasa percaya diri yang berbinar dari tubuhnya, juga ada sedikit perasaan yang membuat sesak ketika berada di sekitarnya.

"Draco itu ganteng," protes [Name]. Tentu saja, gadis itu akan selalu berpendirian kuat pada keyakinannya.

"Iya, ganteng," Ginny menimpal kalimat [Name] lalu menyeringai lebar. "kalo tidak dilihat."

'Jahat!' batin [Name] dengan geram.

 Merasa tersinggung, [Name] menyibakkan rambutnya dan semakin melipatkan tangan di atas dada dengan erat, membalikkan badannya dan memunggungi Ginny. Perhatiannya kemudian ia alihkan lagi kepada Draco dan kawanannya yang bergerak menjauh.

"You're so captivating, Malfoy," [Name] berbisik dengan sangat lirih, pandangannya masih terikat dengan insan tersebut sebelum pada akhirnya lenyap dari koridor sepenuhnya.

"So damn captivating..."

༘˚⋆𐙚。⋆𖦹.✧˚

✧˚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋆。‧˚ʚ🍓ɞ˚‧。⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋆。‧˚ʚ🍓ɞ˚‧。⋆

𝐁𝐄𝐄𝐏 !! 📞

𝐁𝐄𝐄𝐏 !! 📞

Haii! tentang cerita ini, bagaimana menurut kalian?

Boleh dong kasih saran untuk mengembangkan chapter selanjutnya:3

Ini pertama kalinya bikin series cerita pendek, jadi mohon maaf yaa jika ada kesalahan:(

𝐒𝐏𝐀𝐑𝐊𝐋𝐄! |ᴅʀᴀᴄᴏ ᴍᴀʟғᴏʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang