5

134 23 6
                                    

Saat ini Jose sedang kebingungan dan juga gelisah. Seharusnya ia sudah sampai rumah setidaknya 45 menit yang lalu.

Tapi apa boleh buat, kekasihnya sangat sulit dihubungi. Apalagi disini ia sendirian, keluarganya tak ada di kota tempatnya tinggal sekarang.

Suara gemuruh petir terdengar bising ditelinga Jose. Ia semakin khawatir, apalagi jalanan sepi.

Hanya satu kontak yang belum ia panggil karena rasa ragu yang luar biasa menyelimuti hati Jose.

Marco

Sekarang hampir pukul 11 malam dan jalanan perlahan mulai sepi. Ia lebih takut begal dan memberanikan diri menghubungi Marco.

"Ya, halo?"

"Hai Marco, ini aku Jose.. maaf aku menghubungimu sekarang. Apa kamu bisa membetulkan mobilku?"

"Kenapa dengan mobilmu?"

"Mobilku mogok, aku sudah disini hampir satu jam lamanya"

"Lokasi?"

"Persis didepan mall Indonesia"

"Oh, baiklah. Aku segera kesana. Tunggu ya"

"Baiklah, terima kasih"

Sepuluh menit menunggu, akhirnya sosok Marco yang ia tunggu datang.

Marco menyapa Jose yang nampak kelelahan sebelum memeriksa mobil milik Jose.

"Jose, ini boleh aku betulin dirumahku?"

"Eh? Kenapa nggak di bengkel?"

"Sebenarnya aku punya perkakasnya, err- seperti bengkel pribadi kecil lah intinya. Ini juga udah malem, bengkel langganan aku tutup semua"

"Baiklah, nggak apa-apa"

"Oke. Aku panggil mobil derek dulu ya. Lalu aku anter kamu pulang"

Mobil derek milik teman Marco akhirnya datang membawa mobil Jose menuju rumah Marco.

Sedangkan Jose kini bersiap naik motor milik Marco setelah memakai helm dan jaket milik Marco (lagi).

Marco membawa jaket karena ia menduga jika Jose tak akan membawa jaket, dan dugaannya benar.

Selama perjalanan, badan Jose menggigil hingga Marco merasakannya.

"Sorry ya, tapi kalau kamu pengen pegangan gapapa kok.. mungkin kamu ga terbiasa naik motor malem"

"B-bolehkah?"

"Boleh aja, motornya sampe geter hehe"

Wajah Jose memerah tipis, sungguh ia malu sekali. Akhirnya perlahan tangannya melingkari pinggang Marco dari belakang.

"Kamu masih tinggal ditempat yang sama kan?"

"Iya"

Hingga tiba saat mereka melewati jalanan yang penuh dengan lalu lalang orang yang makan di street food, mata Jose menangkap sosok kekasihnya yang sedang mesra mengecup punggung tangan seseorang.

Ia tak tau siapa karena orang itu posisi duduknya membelakangi Jose.

Karena amarah yang menyelimuti Jose, tangannya tanpa sadar mengepal erat. Marco dapat merasakannya dan berhenti sejenak dipinggir jalan.

"Are you ok?"

"Please move, Marco"

Marco menuruti permintaan Jose untuk melanjutkan perjalanannya.

Marco tak tuli untuk tak mendengar isakan dari bibir Jose. Ia pun berhenti sejenak dan melihat keadaan Jose.

"Hey, kamu kenapa nangis??"

TORMENTED • ChansunginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang