4

75 12 2
                                    

"Chris, aku mau nanya deh sama kamu"

"Iya, sayang? Kenapa?"

"Kemeja kamu...."

"Kenapa kemeja aku?"

"Besok aku mau lihat parfum kamu, bawa pulang deh"

"Kenapa sih? Kamu kok kelihatannya suka curiga sama aku?"

"Aku cuma mau tau, Chris. Nggak boleh kah?"

"Ya udah besok"

Jose melihat kepergian Chris begitu saja dari meja makan. Ia sebal, kenapa Chris akhir-akhir ini membuatnya overthinking.

Beberapa hari terakhir juga dirinya hanya dirumah saja, tak ada kegiatan selain memasak ataupun bersih-bersih.

Jose menghela nafasnya karena bosan. Tiba-tiba terbesit dibenaknya ia ingin pergi mencari jajanan di street food saja.

Karena malas, ia juga memilih menaiki taksi. Sesampainya disana, Jose mencari-cari jajanan yang ia incar. Akhirnya ketemu.

Ia mengantri dan membeli, lalu segera mencari tempat duduk yang kosong. Menyuapkan makanan ke mulutnya.

Jose berkeliling mencoba banyak makanan dan minuman hingga tak sadar waktu yang telah ia habiskan sudah lima jam lamanya. Ia berkelana mencari jajanan yang sangat enak-enak tersebut.

Jose mengecek ponselnya dan disana ada 3 panggilan tak terjawab juga pesan yang belum ia buka sebanyak lima pesan.

Ia kembali menghubungi Chris, ternyata kekasihnya itu sedang beristirahat dan sedang merokok.

Jose juga memesan ice chocolate mint. Tak terlalu manis dan pahit dari cokelatnya sangat Jose sukai.

Setelah setengah jam menghubungi, akhirnya terbesit pikiran Jose untuk memberitahu Chris tentang apa yang terjadi sebelumnya.

"Eh.. um.. Chris?"

"Ya?"

"Kamu inget Marco? Orang yang aku ceritain kapan hari?"

"Iya, inget. Kenapa? Ganggu kamu lagi?"

"No, Chris... jadi gini ceritanya.. aku minta maaf karena aku lupa cerita sama kamu. Karena aku masih mencerna semuanya"

"It's ok. Cerita aja"

"Marco itu kerja apa aja ternyata. Kemarin keran air rusak dan aku cari info tukang sih, ketemu satu nomor dan aku hubungi. Ternyata yang dateng Marco"

Chris menaikkan sebelah alisnya saat mendengar cerita Jose.

"Ini yang penting Chris... kemarin saat aku mau bayar jasanya, kamu tau? Si penguntit itu dateng! Dia ngintip dari samping rumah yang nggak aku pasang cctv!

Aku kejar dia sampe aku jatuh ke jalanan. Luka-lukaku juga yang ngobati si Marco, Chris"

Chris mengangguk-anggukan kepalanya. Sambil menghisap rokok kedua yang ia pegang.

"Jadi aku rasa penguntit itu bukan Marco"

"Ya.. who knows, sayang? Bisa aja komplotannya"

"Masa sih? Tapi aku nggak terlalu naruh curiga sama dia lagi. Dia baik"

"Oh ya? Kenapa kamu begitu yakin?", nada Chris terdengar seperti meremehkan.

"Entahlah, Chris.. tapi semoga Marco bukan orang jahat.. firasatku begitu"

"Hmm.. ya sudah, apapun yang terjadi, tolong kamu jaga diri disana ya? Kita disini cuma pendatang dan ga akan lama juga. Sebisa mungkin kamu pasang keamanan, kalau butuh apa-apa langsung hubungi aku, ok?"

TORMENTED • ChansunginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang