❗Tandai Typo dan terus Votmen❗
"Pak, bangun," kata Devi yang sudah selesai untuku menyiapkan sarapan pagi ini.
Iya, Devi yang menyiapkan, padahal maid yang lain banyak, tapi katanya, "Gapapa Bik, mukai sekarang urusan masak untuk Devi, Pak Afan dan Fanya biar Devi aja yang siapkan, untuk urusan kamar kami juga biar Devi aja ya," begitu kata-nya. Yang mau tidak mau mereka semua pun hanya meng-iya kan ucapan Nyonya baru-nya itu.
"Hm," sahut Afan setengah sadar
"Bangun Pak, saya sudah siap-kan sarapan dan baju untuk hari ini," jelas Devi
Ia memandangi wajah tampan atasan-nya yang kini sudah SAH menjadi suami-nya secara agama maupun negara. Bahkan untuk alasan mengapa ia bisa di jadikan istri SAH sekaligus ibu sambung untuk Fanya ia tak tau. Yang ia tau hanya saat diri-nya di lamar oleh Afan dan beberapa bulan kemudian langsung di nikah-kan.
Dengan Sikap Afan yang sedingin Kutub Utara, tegas, dan irit bicara itu harus ia prosesi perlahan-lahan. Pria dengan bernama lengkap, Afan Gibrana Khadafy yang sudah menginjak umur 33 tahun itu sudah menjadi suami-nya? Yang dari atasan kerja-nya kini menjadi suami-nya? Memang, takdir tidak bisa di tebak.
"Hmm," Afan pun langsung meliuk dan merenggangkan otot-otot nya lalu duduk
"Eh, ini handuk-nya Pak," Devi memberikan Handuk berwarna Biru Navy itu kepada Afan yang langsung di ambil oleh Afan.
"Yasudah, saya ke luar dulu Pak, mau melihat Fanya," katany yang hanya diangguki oleh Afan.
-- DeFan --
"Morning Princess Papa," sapa Afan yang baru menuruni tangga dan langsung melakukan ritual-nya setiap pagi, mengecupi Pipi, dan Kening Fanya.
"Olning To Papa," sapa balik gadis kecil itu
"Wish, makan apa ni?" tanya Afan, "Makan Puding Papa," sahut Devi
"Mam uding Papa," ucap-nya menirukan gaya ucapan Devi sambil menunjuk Puding coklat favorit-nya.
"Wih, bagi donggg," Devi pun memotongi Puding coklat itu, "Nih, kasih ke Papa sayang," kata Devi menuntun tangan kecil itu untuk memasukan puding ke dalam mulut Afan. "Aaaaa"
"Mmm, Enakk!" seru Afan mengacak rambut sang anak.
"Hari ini kita pergi jalan ya, ke Mall," ucap Afan tiba-tiba, "Hm? Mall? Ngapain Pak?" tanya Devi
"Kita belanja untuk kamu, Fanya, dan Keperluan Rumah lainnya yang sudah habis," jelas Afan memasuki sandwich ke dalam mulut-nya.
"Oh, iya baik Pak," jawab Devi, kembali memakan sarapan-nya.
-- DeFan --
"Beneran ga mau beli apapun?" tanya Afan, yang lagi-lagi di balas gelengan kepala oleh Devi, "Iya Pak, sudah Sebelas Kali Bapak nanya itu mulu ke Saya," jengah Devi
"Kamu juga saya tanya Sebelas Kali balasan-nya tidak mulu," kata Afan, "Ya memang saya tidak mau! Kalau mau saya pasti jawab," kata Devi
"Yasudah, saya yang belikan saja berarti," Keukeh Afan, "E-eh Pak! Aduhhh, Pak Afan!" teriak Devi mengejar Afan.
"Sudah, kamu tinggal nurut aja susah banget?!" geram Afan, jeda riga detik, "Cepat, pilih pakaian yang menarik bagi kamu! Tidak ada penolakan, Devi." kata-nya yang hanya di turuti Devi saja.
Sedang Fanya yang sedari tadi hanya diam di gendong-an sang Papa mengernyit kala melihat wajah Bunda-nya cemberut, "Papa, Nda napa?" tanya-nya memiring-kan kepala-nya.
Afan ter-senyum, "Gapapa sayang," jawab-nya yang diangguki oleh Fanya.
Beberapa menit menunggu Devi memilih pakaian yang akan di beli, kini akhirnya selesai, tinggal membeli baju untuk gadis kecil ini saja yang berada di pojok dalam.
"Eh! Ada baju couple!" seru Devi saat melihat tiga patung yang menampilkan baju berwarna Putih-Abu itu.
"Pak, ukuran baju Bapak XL kan ya?" tanya Devi, "Iya, kenapa?"
"Ini, saya beli baju couple ini ya?" tanya-nya, Afan tersenyum dean mengangguk
Dulu saat ia masih bersama mantan istri-nya, selalu ia yang mengajak membelikan baju couple, namun di tolak mentah-mentah. Kini malah bergantian, Devi yang mengajak Couple-an baju dengan Fanya sekaligus.
"Ambil lagi saja yang Couple seperti ini," kata Afan
"Oke," sahut Devi, lalu, "Mbak!"
"Iya Bu?" tanya si pelayan menatap ramah kepada Afan dan Devi, "Eum ini, baju couple yang kaya gini tapi beda model ada gak ya?" tanya Devi
"Oh ada, mari," ajak si pelayan menuju rak baju couple keluarga itu
"Ini, banyak pilihan-nya" kata si pelayan
"Wih, Fanya mau sayang yang ini?" tanya Devi kepada Fanya, "Au au! Itu, itu!" seru-nya.
"Iya-iyaa, nih, Bunda ambil!" balas Devi.
Setelah sekian lama memilih-milih pakaian dan keperluan rumah lain-nya, kini mereka sudah sampai di toko Ice Cream langganan Fanya, yang ternyata juga langganan Devi.
"Hahaa, iya Mbak. Aku sama Pak Afan baru aja kemarin nikah-nya," kata Devi tersenyum
"Masyaallah, semoga sakinah mawadah warahmah ya Mbak Devi, kalian memang serasi," ucap pelayan itu, panggil sata Meta.
"Masyaallah, aamiin, terimakasih Mbak,"
"Yasudah ini jadi pesan tidak nih?" canda Meta di akhiri kekehan oleh ke dua-nya
"Aku mau yang Oreo dua ya, buat Fanya-euumm-ini aja deh, Vanila coklat." kata Devi, "Oke, silahkan di tunggu." kata Meta dan di angguki oleh Devi
Devi pun berjalan ke arah Afan dan Fanya yang tengah bercanda, "Pak, saya pesanin Bapak ice cream rasa Oreo, dan Fanya Vanila Coklat" ucap Devi
"Iya," sahut Afan, setelah-nya pun mereka bercanda bersama, tertawa bersama, dan bahkan sesekali menjahili Fanya hingga gadis kecil itu memanyunkan bibir-nya.
Benar-benar vibes Keluarga cemara bangett🥹🥹
"Permisi, pesanan datang!" seru Meta yang datang dengan nampan berisi 3 ice cream itu
"Eh, makasi Mbak" sahut Devi, "Iya, yaudah kalau gitu aku masuk yah, bye, enjoy!" kata Meta lalu berlelang pergi dari meja pelanggan.
-- DeFan --

KAMU SEDANG MEMBACA
DeFan [End]
Fiksi RemajaVOTMEN! FOLLOW! VOTMEN! FOLLOW! TYSM>_<3 "Saya terima nikah dan kawin-nya Serly Aldara Sridevi binti Rahadi Viel Atmaja dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar Rp 200.000.000 di bayar tunai!" "Pak," panggil Devi, Afan menoleh...