"Semenyeramkan apa pun setan, nyatanya manusia lebih menyeramkan"
–Raka Axnera>^<
"Kamu ini kemana aja hah?! Di tungguin di ruang kepala sekolah dari tadi, tau-taunya ada di kantin!"
Haikal memutar matanya dengan malas. "Iya, maaf, Haikal salah," balas Haikal dengan acuh.
Pria itu menggelengkan kepalanya dengan pasrah, dia tau anak ini tidak meminta maaf secara ikhlas. Liam Dirtandara, ayah kandung dari Haikal dan ayah tiri dari Ratna.
Raka dan Arvan saling melirik satu dengan yang lain, lalu kembali melihat ke arah Haikal dan pria itu.
"Dia ayahnya Haikal?" batin Raka.
Liam menatap malas Haikal, lalu ia tak sengaja saling bertatapan dengan Raka, namun Raka terlebih dahulu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Mata Liam menyipit, ia merasa penasaran dengan Raka.
Jadi, dengan teganya Liam mendorong Haikal dengan kuat sampai Haikal hampir terjatuh lalu ia mendekat ke arah Raka.
Haikal mendengus pelan lalu ikut mendekati Raka dari belakang Liam. Sedangkan Raka yang di dekati merasa bingung.
"Apa?" tanya Raka saat Liam sudah di depannya.
"Kamu itu te—"
"Saya manusia om," potong Raka.
"Kamu yakin?" tanya Liam dan Raka mengangguk.
"Jika kamu manusia, lalu kenapa wajahmu hitam seperti itu? Apa kamu baru saja melakukan kejahilan?" tanya Liam sambil menunjuk muka Raka.
Raka seketika baru ingat jika wajahnya masih hitam. Raka menatap Haikal dan Arvan secara bergantian, tapi yang di tatap itu justru memalingkan wajahnya sambil terkekeh pelan.
"KENAPA KALIAN BERDUA GAK NGINGETIN GUE?!" pekik Raka dengan kesal.
***
"Apa benar itu dia? Tapi kenapa dia menutupi rupa aslinya dengan kacamata jelek itu?" gumam seorang pemuda, dia menatap Raka dari kejauhan.
Pemuda itu tersenyum smirk sejenak, jika seperti ini dia semakin tertarik dengan Raka. Namun, ada perasaan kesal saat dia melihat Raka dengan tiga orang itu.
Pemuda itu terus menatap Raka sampai Raka pergi dari sana, lalu pemuda itu juga pergi dari situ.
***
Haikal menatap ke arah Arvan, lalu matanya tak sengaja melihat seorang pemuda yang berjalan menjauh dari kantin.
"Siapa itu? Dan kenapa dia pergi begitu saja?" batin Haikal dengan sedikit bingung.
***
"Nah! Kalau gini kan jadi bersih," ucap Raka. Raka pergi ke toilet yang tidak terlalu jauh dari kantin, lalu membersihkan wajahnya di wastafel yang berada di toilet itu.
Seseorang senepuk pundak Raka sejenak, hal itu membuat Raka langsung berbalik ke arah orang itu dan menatap orang yang menepuk pundaknya itu.
Orang itu dengan tersenyum menyapa Raka dengan ramah, "Hai," sapa orang itu.
"Ha–hai juga," sapa balik Raka dengan sedikit gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ketua Mafia
Random[Hiatus] Katanya ketua mafia itu dingin ya? Tapi kok Raki, si ketua mafia satu ini justru gak dingin? Tidak ada sifat dingin di dalam seorang Raki Damian Argantara, yang ada tuh sifat atau sikap di luar nalar, aneh kan? Jika di tanya bagaimana Raki...