"Diri mu terlalu nyaman di dunia mimpi sampai lupa untuk bangun dari mimpi itu"
-Seana Azriella (Author)>^<
"Di mana lagi dah gue?"
Raki berjalan ke depan tanpa tahu arah tujuannya, karena saat ini Raki sadar dirinya berada di alam mimpi.
Raki terus berjalan ke depan sampai ia melihat sebuah pohon besar yang sudah kering, Raki yang merasa penasaran pada pohon kering itu pun berjalan ke pohon tersebut.
Di dekat pohon itu, Raki melihat dua batu nisan. Saat mendekat ke batu nisan itu, Raki di buat terkejut dengan nama yang ada di salah satu batu nisan itu.
Raki Damian Argantara, nama yang sangat jelas berada di salah satu dari dua batu nisan itu, dan saat Raki melihat ke batu nisan di dekat batu nisan miliknya itu tertulis nama Raka Axnera.
"Apa-apaan ini semua?!" jerit Raki yang merasa kebingungan. Ia merasa tak mungkin hanya karena dirinya menabrak tembok sampai kepala depannya berdarah justru harus mati.
"Ini semua kenyataannya." Raki ingin menoleh ke arah sumber suara yang berada di belakangnya, namun tidak tahu kenapa tiba-tiba saja tubuhnya terasa kaku tak bisa di gerakkan.
"Terima saja kenyataan ini, dan ingatlah aku adalah kamu, dan kamu adalah aku. Kita sama, namun cara mereka memperlakukan kita sangatlah berbeda," bisik seseorang yang berada di belakang Raki.
Raki yang tak bisa bergerak pun hanya mempu mengumpati orang yang membisikinya ini.
"Bangsat lah! Gue ketindihan ya kok kagak bisa gerak?! Eh, tapikan ini mimpi goblok!" batin Raki.
Saat sosok itu menghilang, Raki pun bisa menggerakkan dirinya kembali. Raki langsung berbalik ke sumber suara tadi, namub sialnya tak ada siapa pun. "Ck, sialan, siapa tadi yang bisikin gue? Dan apa maksudnya kita sama? Apa gue punya kembaran? Tapi inikan dunia novel, gak mungkin gue punya kembaran," batin Raki.
***
"Sudah ku bilang untuk berhati-hati saat mengikuti musuh dari jalur udara."
"Aku tidak peduli! Gara-gara mereka Raki mati, dan Candra harus di hukum oleh Satria! Jika seandainya saat itu mereka tidak sengaja menghambat mobil yang mengantar Raki ke rumah sakit pasti sekarang Raki akan tetap di sisi ku!"
Pria yang mengobati sahabatnya itu menghela napas pelan. Depandra Artya, seorang pria yang dulu pernah di selamatkan oleh Raki dari profesor gila saat mereka masih duduk di bangku SMA.
Depan adalah mantan pasien eksperimen dari profesor gila yang berniat mengubah Depan menjadi burung yang besar dari pada burung pada umumnya. Saat itu Depan kaki Depan akan di beri cairan aneh oleh profesor gila itu, namun gagal karena Candra dan Raki yang terjatuh dari ventilasi yang ada di atas, lalu terjatuh tepat pada kepala profesor itu dan menyebabkan cairan anehh itu tertindih oleh profesor itu.
Setelah hal tak terduga itu, Raki dan Candra membawa Depan ke mansion Raki. Dari banyaknya sahabat Raki, hanya dirinya dan Candra lah yang paling dekat dengan Depan, walau dulu Depan sempat tak ingin berteman apa lagi bersahabat dengan Raki dan Candra karena kelakuan dua orang itu yang terkadang di luar nalar.
Apa lagi Raki yang terkadang suka meminta Depan untuk terbang ke pohon kelapa guna mengambil kelapa, ya terbang. Depan memang bisa terbang karena profesor gila itu membuat Depan memiliki sayap besar layaknya burung, namun lebih besar dari pada burung pada umumnya atau burung yang normal.
"Sabarlah Depan, aku yakin Candra tidak akan di hukum terlalu berat oleh Satria."
Depan, dia terlihat sangat marah, bahkan rasa sakit di sayapnya itu tidak sebanding dengan emosinya sekarang, "Bohong! Kau pikir aku tidak tau bagaimana perilaku Satria ketika Candra gagal membuat Raki terluka hah?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/375423072-288-k834983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ketua Mafia
Разное[Hiatus] Katanya ketua mafia itu dingin ya? Tapi kok Raki, si ketua mafia satu ini justru gak dingin? Tidak ada sifat dingin di dalam seorang Raki Damian Argantara, yang ada tuh sifat atau sikap di luar nalar, aneh kan? Jika di tanya bagaimana Raki...