"Kematian tidak pernah memandang umur apa lagi kasta, jadi sebelum kematian menghampirimu, sebaiknya kamu memperbanyak berbuat baik"
-Seana Azriella (author)>^<
"Ini wajahnya kok hampir sama kayak muka gue anjir?!"
Terkejut? Jelas! Raki tak menyangka jika wajah pemilik tubuh ini hampir sama dengan dirinya dulu, yang membedakan hanya panjang rambutnnya, dan warna matanya.
Rambut Raki dulu panjang seleher dan warna matanya coklat gelap, sedangkan pemilik tubuh ini memiliki rambut pendek dan warna mata coklat terang.
"Wah, kembaran gue ini pasti. Lagian bedanya tipis gini, kalau semisalnya dunia gue ama ini figuran sama pasti bakalan banyak yang ngira kami anak kembar nih," ucap Raki.
Brak
Raki menoleh ke arah pintunya yang di dobrak oleh seorang pemuda, pemuda itu tampak panik.
"Raka! Kamu gak apa-apakan?!" Pemuda itu menghampiri Raki yang berada di depan cermin.
"Iya, aku gak kenapa-napa kok," jawab Raki.
Tentang tubuh yang di tempati Raki ini memiliki nama yaitu, Raka Axnera. Axnera bukanlah marga, melainkan hanya nama tengah, Raki awalnya pikir jika figuran ini hanyalah orang biasa saja karena tidak memiliki marga sama sekali, namun yang menjadi keanehannya adalah.
Kenapa figuran ini bisa masuk ke sekolah elit? Bahkan dia saja tidak pintar, jadi tidak mungkin kan jika masuk lewat jalur beasiswa, kecuali masuk lewat jalur uang, tapi tubuh yang di tempati Raki ini tak memiliki orang tua sama sekali di ceritanya.
"Semuanya aneh, apa karena ini ya gue masuk ke tubuh ni bocah?" batin Raki.
"Raka!"
Raki tersadar dari lamunannya, dan menatap pemuda itu dengan bingung. "Ken-"
"Udah abang bilang jangan lukai diri kamu sendiri lagi! Kalau kamu ada masalah tuh bilang sama abang bukan malah kayak gini!" potong pemuda itu yang ternyata sudah memegang tangan Raki, mungkin saat Raki melamun tadi.
Raki sih hanya mengangguk angguk saja, karena kan bukan dia yang melukai tubuh ini, tapi pemilik tubuh ini sendiri yang melukai dirinya.
"Kayaknya gue harus cosplay nih jadi si Raka mulai sekarang, tapi gue bakalan tetap jadi diri sendiri. Toh, gue ogah banget kalau harus di bully, mending gue yang bully," batin Raki.
"Iya bang, maaf. Raka lupa hehe," balas Raka sambil cengengesan.
Pemuda itu menghela napas sabar. "Jangan di ulangi lagi! Awas aja nanti kalau ketauan abang!" Raka lagi dan lagi hanya mengangguk angguk saja.
"Kamu duduk dulu di kasur, abang mau ambil kotak obat dulu," Pemuda itu langsung berjalan pergi setelah mengucapkan hal itu pada Raka, Raka menurut untuk duduk di tepi kasur sambil menunggu pemuda itu.
"Cowok tadi si Haikal kan ya? Kasihan banget antagonis kesayangan gue nanti harus mati di tangan si protagonis lakik sialan itu," gumam Raka sambil menatap tanganya yang memiliki bekas goresan itu.
Haikal Zaxta Dirdantara, seorang antagonis di novel yang Raki baca saat sebelum bertransmigrasi. Haikal bukan lah kakak laki-laki Raka, hanya saja Haikal sudah menganggap Raka sebagai saudaranya, walau Haikal sendiri memiliki adik tiri perempuan.
Haikal juga satu tahun di atas Raka, jadi karena itu Raka memanggil Haikal 'abang'.
"Lama ya nunggunya?" Haikal datang dengan membawa kotak obat di tangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/375423072-288-k834983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ketua Mafia
Random[Hiatus] Katanya ketua mafia itu dingin ya? Tapi kok Raki, si ketua mafia satu ini justru gak dingin? Tidak ada sifat dingin di dalam seorang Raki Damian Argantara, yang ada tuh sifat atau sikap di luar nalar, aneh kan? Jika di tanya bagaimana Raki...