Pengorbanan Ecid

0 0 0
                                    

Dice dan Valens terperangah ketika mendengar pernyataan Ecid di sela-sela pertarungan. Suara Ecid bergetar, penuh dengan rasa sakit yang mendalam. "Dulu, aku adalah bagian dari mereka... bagian dari enam sosok yang memiliki kekuatan besar," ucapnya dengan mata yang memancarkan kesedihan yang tak terucapkan. "Aku adalah sosok keenam, sosok yang seharusnya menjaga keseimbangan kekuatan kami."

Ecid berhenti sejenak, menarik napas dalam sebelum melanjutkan. “Tapi mereka... mereka mengkhianatiku. Mereka menyisihkan dan meninggalkanku begitu saja setelah memutuskan aku tidak lagi dibutuhkan dalam rencana besar mereka.” Ada penyesalan yang jelas di wajahnya. “Aku dipaksa meninggalkan identitasku dan hidup dalam bayang-bayang, hanya sebagai bagian kelam dari dirimu, Dice.”

Perlahan-lahan Dice mulai mengerti. Ecid bukan hanya bayangan dalam dirinya; dia adalah seseorang yang memiliki tujuan dan kehendak yang dulu terikat oleh pengkhianatan. Perkataan Ecid membuat Dice tersadar akan kompleksitas situasi yang dihadapi. Mereka tak hanya menghadapi ancaman dari luar, tapi juga dari sosok-sosok yang pernah saling terikat dalam kesetiaan yang kini tercerai-berai.

Sementara itu, Sosok 4 hanya menatap mereka dengan tatapan dingin yang penuh kesombongan. Sosok berjubah ungu itu, yang dikelilingi oleh kabut ilusi, berdiri di hadapan mereka seakan menikmati setiap detik dari kebingungan yang melanda Dice dan Valens. Sosok 4 mulai tertawa kecil, suaranya menggema dengan nada yang menyeramkan, “Ah, jadi kau masih menyimpan dendam itu, Ecid? Sepertinya kau belum benar-benar melupakan masa lalumu.”

Namun, kali ini Ecid sudah memutuskan. Ia tidak akan membiarkan rasa sakit dan dendam menguasainya lagi. Dengan tekad yang membara, Ecid mengangkat tangannya, mengerahkan kekuatan yang selama ini hanya dipendam. Kekuatan gelap yang begitu besar menyelimuti dirinya, melepaskan energi yang semakin menekan ilusi-ilusi di sekitar mereka.

Ecid menatap Dice dan Valens dengan pandangan tegas. “Kalian berdua, pergi. Aku akan mengurus ini.”

Dice ingin protes, namun Ecid menyela sebelum Dice sempat membuka mulut. “Biarkan aku menebus kesalahanku. Ini adalah tugasku, satu-satunya cara bagiku untuk memperbaiki semua yang telah kulakukan.”

Valens menatap Ecid sejenak, menyadari kesungguhan di balik kata-katanya. Mereka berdua mengangguk, menerima keputusan Ecid untuk menghadapi Sosok 4 sendirian. Namun, Dice merasa berat untuk meninggalkan Ecid, bagian dari dirinya yang telah lama mengikutinya, bahkan dalam ketidaksadaran.

Mereka berdua mundur perlahan, memperhatikan Ecid yang berdiri kokoh dengan aura kegelapan yang semakin intens. Sosok 4 tampak terganggu oleh energi besar yang terpancar dari Ecid, namun ia tidak menunjukkan ketakutan. "Kau tidak akan bisa mengalahkanku, Ecid!" katanya penuh keyakinan.

Ecid hanya tersenyum tipis, mengangkat kedua tangannya dan menatap Sosok 4 dengan tatapan penuh tekad. “Ini bukan hanya untukku, tapi juga untuk mereka yang telah kau hancurkan. Aku tidak lagi ingin menjadi bagian dari kegelapanmu.”

Ecid menyerang dengan kekuatan maksimal, mengerahkan semua energi yang dimilikinya. Serangan gelapnya menghantam ilusi-ilusi di sekitar Sosok 4, membuat kabut di sekitarnya menghilang perlahan. Sosok 4 mulai merasa terpojok, dan untuk pertama kalinya, terlihat ekspresi ketakutan di wajahnya. Namun, dia tidak menyerah. Dengan kekuatan yang tersisa, Sosok 4 mulai memunculkan ilusi baru, makhluk-makhluk yang lebih besar dan lebih kuat.

Ecid tidak mundur. Setiap serangan dan kekuatan ilusi yang dikirimkan oleh Sosok 4, ia hadapi dengan seluruh kekuatannya. Pertarungan sengit itu berlangsung dengan intensitas yang luar biasa, hingga akhirnya, dengan teriakan penuh kemenangan, Ecid berhasil menghancurkan semua ilusi dan menyerang langsung ke arah Sosok 4.

Namun, di saat-saat terakhir, Ecid merasakan kekuatannya mulai melemah. Dengan sisa energi yang ada, ia melakukan serangan terakhir, menembus ilusi dan berhasil mengalahkan Sosok 4. Kabut mulai memudar, memperlihatkan sosok asli di balik jubah ungu itu.

Dice dan Valens, yang menyaksikan dari kejauhan, terkejut saat melihat wajah Profesor Zergia. Salah satu profesor terkuat di Akademi Ardura yang menghilang secara misterius kini berdiri di hadapan mereka sebagai Sosok 4.

Namun, tubuh Ecid semakin lemah. Dengan napas yang tersisa, dia menatap Dice dan Valens untuk terakhir kalinya. “Aku telah menebus kesalahanku,” ucapnya lirih sebelum akhirnya menghilang dalam kabut hitam, meninggalkan Dice dan Valens yang tercengang dan penuh dengan berbagai pertanyaan.

Dice dan Valens berdiri terpaku, tak sepenuhnya mampu memahami apa yang baru saja terjadi. Sosok Ecid—sosok yang selama ini hanya mereka anggap bayangan gelap dalam diri Dice—baru saja berkorban untuk menyelamatkan mereka dari Profesor Zergia. Sosok yang ternyata memiliki masa lalu yang rumit dan terikat dalam rencana kelam kelima sosok misterius, kini lenyap setelah mengalahkan musuh yang begitu kuat.

Valens menggenggam bahu Dice, mencoba membangunkannya dari keterkejutan. "Dice, kita harus segera pergi. Keberadaan kita di sini mungkin sudah diketahui mereka."

Dice mengangguk, namun tatapannya masih kosong, terbebani oleh pengorbanan Ecid. "Aku tidak pernah berpikir bahwa Ecid memiliki kehidupan sendiri... Dan sekarang dia telah hilang begitu saja."

Valens menatap Dice, berusaha memberikan ketenangan. “Ecid telah melakukan yang terbaik untuk kita. Sekarang kita harus memastikan bahwa pengorbanannya tidak sia-sia. Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang Zergia dan alasan mengapa ia bergabung dengan sosok-sosok lainnya.”

Mereka berdua mulai melangkah pergi, berjalan hati-hati di lorong akademi yang sepi, menyadari ancaman yang terus mengintai. Namun, Dice merasa ada sesuatu yang tertinggal dari Ecid, seolah sebagian dari kekuatannya masih mengalir dalam dirinya, sebuah kekuatan yang mungkin bisa membantu mereka di pertarungan mendatang.

Setelah keluar dari ruangan, mereka menuju ke ruang pertemuan untuk bertemu dengan teman-teman mereka, Eldszar, Heiga, dan Rizcu. Di sana, mereka menceritakan apa yang baru saja terjadi, tentang Ecid yang mengorbankan dirinya untuk melindungi mereka, serta keterlibatan Profesor Zergia dalam konspirasi kelam ini.

Eldszar mengernyit, memikirkan informasi baru yang mereka bawa. "Jika Profesor Zergia benar-benar sosok 4, maka kita berurusan dengan sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang kita duga sebelumnya. Mereka bukan sekadar individu kuat; mereka adalah ancaman yang terorganisir dan licik."

Rizcu menghela napas, tatapannya tajam dan penuh tekad. "Kita tidak bisa terus-menerus menghindar. Sudah saatnya kita merencanakan strategi untuk menghadapi mereka, terutama dengan tiga sosok lainnya yang belum kita ketahui sepenuhnya."

Heiga menambahkan, "Dan kita harus berhati-hati. Jika salah satu profesor bisa terlibat dengan mereka, bukan tidak mungkin ada yang lainnya juga."

Mereka bertukar pandang, keseriusan terlihat di wajah masing-masing. Mereka tahu bahwa pertempuran ini belum selesai, dan masih ada banyak hal yang harus mereka lakukan untuk melindungi akademi. Namun, dalam benak Dice, pengorbanan Ecid terus terngiang, menjadi pengingat akan besarnya ancaman yang mereka hadapi dan betapa berharganya persahabatan dan kepercayaan yang telah mereka bangun selama ini.

Pertemuan itu berakhir dengan kesepakatan mereka untuk saling melindungi, menghadapi apapun yang akan datang. Dice menghela napas, merasakan campuran antara kesedihan dan tekad baru yang membara. Mereka akan melanjutkan perjuangan ini, dan apapun yang terjadi, mereka akan memastikan bahwa pengorbanan Ecid tidak sia-sia.

Master of DiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang