Awal pertemuan juga awal dari
Tumbuh rasaBerdiri Kerajaan gentala yang berada di dalam hutan yang sangat indah,di kelilingi oleh tujuh mata air dan 8 taman bunga mawar dan sebagainya.
"Tuan ini sudah saya siapkan peralatan untuk tuan berburu"ucap pengawal di depan pintu kamar yang lumayan besar dan tinggi.
"Iya, nanti saya dan pengeran Jendra akan keluar"jawab seseorang dari dalam kamar tersebut.tak selang beberapa menit pengawal itu pergi, seseorang keluar dari kamar tersebut.
Ya itu adalah pengeran sadipta putra mahkota di kerajaan gentala, putra sulung dari raja Sadewa dan ratu senja.
"Jendra cepet lah,hari sudah mulai sore, bahaya kalau kita berburu di malam hari"ucap sadipta pada Jendra yang sedang menunggu kuda nya di keluarkan dari kandang.
"Ayo"ajak Jendra yang sudah menunggangi kuda nya, mereka pun langsung pergi ke arah hutan dekat kerjaan gentala.
Mereka berburu sudah sangat lama di dalam hutan, hari juga sudah mulai gelap saat nya mereka pulang ke kerajaan,saat perjalanan pulang sadipta mendengar suara tangisan seseorang di balik pohon yang ada di sebelah nya, sadipta pun menyuruh Jendra untuk berhenti dan turun dari kuda nya.
Mereka mulai mencari di mana asal suara tangisan tersebut, tepat di belakang pohon yang ada di pinggir Jendra asal suara tersebut, sadipta pun langsung saja mendekat ke arah pohon tersebut.
"Hi tuan mengapa kau menangis, rumah mu di mana"tanya sadipta pada seorang pria cantik yang menangis di bawah pohon.
"Siapa nama tuan, biar kami antar tuan pulang"tanya Jendra pada pria cantik tersebut.
"Nama saya yusha"jawab yusha yang setengah sesenggukan.
"Hi yusha, saya pengeran sadipta dan ini adik saya pengeran Jendra,apa boleh tau tempat tinggal yusha"tanya sadipta serta memperkenalkan dirinya dan juga Jendra pada yusha.
"Aku tinggal di kerajaan peri Rajendra,saya tidak ingin pulang kesana,saya takut di pukul ayah"kata yusha yang membuat sadipta dan Jendra bingung.
"Kenapa yusha tidak ingin pulang kesana?"tanya Jendra.
"Saya di buang oleh ayah karena saya cacat."jawab yusha menjawab pertanyaan dari Jendra.
"Apakah karena kamu tidak mempunyai sayap peri, kalau begitu yusha ikut kita ke kerajaan gentala"ajak sadipta mengajak yusha pulang ke kerajaannya.
"Yusha duduk di depan saya yg di belakang, kalau yusha mengantuk Yusha boleh tidur di dada saya"ucap sadipta pada yusha.
Mereka pun menpacu kuda mereka menuju kerajaan gentala, yusha yang merasa ngantuk pun tertidur di dada sadipta, sadipta yang melihat yusha tidur pun mendekap tubuh yusha agar tidak terjatuh.
Saat mereka sudah sampai di depan gerbang kerajaan gentala Jendra turun dan menuntun kuda nya sendiri
Sedangkan sadipta membopong tubuh yusha yang masih tidur di dekapan nya,ia pun langsung membawa masuk ke dalam kamar nya yang luas tersebut.
"Pengeran dia siapa"tanya senja ibu sadipta yang masuk ke dalam kamar anaknya itu.
"Bunda,dia yusha teman sadipta,dia dari kerajaan peri Rajendra"jawab sadipta pada bundanya yang masih bingung.
"Dia peri,kenapa kamu bawa pulang"tanya senja lagi.
"Dia di buang sama ayahnya Bun,jadi boleh ya dia nginep di sini dulu untuk sementara waktu"mohon sadipta pada senja.
"Boleh kata siapa gak boleh,tadi raja udah tau kok dari pengeran Jendra"ucap senja pada sadipta, hembusan lega pun keluar dari mulut sadipta.
Senja keluar dari kamar anak sulung nya itu, sekarang tinggal sadipta dan yusha yang ada di dalam kamar tersebut.
"Cantik"gumam sadipta.
"Sadipta,Lo beda dunia sama dia,Lo manusia dia peri"batin sadipta.
Wujud yang sama namun beda dunia,itu halangan untuk jatuh cinta dengan seorang peri cantik yang mempunyai kekurangan namun juga mempunyai kelebihan.
Hi,huhu cinta beda dunia guys,ya nanti aja end gimana.
Oh ya kalo ada yang salah boleh kasi tau di komentar ya,tapi ingat yang sopan.
Ok segitu dulu lanjut besok bubu👍👋🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
peri cinta|| sadipta & yusha [SIYU/yusion]
Fantasíaantara cinta dua dunia, awas baper dan salting kalian waspada aja, peringatan isi cerita nya campur aduk, emosi iya salting iya dan di sadar kan bahwa dunia punya norma. Sedikit ambil referensi dari cerita aku yang di akun sebelah/pertama yang ceri...