ERINE: 16

4.1K 218 6
                                    

••••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••••••


Oline mengangkat tubuh Erine dengan cepat, berlari dengan terburu-buru menuju UKS. Namun, di tengah jalan, seseorang tanpa sengaja menabrak Oline, membuat tubuhnya terhuyung ke samping. Kacamata pria itu terjatuh, dan dia dengan terburu-buru memungutnya, sambil berusaha menenangkan diri.

Oline menatapnya dengan mata menyala, mengenali pria itu. "Lo?" Suaranya tajam, penuh kekesalan. Tak butuh waktu lama, pandangannya bertemu dengan mata pria itu. Pandangan tajam yang penuh amarah saling bertaut. Beberapa detik kemudian, pria itu menunduk, merasa canggung. Ia segera membetulkan kacamata yang terjatuh, berusaha menghindari tatapan Oline.

"Maaf, Lin. Tadi saya buru-buru banget," kata pria itu, suaranya terdengar lebih rendah. "Sekali lagi, maaf ya."

Oline masih kesal. "Hati-hati dong, Kak! Jangan asal jalan aja! Gue sama pacar gue hampir aja jatuh!" Suaranya lebih tinggi, penuh emosi. "Kacamata lo, masih bisa lihat dengan jelas, kan? Atau mau gue beliin yang baru? Supaya kejadian kayak gini nggak akan terulang lagi."

Laki-laki jangkung itu menahan amarahnya, meski sedikit tersinggung. Dia menggertakkan rahangnya, tapi memilih untuk tetap tenang. "Sekali lagi maaf, Lin," katanya, kemudian berjalan menjauh.

Oline hanya bisa mendengus kesal, tetapi saat itu, suara lemah Erine terdengar memanggilnya. "Line..." Oline langsung menoleh, wajah Erine yang semakin pucat membuat hatinya gelisah. Tanpa banyak bicara, Oline segera berlari, membawanya menuju UKS.

Beralih pada kelas 11F2, seorang gadis dengan penampilan seperti anggota geng motor baru saja memasuki kelas. Regie yang sedang duduk di tempatnya, tertegun melihat gadis itu. Matanya hampir tak percaya, dan tangannya reflek menepuk pipi berulang kali, memastikan bahwa apa yang dilihatnya bukanlah halusinasi.

Gadis itu tersenyum lebar, kemudian berjalan menuju meja tempat Regie duduk. Regie merasa kakinya bergetar, dan dalam hatinya, ia terus memanggil nama Oline, berharap sahabatnya itu muncul untuk menyelamatkan situasi.

Di meja lain, tepat di barisan keempat, Delyn juga terkejut. "Dia? Ngapain di sini?" pikirnya dalam hati, mengamati kedatangan gadis itu.

Lily, yang baru saja bergabung kembali ke kelas, menepuk bahu Regie dan berkata dengan santai, "Kok kaget gitu, Gie? Gue balik lagi ke sekolah ini, lo harusnya seneng dong. Dulu kan gue bagian dari temen-temen lo."

Regie mengeluarkan tawa kecil, lalu berdiri dan memeluk Lily dengan hangat. Beberapa detik mereka berpelukan, sampai akhirnya Lily merenggangkan pelukan dan mencari kursi kosong untuk duduk.

"Ini tempat paling strategis buat mantau gerak-gerik Oline, sesuai permintaan Papa," gumam Lily pelan, matanya menyapu ruang kelas, fokus pada kursi kosong di depan yang biasa ditempati Oline.

Delyn, yang mendengar percakapan mereka, menaruh ponselnya di dalam saku rok dengan tenang, lalu berkata, "Guys, gue keluar sebentar, ada urusan mendadak. Sekalian cari Erine." Teman-temannya mengangguk, dan Delyn pun segera melangkah keluar dari kelas.












Beauty Girl 🔞 [ORINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang