Gisel gadis berusia 8 tahun mengunjungi sebuah panti asuhan bersama keluarga besarnya. Mereka selalu mengadakan amal untuk memperingati hari hari besar, banyak anak anak senang dan mengajak gisel bermain.
Mungkin sudah 2 jam gisel bermain di taman bersama anak anak panti, dari banyak nya objek yang menarik pandangan gisel tertuju pada seorang anak yang duduk di kursi roda. Gisel penasaran dengan anak itu, anak yang sedari tadi hanya melihat mereka bermain.
" Siapa anak itu"
" Ah dia anak baru nona"
" Siap-"
" Sayang ayo kita pulang" Ibu gisel" Baik ibu. Semuanya selamat tinggal " Gisel pulang dengan perasaan penasaran yang masih tertinggal.
Sudah banyak hari berlalu kini gisel tumbuh menjadi gadis luar biasa, dan ia juga memutuskan untuk tinggal sendiri dengan alasan ingin mandiri.
Gisel memilih Mansion yang berada jauh dari kota, mansion mewah dan besar itu hanya di isi tiga orang termasuk gisel.
Gisel baru saja pulang dari kantornya, ia segera membersihkan dirinya mengganti pakaiannya dengan celana sepaha dan kaos putih oversize.
" Nona gisel sudah pulang"
" Iya baru saja pulang, oh ya bi dimana-"
" Ah dia sedang di kamarnya, ini bibi membawa makan untuk-"
" Biar gisel saja"Gisel langsung menyambar nya lalu bergegas menuju kamar seseorang. Saat pintu dibuka gisel sangat senang,dengan perlahan ia mengunci pintu lalu mendekati laki-laki itu.
Tangan gisel menyentuh pipi tirus laki-laki itu, membuat laki-laki itu terkejut. Dengan express panik dan bibir pucat nya bergerak dengan gugup
" Gisel pulang ar" Saat gisel berucap laki- ah maksud ku itu Arsen nampak tenang dan tersenyum lebar. Yah namanya Arsen naka laki-laki yang ia jumpai 8 th lalu di panti.Gisel mengelus wajah tirus arsen yang terkesan sangat tampan walaupun dia tidak sempurna. Bibir kering arsen terus mengeluarkan erangan kecil, membuat gisel semakin gemas. Tangan kurus dan kecil itu bergerak pelan dan acak berusaha menyentuh gisel. Kedua kaki kurus itu seperti berusaha lepas dari kekangan kursi rodanya. Rasa senang memenuhi dirinya bahkan selimut yang menutupi kakinya sudah terjatuh membuat pokonya terlihat.
"Bagaimana kabarmu ar"
" Hagggg" Jawab arsen mengebu" Ar gisel bawa makanan kesukaan mu loh, ayo makan lalu temani gisel oke"
"Huemggggh"Dengan telaten gisel menyuapi arsen makanan nya habis dalam 30 menit. Baju arsen juga kotor semua. Gisel tersenyum sungguh arsen sangat menggemaskan, gisel membaringkan arsen di kasur king size nya tak lupa memberi underped sekali pakai sebagai alasnya. Baju arsen ia buka membuat nya menggerang hawa dingin menusuk kulitnya. Popok arsen pun juga penuh, gisel menghela nafas " Ar apa popok mu tidak digati hmm" Hanya erangan yang keluar dari mulut arsen.
Gisel meninggal arsen di atas kasurnya tanpa busana. Mata butanya bergerak gelisah ketika tidak lagi mendengar suara gisel.
" Aaqgggg.. Huuugnggg" Banyak sekali erangan ketakutan keluar. Bahkan ia menangis tanpa suara.
" Ar kenapa menangis, apa ada yang sakit "
" Haaaangghhhhh.. Huk.. Uhuk" Arsen menggerang dan akhirnya ia tersedak air liurnya sendiri.
" Sudah jangan menangis lagi yaa, kan gisel sudah disini"Gisel sudah tidak kuat lagi menahan hasratnya, ia sudah die penuhi oleh arsen. Gisel menatap arsen dengan penuh gemas tangan Gisel bergerak menyentuh leher arsen itu adalah bagian sensitif nya.
" Engghh" Wajahnya memerah
" Arsen ayo kita bermain lagi, arsen mau kan"Dengan penuh hasrat gisel mencium bibir arsen, ciuman yang dalam membuat arsen tidak bisa meraup oksigen. Tangan kurus nan lemah itu berusaha melepaskan, gisel yang sadar segera melepaskan ciuman itu. Arsen bahkan terbatuk dan meraup oksigen sebanyak mungkin. Gisel tak peduli itu kini ia bermain di area bawah arsen. Jari tangan nakal itu menusuk lubang anus arsen membuat nya kesakitan. Apa gisel lupa bahwa kukunya panjang, teriakan bercampur desahan arsen keluar. Ketika sudah bisa di sana gisel langsung meremas burung arsen
"HANGGGGHHH... HUNGG... UENGGGH"
"engghhh.. HHAQXGGG"
Gisel merasakan kepuasan saat arsen berteriak. Ia sungguh ingin membuat arsen semakin berteriak lagi. Dengan kasar ia menarik tubuh lemas arsen menjadi duduk lalu gisel menyandarkan tubuh arsen padanya.
" Ar jangan lelah dulu ya, gisel belum puas"
Arsen meneteskan air mata, yang membuat gisel samakin gemas. Gisel mengambil alat perangsang dan memasukkan nya pada lubang milik arsen
" AAAGGHH... heeeeenggghhh... " Teriakan kesakitan dan kenikmatan arsen keluarkan.Gisek memeluk arsen dari belakang menikmati setiap erangan yang arsen keluar kan, tubuh arsen yang sedikit tegang dengan gerakan kecil membuat gisel memeluknya erat. Entah sudah berapa lama tapi kini gisel tidak lagi mendengar teriakan dari arsen. Saat ia lihat ternyata sudah pingsan.
" Padahal gisel mau bermain lagi"
Gisel dengan kasar menidurkan arsen membuat satu tangan nya tertindih tubuhnya. Gisel melihat jam ternyata sudah jam setengah lima subuh. Gisel mandi dengan santai sambil membayangkan arsen.
" Ahh sungguh aku tidak bisa menahan nya jika itu kamu ar"Gisel kembali melihat arsen, membawa seember air hangat. Gisel mengelap wajah arsen yang penuh airmata san air liur nya lalu beralih bagian bawah. Bercak kemerahan memenuhi underped dan selimut.
" Sepertinya kau harus menahan sakit saat ekskresi dan sekresi ".Matahari bersinar terang menandakan waktu sudah siang. Ternyata arsen sudah tersadar dari tidurnya, terdiam tanpa bisa melakukan apapun. Selimut menutupi tubuhnya, ketika ia mencoba bergerak rasa sakit luar biasa yang ia rasakan. Bahkan untuk mengeluarkan suara saja dia kesakitan, ia hanya bisa mengeluarkan air mata dan mulutnya juga terbuka membuat liurnya keluar dengan bebas.
" Selamat pagi ar, tidur mu nyenyak hmm"
Hanya ada gerakan bibir yang pelan tanpa suara. Bahkan dapat gisel lihat keringat membasahi wajahnya. Saat gisel menyibak selimut arsen ternyata dia tengah menahan sakit, underped itu basah karena air seni arsen, gisel melihat itu sungguh menyenangkan batinya.Gisel membopong arsen karena arsen pendek dan kurus jadi tidak sulit untuk mengangkatnya. Gisel memandikan arsen dengan air hangat membuat tubuhnya menggeliat rasa perih memenuhi. Sekarang arsen sudah selesai mendi dan dia hanya memakai popok ukuran dewasa. Dengan perlahan arsen menelan setiap suapan bubur yang di berikan gisel. Ditengah acara makanya gisel melihat raut wajah arsen yang terlihat pucat seperti menahan sakit. Ah benar, gisel memberi arsen obat pencahar kemarin.
" Ar apa ada yang sakit"Sungguh arsen sekarang merasa perut nya sangat sakit belum lagi seluruh badanya juga sakit. Diatas kursi roda arsen berusaha bergerak mencoba menghilangkan rasa tak nyamanya. Tapi semakin bergerak semakin bertambah rasa sakit yang ia alami. Hingga akhirnya ia lemas dan tak berdaya, ia membiarkan gisel yang mengurusnya.
Gisel tau arsen sudah menyerah dengan tubuhnya. Gisel tau bahwa obat pencahar itu bekerja dengan sangat baik. Lihat popok yang arsen kenakan menggembung sangat besar bahkan fases yang cair itu sampai meluber.
Gisel tidak berbicara ia hanya membersihkan kekacauan arsen,sedangkan arsen sudah tidak memiliki daya lagi. Bahkan untuk mempertahankan kesadaran nya saja dia sudah susah payah.
" Tetaplah menjadi bayi kesayangan ku ar"
Bisik gisel tepat ditelinga arsen,entah didengar atau tidak tapi gisel memang sudah gila.Arsen anak yang malang,semoga dia bahagia bersama gisel.
OKEEEEEE.....SEE YOU NEX TIMEE❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Drak
RandomSetiap bab memiliki cerita yang berbeda☺ { Warning :Sikmale, paralyzed, diapres, disabilitas }