Candramawa.

231 26 4
                                    

Latar tempat/waktu : Fase ke-2/3 BL
Relationship : Ubi dan Noya
Genre : -
______________________________________

Cerita oneshot random tentang Ubi dan Noya, yang dulu selalu dicurigai sebagai adik kakak hanya karna tanduknya mirip.

Disini pas Omend masih ada yaa belum mati, jadi ini jatuhnya pas sebelum senjata sin ke 4 muncul.

(Pls gw kangen mereka pas masa2 ini)

______________________________________
_________
___

"Noya tuh adek kamu ya?"

"Hah?"

Ubi kaget mendengar kata tersebut keluar dari salah satu rekannya, Omend.

"Noya?"

"Ngga lah gila. Kenapa bisa kepikiran kayak gitu?"

"Abisnya.." Omend menatap tanduk hitam milik Ubi yang berada tepat diatas kepalanya, lalu membandingkan dengan tanduk Noya yang pernah ia lihat dipikirannya, "Tanduk kamu.."

Ubi kebingungan, apa hubungannya dengan tandukku? pikirnya.

Oh.

"Maksut lu tanduk gue sama Noya yang mirip?"

"Nah, iya itu!"

Ubi menghela nafas yang panjang, lalu kembali membuka mulutnya, "Mirip bukan berarti dia adek gue."

"Mikir dikit lah. Lagian.. diluar sana mungkin masih banyak orang yg mempunyai tanduk yang mirip kayak kita berdua."

"Iya juga." ia diam sejenak sambil melakukan pose berfikir, "Tapi sejauh ini yang gue liat cuma kalian berdua aja tuh yang mirip.." lanjutnya.

Ubi mulai merasa sedikit kesal dengan pertanyaan yang terus dilontarkan kepada dirinya tentang Noya. Emang kenapa sih?? semirip itu kah? apa perlu gua pangkas tanduk gua? dumelnya dalam batin.

"Denger ya.."

"Gua gaada hubungan apapun dengan Noya. dia bukan adek gue, dan gue juga bukan kakak-nya." jawabnya dengan nada yang sedikit kesal.

"Ngerti?"

Omend yang mulai takut dengan amarah Ubi dengan sigap mengangguk. "N-Ngerti!"

"Bagus kalo gitu." Ubi perlahan berjalan menjauh dari ruangan meninggalkan Omend sendirian.

Sedangkan disisi cahaya..
_______
____

"Sejak kapan Noya punya tanduk jir?"

"Lah kocak dari dulu dia emang punya tanduk."

"Oh iya juga. Tapi dulu perasaan ga semenonjol itu dah.."

"Apa jangan-jangan-"

GEDUBRAK

Terdengar suara gebrakan pintu yang terbuka dengan cepat, lantas mengagetkan kedua orang yang tengah bergosip tersebut,

"Woy."

Dikagetkan oleh suara yang tiba-tiba muncul, mereka langsung reflek menoleh ke arah sumber suara.

Terlihat Noya sedang bersender sambil melipat kedua tangannya dipintu dengan wajah yang kesal.

"Lu pada lagi ngomongin gue ya?" ucap pria bermanik dan bertanduk biru yang baru saja mendobrak pintu tersebut.

"Ehh.. ada Noya.." ucap pria bersurai coklat sambil menggaruk bagian lehernya yang tidak gatal.

"Lahh lu nguping kita ya!?" dilanjutkan oleh pria bersurai hitam sambil menunjuk penuh tuduhan ke arah Noya.

Ya, kedua orang tersebut yang tadi bergosip tentang Noya adalah Kirman dan Kaguwir, keduanya adalah orang penting milik Asgard.

"Lah lu pada ngegosipin gua anjing!" jawab Noya yang semakin kesal.

Meski tahu dia adalah utusan dari seorang dewi itu bukanlah penghalang dirinya untuk berkata kasar.

Aneh bukan? seorang utusan dewi DAN seorang pangeran berkata kasar! namun mau bagaimana lagi? memang nyatanya seperti itulah Noya.

"Lagian emang kenapa dah tanduk gue?" lanjutnya.

Noya mengelus tanduk sebelah kirinya dengan tangannya, "perasaan dari dulu emang gini.." gumamnya pelan.

"Yaa.. mungkin cuma agak gedean dikit aja." lanjutnya.

Kirman yang sedari tadi hanya melamun melihat tanduk Noya tiba-tiba saja terlintas sesuatu dipikirannya, "Kalo dipikir-pikir.."

"Tanduk lu yang sekarang ini.." Kirman melakukan pose berpikir dengan tangannya, "Mirip punya Ubi ga sih..?"

Noya hanya diam menatap Kirman, begitu pun Kaguwir yang kini menatap Kirman juga dengan wajah penuh tanda tanya.

"Hah???"

"Mirip darimana kocak?" jawab Noya.

"Jelas-jelas punya gua biru dia item!" lanjutnya.

"Mungkin mirip dibentuknya noy." jawab Kaguwir.

"Tapi kok bisa mirip ya?" ucap Kirman masih dengan pose berpikirnya.

"Apa jangan-jangan.." Kirman menutup mulutnya dengan satu tangan, dengan nada kaget yang dramatis, "Lu adeknya yang hilan-"

"Gausah ngawur." potong Noya dengan singkat.

"Tapi noy, dengerin gue!"

"KALO semisal lu beneran adeknya yang ilang, kita bisa manfaatin-"

"Man. Gausah ngawur." ucap Noya sekali lagi dengan nada yang lebih ditegaskan.

Noya menghela nafas, lalu kemudian membuka mulutnya lagi, "Ubi gamungkin punya adek dan gua tau kalo gua sendiri pun gapunya kakak."

"Wait."

"Tau darimana lu kalo Ubi gapunya adek?" tanya Kaguwir dengan nada penuh kecurigaan.

Noya menghela nafas yang panjang untuk kedua kalinya, jelas-jelas sangat lelah untuk menghadapi hujan pertanyaan dari dua bocah Asgard tersebut,

"Gue kan sama dia dulu.. temenan.." jawabnya.

"Inget Valhala kan? yaudah itu." ucapnya lagi.

"Oh, iya juga." jawab Kirman dengan kecewa, dia akhirnya menyerah dengan teorinya tersebut.

"Yahh.. kecewa deh. Kalo semisal lu beneran adeknya ubi pasti seru tuh noy." ucap Kaguwir sambil menyenggol lengan Noya dengan sikutnya, senyuman terukir jelas diwajahnya.

"...?"

"Udah deh, ayo man. Kita pergi gue mau ketemu ana."

"Hah? ngapain?" jawab Kirman

"Udah ikut aja."

"Udah ya noy. Kita mo duluan." ucap Kaguwir dan Kirman dengan suara langkah kaki yang semakin menjauh.

Dan akhirnya pun menghilang.

NOYA - a brutal legend, YTMCI fic.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang