.
.
.
.Di ruang latihan, semua member mulai berbaris di depan cermin besar. Pelatih datang dengan wajah serius, siap mengawasi setiap gerakan mereka.
Koreografi baru ini lebih cepat dan rumit daripada yang sebelumnya, dan semua member tahu bahwa latihan kali ini akan sangat menguras tenaga.
Pada hitungan kedelapan, Ryo tertinggal setengah detik dari ritme. Saat ia mencoba mengejar, kakinya tersandung, membuat formasi sedikit berantakan.
Pelatih menghela napas panjang lalu bertepuk tangan dengan keras. "Berhenti! Semua orang mulai dari awal!"
Para member tersenyum berusaha mendukung Ryo, Sakuya yang paling dekat dengannya diantara yang lain segera menepuk bahu Ryo beberapa kali untuk memberikannya semangat.
"Gapapa, kita coba sekali lagi ya?" bisik Sakuya sambil memberikan senyuman tulusnya, Ryo mengangguk pelan sambil kembali bersiap memulai gerakan mereka dari awal.
Namun, setelah latihan diulang berkali-kali dan kesalahan kecil Ryo terus terjadi, suasana di dalam ruangan mulai berubah. Sion--sang leader yang biasanya paling sabar, akhirnya tidak bisa menahan diri lagi.
"Ryo serius deh, kamu kenapa sih sebenernya? udah lima kali kita ngulang di bagian yang sama terus, kamu gak bisa lebih fokus ya?" Sion menatap teman-temannya yang nampaknya kelelahan namun memilih untuk diam.
Ryo menelan ludahnya saat Sion akhirnya mengeluarkan emosinya, saat ini yang bisa ia lakukan hanyalah meminta maaf dan merasa bersalah. "Maaf, aku nggak sengaja." sesal Ryo sambil membungkuk meminta maaf.
"Ulangi dari awal lagi," Potong pelatih, suaranya menggema. "Kalau gak serius, kalian semua keluar aja. Tapi jangan harap bisa naik ke panggung kalau koreografi aja kalian gak bisa melakukannya dengan benar!"
Para member tampak kelelahan, tapi mereka tidak ada yang berani membantah. Baru saja musik berputar lagi-lagi mereka harus mengulangnya dari awal.
"Lama-lama aku bisa gila," gumam Riku yang masih bisa terdengar oleh mereka, terlihat beberapa dari mereka mulai jengah.
Latihan terus berlanjut hingga malam hari, meski tubuh Ryo mulai merasa kelelahan, ia tidak memperdulikannya. Sejak siang tadi ia merasa dadanya berdebar lebih cepat dari biasanya, tapi entah kenapa makin lama rasanya seluruh tubuhnya mulai terasa ada yang salah.
"Ryo, kamu gapapa?" Tanya Sakuya yang telah selesai latihan, Ryo tersenyum saat melihat Sakuya yang kembali ke ruangan setelah membersihkan diri.
Ryo mengangguk kecil "Iya, kayanya aku kecapekan." kekeh Ryo kecil membuat Sakuya mengangguk mengerti, lagipula mereka sudah berlatih sebelum matahari terbit hingga kembali terbenam.
"Hyung yang lain dimana?" Tanya Ryo saat tidak mendapati hyung yang lain, Sakuya melirik ke ruang latihan yang sepi karena hanya tersisa mereka disini.
"Mereka sedang mandi, kamu juga jangan terlalu lama. Hyung yang lain juga mau pulang tepat waktu." Ingat Sakuya membuat Ryo tersenyum kecil, yah mereka sudah berlatih keras karena dirinya.
Setelah kepergian Sakuya raut wajah Ryo berubah, malam itu Ryo merasakan napasnya semakin berat apalagi saat ia mencoba berjalan.
"ugh, kayanya aku terlalu memaksakan diri."
Pada akhirnya Ryo memilih untuk segera membereskan barangnya sebelum hyungdeul kembali kerepotan karena ulahnya.
Seiring berjalannya waktu, ketidaksabaran dari member mulai terasa lebih intens. Setiap kali Ryo melakukan kesalahan, wajah para member mulai menunjukkan rasa kesal yang semakin nyata.
YOU ARE READING
SILENT SUFFERING
FanfictionBagaimana kisah Ryo member wish yang beberapa akhir ini penampilannya memburuk hingga membuat para member sebal? "Maaf, aku gak bermaksud__ Ratusan komentar negatif itu benar-benar menyeramkan, membiarkan Ryo yang merasa tubuhnya mulai bermasalah k...