Setelah rangkaian Interview singkat dengan pimpinan Nana Group itu, Renjun kembali ke kantornya. Saat ini ia bekerja sebagai penulis artikel di salah satu perusahaan redaksi yang membuat majalah serta berita online. Ditengah jarangnya orang yang membaca majalah kini perusahaan mereka harus tetap bertahan menarik para pembaca. Dengan mencari banyak narasumber menarik serta berita yang populer.Renjun mulai berkutat pada mesin ketiknya untuk mulai menulis apa saja informasi yang didapatnya dari wawancara tadi. Namun hampir keseluruhan jawaban dari Jaemin hanya berisikan cerita yang biasa saja. Seorang anak yang rajin belajar, lalu masuk ke universitas terbaik, dan sukses dalam usahanya, terlalu biasa. Renjun perlu sesuatu yang menarik perhatian pembaca.
"Ohiya panti!"Ide cemerlang Renjun mulai ia tumpahkan, bakatnya dalam berkata-kata sehingga lebih mendramatisir semua artikel yang ditulisnya. Ia sangat yakin bahwa cerita dari seorang anak angkat yang hanya berasal dari panti asuhan kecil, bisa meraih mimpinya hingga menjadi besar seperti sekarang, akan menjadi top highlight bagi banyak pembaca.
Renjun juga memperhatikan semua hasil foto yang sudah diedit oleh tim fotografi, hasilnya sangat memuaskan. Jaemin sangat tampan, bahkan tanpa perlu banyak penambahan edit disana. Renjun akui memang sejak kecil Jaemin punya bentuk muka yang manis, maka pantas ia tumbuh menjadi pria tampan seperti ini.
"Renjun apa narasinya sudah masuk editorial?"
Panggilan dari sang atasan mengagetkan Renjun yang tadinya sedang terdiam mengamati wajah Jaemin di layar komputernya. "Ohiya ini sudah di email pak"
Seusai ia menghabiskan dua hari untuk menulis dan memberikan kepada editor, naskah itu sudah rampung dan siap untuk dirilis. Renjun juga mengirimkan semua file itu melalui email kepada pihak Jaemin. Agar mereka bisa review tulisan serta hasil pemotretannya. Apabila ada hal yang ingin ditambahkan atau ada yang kurang berkenan, mereka akan sesuaikan lagi dengan permintaan.
Seminggu menunggu jawaban tak kunjung mereka dapat, sedangkan majalah bulanan harus segera dirilis. Salah seorang dari tim redaksi akhirnya menelpon ke perusahaan Jaemin, melalui salah satu karyawan disana mereka berkata 'oke' saja untuk dirilis.
"Na Jaemin, Permata yang diangkat keluarga Na"
Dari judulnya saja sudah membuat banyak orang penasaran atau istilahnya 'clickbait'. Dimana isi dari artiket itu menceritakan bahwa Jaemin berasal dari panti asuhan, kemudian diangkat oleh kedua orangtuanya, menjadi seorang yang pekerja keras, dan sukses diusianya yang masih muda. Tidak ada keburukan apapun yang ditulis oleh Renjun dalam setiap bait, semua sesuai dengan hasil Interviewnya dengan Jaemin.
'Wah, aku baru tahu jika Na Jaemin anak angkat'
'Keluarga Na tidak pernah mengungkapkan hal ini'
'Memang kenapa jika dia anak angkat? Kita tidak banyak yang tau karena mereka memperlakukan Jaemin dengan baik'
'Iya, bahkan kedua orangtuanya tidak pernah mengungkit ini'
'Adopsi? bahkan wajah mereka terlihat mirip?'
'Apa-apaan artikel ini?!'
'Kau mengungkap privasi orang? apa benar Interview dilakukan dengan Na Jaemin langsung?'
Keesokan harinya Renjun kembali ke perusahaan, ia tidak sabar melihat hasil tulisannya apakah menarik minat banyak orang atau tidak. Karena sejak kemarin siang ia sudah sibuk dengan kegiatan lain hingga malam kelelahan dan langsung tidur. Sesampainya di meja, ia langsung mendapat panggilan untuk ke ruangan pimpinan redaksi. Disana ada beberapa orang termasuk Hendery, tim wawancara kemarin, managernya dan beberapa orang yang Renjun tidak ketahui.
"Renjun, apa kau menulis berita itu sesuai dengan Interview dengan Na Jaemin?" tanya Hendery dengan nada pelan tak menuduh.
"Tentu" angguk Renjun pasti.
"Na Jaemin menuntut perusahaan kita atas dasar 'Pelanggaran Privasi' dan minta artikel itu di Takedown" jelas pimpinan Redaksi yang wajahnya terlihat kusut.
Renjun terkejut bukan main, bukankah cerita mengenai pasti asuhan itu memang dari Jaemin sendiri.
'Bukankah anda mengetahui'
Itu seperti lampu hijau bagi Renjun untuk menceritakan masa kecil Jaemin yang ia ketahui dulu. Maka dengan begitu pula Renjun mengambil langkah ini, dan berpikir bahwa keluarga Na memang tidak pernah menutupi semua mengenai Jaemin.Namun mereka tidak ada bukti lebih lanjut, karena yang berada dalam ruangan itu hanya Jaemin dan Renjun, tidak ada rekaman apapun dan siapapun yang mendengar disana. Renjunpun mulai mengalami kepanikan.
"Dia memang temanku dipanti dulu, jadi aku tidak bohong!" sanggah Renjun.
"Tapi keluarga Na, tidak pernah secara terang-terangan mengungkap hal ini, mereka menutup fakta itu masa lalu itu"
Artikel itu sudah ditakedown dan batal produksi di majalah. Namun perusahaan Jaemin masih belum mencabut tuntutan mereka. Pihak Nana Group meminta agar Reporter yang menulis artikel itu dipecat.
Mengingat seberapa besar power dari seorang Na Jaemin, "Maaf Renjun dengan berat hati kami harus memberhentikanmu"
-putus pimpinan redaksi seusai meeting dengan para petinggi diperusahaan itu.Habislah sudah Renjun.
Mau tidak mau, suka tidak suka, Renjun harus menerima keputusan itu. Karirnya beberapa tahun ini hancur dalam semalam akibat salah menulis artikel, bukannya berbuah baik dengan banyak pembaca malah berbuah kehancuran akibat berhubungan dengan seorang yang berkuasa.
Renjun sebenarnya tidak diam saja, seminggu huru-hara itu terjadi ia terus mencoba menghubungi melalui telepon maupun email ke perusahaan Jaemin namun tidak menerima respon apapun. Bahkan ia sudah nekat mendatangi kantor Jaemin, tapi berakhir di usir dan tidak diperbolehkan bertemu dengan sang pimpinan. Banyak usaha sudah Renjun lakukan untuk bisa berbicara dengan Jaemin maupun perwakilan dari perusahaan itu, namun ia diacuhkan.
Hal yang paling membuat Renjun tidak terima, bahwa mereka juga sudah mengirimkan file untuk direview, menunggu banyak waktu untuk menerima respon dan akhirnya sudah disetujui juga. Namun karena percakapan dilakukan melalui telepon dan bukan dilakukan oleh tim inti Renjun mereka tidak bisa memberikan itu sebagai bukti. Tim kuasa hukum Nana Group sangatlah kuat dan mereka mahir untuk menutup segala akses pembelaan.
"Baiklah, terima kasih untuk semua hal selama saya bekerja disini" ucap Renjun pamit undur diri dihari terakhirnya bekerja. Semua orang disana turut sedih akan kepergian rekan kerja mereka itu. Renjun dikenal sebagai pribadi yang manis dan ramah pada siapa saja disana, ia juga anak yang gigih dan pintar saat bekerja sehingga para atasan pun sangat menyayangkan pemberhentian itu.
"Renjun dipecat"
Seorang disana tersenyum senang karena sudah berhasil membalas kemarahannya.Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERE JAEMREN
FanfictionJangan pergi... Tidak akan. Kau bohong... Lagi-lagi aku ditinggalkan. Warn! BxB (Boys Luv) Jaemin x Renjun (JaemRen) Bahasa Non Baku Be smart reader, tidak suka cerita BL SKIP! Cerita hanya karangan author saja, jgn bawa RL. DILARANG PLAGIAT CERITA...