Karena sudah tidak memiliki keluarga lagi, dan tidak tahu identitas jelas anak ini, kepolisian memutuskan untuk mengantar Jaemin ke Panti Asuhan tempat dimana anak tanpa orangtua ditampung.
Bocah itu mendadak menjadi pemurung dan tidak mau makan, bahkan beberapa kali terlihat bengong matanya menatap kosong. Hati anak kecil mana yang tidak hancur ketika ditinggal orang tersayang dan harapan satu-satunya.
"Namamu siapa nak? Umurmu?"
"J-jaemin, Lee Jaemin.. tiga.. euh empat tahun"
dari penjelasan singkat si anak ibu penjaga panti tahu nama lengkap dan usianya yang mungkin menuju empat ditahun ini.
"Nah anak tampan, sekarang kamu bisa tinggal disini bersama teman-teman yang lain ya"
Jaemin tau ini bukan rumahnya. Namun ia sadar sudah tidak ada tempat berlindung selain tempat ini. Ibunya telah pergi, jika ia tahu cara pulang kerumahpun, tidak ada siapa-siapa disana. Ia tau ibu panti bukanlah ibu nya tapi hanya orang itu yang mau merawatnya saat ini, ditengah semua orang membuangnya. Lebih baik ia diam menahan semua rasa sedih dalam hatinya..
ia sudah lelah..
dan hilang harapan menunggu ibu untuk pulang..
Untuk mulai berteman dengan anak lain ditempat inipun Jaemin merasa sungkan, entah mengapa sulit baginya mempercayai orang lain. Sulit baginya untuk tersenyum disaat baru ditinggalkan, apa salah Jaemin sehingga semua ini terjadi. Apa dirinya begitu nakal, apa dirinya makan terlalu banyak, apa dirinya menyusahkan. Pertanyaan demi pertanyaan itu terus menyelubungi benak sikecil. Padahal ia seharusnya masih pada usia yang ceria tanpa ada beban masalah.
Sebulan berada dipanti asuhan yang bernama 'Panti Anugrah' ini sama sekali tidak ada perkembangan dari Jaemin. Dari anak itu bangun dipagi hari melakukan semua kegiatan sendirian, makan duduk dikursi paling ujung hanya menunggu jatah miliknya tanpa berkata apapun seperti anak lain, saat bermainpun demikian, anak itu tidak mau berbaur hanya duduk dikursi taman jika lelah ia hanya akan tidur dibawah pohon, begitu seterusnya. Jaemin benar-benar memilih untuk diam dan termenung sendirian.
"Haii nama kamu Jaemin ya?"
Jaemin kecil yang sedang tertidur dibawah pohon rindang terbangun karena suara kecil lembut menyapanya. Matanya terbuka langsung dihadapakan dengan wajah kecil, pipi gembil memerah serta mata yang lucu seperti seekor rubah. Ketika Jaemin ingin bergegas duduk, kepalanya justru terantuk dengan jidat kecil diatasnya
"aduuh!"
ringis keduanya, karena posisi anak kecil itu terlalu dekat menatap wajah Jaemin."Kamu kok sendirian terus sih? ayo main bareng" lengan kecil yang tadi mengusap kening sehabis bertabrakan itu, melambai kearah Jaemin untuk mengajak bermain.
"Ohiya nama aku Renjun, aku lihat waktu kamu datang kemarin tapi takut untuk ajak bermain hehe maaf yaa. Ohiya aku udah lama tinggal disini lho, jadi mau aku aja keliling?" jelas anak kecil berparas manis itu panjang lebar, beberapa kali memang Jaemin melihatnya bersama dengan anak lain namun karena sangkin banyak anak disini ia masih belum fasih mengenal satu-persatu.
Melihat belum ada respon dari anak berwajah dingin itu, Renjun mengeluarkan permen miliknya untuk membujuk. "Aku usianya lima tahun. Lebih tua dari kamu jadi panggil hyung yaa, ini Renjun hyung punya permen, mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HERE JAEMREN
FanfictionJangan pergi... Tidak akan. Kau bohong... Lagi-lagi aku ditinggalkan. Warn! BxB (Boys Luv) Jaemin x Renjun (JaemRen) Bahasa Non Baku Be smart reader, tidak suka cerita BL SKIP! Cerita hanya karangan author saja, jgn bawa RL. DILARANG PLAGIAT CERITA...