+ Kanvas

96 27 8
                                    

🏀 Happy Reading 🏀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🏀 Happy Reading 🏀

Sekarang hari sabtu. Chandra sendirian di rumah karena sekolahnya cuman senin sampai jumat. Kalau mau tanya Leo ke mana, anak itu lagi bimbingan di sekolah untuk ujian masuk universitas nanti. Abang satu tahunnya Chandra itu jadi manusia paling sibuk sedunia. Udah jarang punya waktu luang karena sibuk sama segala kursus yang dia ikuti. Kadang bolos les  biola kalau emang lagi capek. Tapi yang namanya bokem kayak Leo mana ada capek-capeknya.

Chandra menghela nafas, bosen. Mau main sama temennya, tapi Chandra mager ke luar. Dia juga nggak punya ide buat tempat main yang menarik. Mentok-mentok pergi ke timezone. Bosen.

"Guys, kalian tertarik sama seni nggak?"

Lirikan Chandra berikan ke hpnya yang tergeletak di atas meja makan. Dia lagi telponan yang disetel loudspeaker sama geng sibadu-nya. Bukti jika empat orang itu emang sama-sama gabut dan mager keluar rumah. Ralat, kecuali Jesta. Karena anak itu lagi di rumahnya Kala.

Rumahnya Jesta belum bener gais, tolong segera panggilkan tukang 😔🙏

"Tiba-tiba banget lo nanya begituan. Beralih jadi anak seni lo?"

Chandra biarin aja Kala sama Bami ribut di sana. Emang udah kebiasaan keduanya nggak tahan kalau nggak ribut sehari. Chandra kadang kepikiran, kembar beda orangtua itu pasti di kehidupan sebelumnya adalah sepasang saudara yang suka jahilin satu sama lain.

"Gue kemarin diajak Kak Irene ke pameran seni di deket tempat kerjanya. Ada lukisan, miniatur, animasi 3D, patung-patung, banyak deh,"

"Lo lagi pamer abis jalan-jalan?"

"Kala! Lo lama-lama gue cincang ya!" 

Di tengah-tengah perbincangan mereka, ada suara tawa Jesta yang kelihatannya suka banget lihat temennya kalau udah gelud. Chandra geleng-geleng kepala, dia udah selesai ngambil makan siangnya dan kini duduk manis di ruang makan. 

"Udah deh, kal. Lo suka banget bikin Bami darah tinggi," tegur Chandra.

"Tau tuh! Padahal gue cuman pengen ngajakin kalian ke sana kalau seandainya kalian tertarik. Tempatnya nggak jauh dari sekolah, jalan kaki paling sepuluh menit."

"Gue sih ngikut aja, Udah lama juga kita nggak keluar bareng selain ngabisin makan di rumah gue, main game di rumah Kala, godain kak Irene—"

"Stop! Nggak usah lo ngedikte kegabutan kita," potong Bami.

"Kak Irene udah punya pacar belum, bam?" Jesta yang tadinya cuman cekikikan kayak kunti, tiba-tiba bertanya. Penasaran, kakak cantiknya Bami itu selalu siap sedia kalau dibutuhin adiknya. Seperti nggak ngurusin apa-apa selain adiknya satu itu.

"Jangan bilang lo pengen pacarin Kak Irene!" serobot Chandra. Tiga orang lainnya ikutan kaget dengan pernyataan Chandra.

"Ta?! Lo nggak serius kan?!" itu Bami yang heboh.

Bola Basket, Chandra | NCT ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang