Bab 2

633 16 0
                                    


Pagi itu, setelah melakukan jamaah sholat subuh. Sinar matahari mulai mengintip dari balik jendela kamar Gus Reyhan dan Ning Shinta. Setelah semalam bergelut dengan keraguan, kini hati mereka mantap dengan keputusan untuk memesan kostum khusus. Langkah ini memang aneh, tapi mereka merasa ini satu-satunya cara agar mereka bisa memenuhi dua undangan besar di dua kota berbeda tanpa mengecewakan jamaah yang sudah menanti.

Setelah menyiapkan segala persiapan mental, Gus Reyhan menghubungi nomor kontak perusahaan penyedia kostum yang dilihatnya di internet. Suara hangat seorang pria dari pihak perusahaan menyapa dengan ramah.

"Selamat pagi, terima kasih telah menghubungi kami. Ada yang bisa kami bantu?" sapa pria itu dengan nada profesional.

"Pagi, Pak. Saya Reyhan, saya ingin memesan kostum khusus," ujar Gus Reyhan dengan nada tenang namun serius. "Kami membutuhkan kostum yang sangat mirip, seolah-olah itu benar-benar diri kami. Apakah perusahaan Anda bisa menyiapkan kostum tersebut dalam waktu satu hari?"

Karyawan itu terdengar berpikir sejenak sebelum menjawab dengan tenang, "Tentu, Pak. Untuk layanan ekspres, kami bisa menyiapkan kostum Anda dalam waktu kurang dari 24 jam, asalkan kami bisa datang untuk pengukuran dan pemindaian detail hari ini. Apakah Anda bersedia menerima kunjungan dari tim kami ke alamat Anda?"

Gus Reyhan mengangguk sambil berpaling pada Ning Shinta, yang tampak duduk di sebelahnya dengan ekspresi penuh harap. Ia tahu betapa Ning Shinta juga ingin rencana ini berhasil. "Kami bersedia, Pak. Jika bisa, kami ingin pengukuran untuk dua orang, yakni saya dan istri saya," jawab Gus Reyhan mantap.

Dengan nada yakin, karyawan itu menyanggupi permintaan tersebut. "Siap, P. Tim kami akan segera bersiap-siap dan menuju ke alamat Anda. Mengingat jarak yang cukup jauh, perjalanan tim kami akan memakan waktu sekitar tiga jam. Kami akan membawa semua peralatan lengkap dan sampel bahan yang mungkin Anda perlukan."

Setelah percakapan selesai, Gus Reyhan menghela napas lega dan menatap Ning Shinta. "Mereka akan datang sekitar tiga jam lagi, Sayang," ujarnya sambil menggenggam tangan istrinya dengan penuh kasih.

Ning Shinta mengangguk kecil, di wajahnya tersirat ketenangan yang mulai tumbuh di balik rasa cemas yang masih ada. "Semoga semuanya berjalan lancar, Mas," katanya pelan. "Aku tahu ini jalan yang tidak biasa, tapi kalau ini cara terbaik, kita lakukan saja."

Sembari menunggu kedatangan tim profesional dari perusahaan kostum, Gus Reyhan dan Ning Shinta menyusun rencana agar semuanya berjalan tanpa hambatan. Mereka perlu memastikan bahwa Nadya dan Bayu, dua orang terdekat yang akan menjadi sosok pendamping di panggung pengajian besok, tak menyadari siapa yang sebenarnya bersama mereka.

"Bayu harus mengira aku benar-benar terbang ke Singapura besok setelah brifing kepadanya," ujar Gus Reyhan sambil tersenyum penuh teka-teki, memikirkan skenario yang telah mereka susun.

Ning Shinta mengangguk, memutar gagasan itu dalam pikirannya. serta menemukan ide  untuk memberikan alasan sederhana namun masuk akal untuk Nadya. Dirinya harus pergi menjalani pemeriksaan kesehatan mendadak, sehingga ia meminta Nadya untuk mewakilinya dan mendampingi "Gus Reyhan" dalam acara di Malang.

Dalam rencana mereka, Bayu akan ditugaskan untuk mengawal "Ning Shinta" ke Malang, tanpa menyadari bahwa sosok itu sebenarnya adalah Nadya yang telah mengenakan kostum canggih menyerupai Ning Shinta. Sebaliknya, Nadya, yang sangat menyayangi dan menghormati Ning Shinta, juga tak akan mengira bahwa Gus Reyhan yang akan mendampinginya di panggung Malang adalah seseorang yang menyamar sebagai beliau.

"Dan kalau Bayu yang menemani Ning Shinta palsu," lanjut Gus Reyhan sambil menahan tawa kecil, "dia tak akan berani macam-macam. Pasti dia akan menjaga dirinya tetap sopan, seperti biasa dia di hadapan Ning."

Sebuah Masalah Tak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang