Setelah beberapa bulan berkelana bersama Ryusei, Reina dan adiknya semakin dekat dengan wilayah istana tempat pengkhianat kejam itu berkuasa. Dalam perjalanan, mereka telah melewati desa-desa yang dulunya makmur tetapi kini hancur akibat pemerintahan yang kejam. Setiap kali melihat penderitaan orang-orang di sepanjang perjalanan, tekad Reina untuk menentang pemerintahan kejam itu menjadi semakin kuat.
Pada malam itu, mereka berhenti di tepi sebuah hutan untuk beristirahat. Reina duduk menghadap ke arah kota yang terlihat samar-samar di kejauhan, matanya penuh keyakinan dan keteguhan.
Ryusei menghampirinya, membawa bekalan terakhir yang mereka ada. "Kak Reina, tak lama lagi kita akan sampai di kota yang kita tuju. Apa yang akan akak lakukan jika kita akhirnya bertemu dengan... dia?"
Reina diam sejenak, memandang ke dalam sepasang mata adiknya. "Ryusei, apa pun yang terjadi, akak akan berjuang sampai akhir. Bukan hanya untuk ibu dan ayah, tapi untuk kita semua." ucap Reina dengan keyakinannya yang tidak pernah runtuh.
Ryusei mengangguk, lalu duduk di sebelahnya. "Ryusei tak pernah ragu padamu, Kak Reina. Ryusei akan selalu ada di sisimu."
Reina tersenyum, merasakan kehangatan tekad yang sama dari adiknya. "Baiklah, kalau begitu, kita harus bersiap. Perjalanan ini masih panjang, dan musuh kita tidak akan mudah dikalahkan."
Mereka pun duduk bersama, mengumpulkan tenaga dan semangat untuk menghadapi pertempuran yang menanti. Walaupun jalan di depan penuh dengan pelbagai rintangan, mereka tahu inilah saatnya memperjuangkan segala yang mereka percayai.
YOU ARE READING
The Forsaken Tribe [Malay Sub]
ActionReina Takashi, seorang gadis muda yang menyaksikan kematian ibu bapanya akibat pengkhianatan penasihat istana, kini kembali untuk membalas dendam dan memerdekakan kerajaannya. Dibesarkan oleh neneknya, Reina dewasa sebagai pejuang yang menentang kez...