Genre: Romance, masa depan, masa lalu, adult, softboy
Bahasa baku, Batavia old
______________________________________Apa kabarmu saat ini, apa kau baik-baik saja? aku merindukanmu.
Tangannya yang menggengam pulpen mencoba mencoret kalimat terakhir.Aku baik-baik saja, ah mungkin tidak? aku masih menyimpan pertanyaan yang tak sempat diutarakan, apa aku telah melakukan kesalahan? apa aku kurang berusaha mendapatkanmu? jujur saja, aku berusaha melepaskanmu bersamanya, apa kau tidak ingin menimbang rasa?
Cahaya remang-remang di meja belajar menyorot seorang pemuda yang sedang duduk menggoreskan tintanya disebuah kertas. Terlihat di samping itu beberapa kertas kusut berbentuk gumpalan tergeletak di atas meja.
______________________________________Saat itu adalah saat yang membahagiakan bagi Rein, karena saat itu dia bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Reya, cinta pertamanya.
Saat itu Rein sedang berada di pasar tradisional membanntu sang kakak menjualkan beberapa alat tulis sekolah dan binder.
Lengannya yang berkeringat sedang sibuk membereskan terpal yang kusut, kepalanya dengan reflek menengadah saat bayangan seseorang menutupi dirinya.
Dia melihat seorang gadis berdiri di sampingnya, matanya melihat pemandangan di depan yang penuh dengan kendaraan, dengan bibirnya yang mengerucut.
"Neng memang mau kemana? seperti orang bingung gitu."
Rein mendekati gadis itu dan sejenak terkekeh saat melihat langkah kakinya maju mundur penuh keraguan."Eh, umm stasiun dimana ya?"
Suaranya yang lebih terdengar gumaman membuat Rein mendekatkan kepalanya kearah gadis itu."Oh, kalau stasiun dari sini harus jalan dulu sebentar, mau saya anterin?"
Rein sontak saja berjalan perlahan di depannya mengisyaratkan gadis itu untuk mengikuti."Oh ya nama neng siapa?"
Rein membuka mulutnya saat mereka mulai berjalan beriringan melewati beberapa kesibukan pasar yang mulai berkurang."Aku Reya"
Sejak saat itu mereka mulai sering bertemu, dekat, dan bersama.
_____________________________________"Oh Reya, tunggu sebentar ya, aku mau membereskan terpal dulu, kamu mau makan apa? mie ayam? pesan aja ke mang nya."
Rein saat ini tersenyum tipis saat melihat Reya mendatangi tempatnya selang tiga hari setelah Reya mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki ponsel untuk saling memberi kabar dan Rein memutuskan untuk tidak menggunakannya juga.
"Kamu tidak perlu sampai segitunya, memang kamu tidak takut ditanyai kakak mu soal uang nya kemana?"
Reya mencoba untuk membantu Rein merapikan alat tulis. Sudah tiga bulan sejak saat itu, mereka kini telah sering bertemu, membicarakan hal random, dan tertawa bersama.
"Kamu tidak perlu bantu aku setiap kita bertemu. Dan ini uang aku juga, jadi kamu tidak perlu khawatir."
Rein menarik buku yang berada di tangannya dan menyuruh Reya untuk duduk santai. Namun sebuah foto keluar dari buku yang baru saja ia ambil.Dalam foto itu diambil dari jarak yang cukup jauh dan terdapat profile wajah samping seorang gadis yang sedang asik memandang senja, Gadis itu rupanya adalah Reya!
"Apa ini, kamu menyimpan foto aku, menyebalkannya."
Reya terkekeh pelan namun dia sendiri tidak merasa keberatan."Bukan menyimpan Reya, tapi aku memasang potretmu dibuku sebagai sumber inspirasi, kamu bagian dari cerita hidupku"
Rein menyeringai senang, bahkan tidak berniat untuk menyangkalnya."Yaudah kalau gitu aku bantu kamu jualan ya biar cepat selesai juga."
Rein sontak saja tertawa terbahak-bahak melihat sikapnya Reya yang begitu antusias.Namun Setelahnya dia juga ikut berteriak membuat beberapa orang merasa gemas dan membeli beberapa dagangan mereka.
______________________________________"Selamat Ulang tahun Reya, karena kamu suka nulis dan warna ungu jadi aku siapkan binder ini untukmu"
Rein datang memberikan Binder beserta beberapa foto yang diambil menggunakan kamera analognya setelah mereka resmi berpacaran.
_____________________________________"Reya ayo naik! aku memang tidak bisa mengendarai motor, namun aku bisa mengendarai sepeda. Jadi ayo naik, kita tidak bisa kalah dengan para pasangan itu."
Saat itu di hari minggu, Rein menyewa sepeda untuk dipakai berkeliling saat melihat beberapa pasangan datang menggunakan motor mereka.
____________________________________"Reya, temani aku ke toko buku ya, aku ingin membeli beberapa buku latihan soal"
Namun setelahnya Rein terlalu fokus dengan buku yang ada dipegangnya hingga melupakan keberadaan Reya."Oh begitu, baik fokus saja pada bacaanmu itu, aku keluar sekarang!"
Reya mengerucutkan bibirnya dan segera melangkah cepat menjauhi toko buku itu."Reya ada apa? tunggu sebentar, Reya, maafkan aku, coba katakan apa yang menganggumu? kalau kau tidak bicara bagaimana aku tahu?"
Rein mencoba menyamai langkah dengan Reya yang berjalan terlalu cepat."Kalau kamu belum bicara juga, aku akan tunggu disini sampai kamu memaafkan aku"
Rein sedikit berteriak dan menghentikan langkahnya menunggu Reya memaafkannya.Namun Reya tidak menganggap serius perkataanya karena sudah terlanjur kesal hingga dia mempercepat langkahnya untuk segera sampai di rumahnya.
Cuaca sudah mulai mendingin dan tetesan air perlahan turun ke tanah, Reya memutuskan untuk kembali di tempat Rein menghentikan langkahnya untuk memastikan bahwa Rein sudah tidak ada disana.
Namun yang sangat tidak diduga bahwa Rein mengundang kemarahan dan rasa sesalnya saat dia benar-benar menepati perkataanya dan tetap menunggunya kembali.
_____________________________________"Tapi aku tidak mempunyai potret diri, dan kebanyakan foto bersama Gala"
Reya berkata dengan suaranya yang mengecil saat Rein meminta fotonya."Tidak apa, aku bisa merobek fotonya dan hanya menyimpan potret kamu"
"Kamu benar-benar tidak mau memikirkannya lagi? pilih aku saja, jangan dia"
Rein berkata dan menatap dalam tepat di bola mata Reya yang bergetar setelah mendengar perkataannya."Kalau gitu kamu mau datang ke acara ulang tahun aku?"
Pertanyaan Rein tidak mendapat kepastian dari Reya yang membuat Rein melangkah pergi dengan perasaan campur aduk meninggalkan daerah ini.
_____________________________________Andai dulu kau tak pergi dari hidupku
Takkan mungkin kutemui cinta yang kini kumiliki
Cinta yang menerima kekurangan
Dan merubah caraku memandang dunia
Andai dulu kupaksakan t'rus bersamamu
Belum tentu kisah kita berdua berakhir bahagia
Kisah yang mendewasakan kita berdua
Meski lewat luka
-Song: Selamat tinggal, virgoun-Lagu Selamat Tinggal karya Virgoun sedang diputar saat ini. Rein menyelesaikan tulisannya saat gadis kecil menarik lengannya untuk menemui wanita cantik yang sedang menunggunya di ruang tengah dengan senyuman di wajahnya.
Mereka saling melempar senyum dan melangkah bersama menuju taman terdekat yang baru di resmikan.
Tepat saat diperjalanan, pandangannya merasa tidak asing dengan pasangan yang melangkah berlawanan arah dengannya. Rein dan wanita itu tidak sengaja melakukan kontak mata yang kemudian saling melempar senyum tulus.
Tapi itu di masa lalu, kini aku kembali dengan perasaan tanpa beban, aku tidak bisa memaksakan kita terus bersama, kau juga pasti telah bahagia bersamanya, aku juga telah bahagia dengan pilihanku sendiri.
Terimakasih Reya, mungkin jika kita tidak berpisah, belum tentu kisah kita berakhir bahagia, tentu saja bahagia kita dengan yang lain.
TAMAT
Funfact: terinspirasi dari lagu virgoun dengan judul yang sama. Inspirasi lainnya, gabungan kisah cinta author+mama dan imajinasi.
Tunggu revisinya👀

KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted
Short StoryI was enchanted to meet you~ Menceritakan tentang AU (Ascella universe) setiap cerita yang tertulis masuk dalam universe yang sama. Bermacam cerita mulai dari genre fantasi, Romance, sad, young adult, dan adult menambah keseruan dalam universe ini...