Chapter 3

80 10 3
                                    

Sesampainya mereka tiba di pintu gerbang, Till terpukau pada mansion Ivan yang sangat megah. Ivan turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Till. Till turun sambil melihat model desain mansion Ivan. Ivan terkekeh melihat aksi bodoh kecil yang dilakukan Till.

"Gila besar banget, desain nya juga tidak kalah bagus" sambil melompat kecil melewati pintu utama mansion.

"Mau tinggal disini?" Tawar Ivan. Tentu saja Till menolak nya karena merasa tidak enak karena Till bukan siapa siapa Ivan.

"Tunggu apa? tidak. Hei, bukan kah kita baru bertemu tadi pagi? apa kau tidak merasa curiga terhadap ku? bagaimana kalau aku mencuri atau menghancurkan sesuatu?"

"Apapun itu yang Till lakukan itu tidak apa apa untukku. Mencuri? anggap saja aku yang memberi mu, menggancurkan sesuatu? anggap saja itu barangmu. Till apapun jika itu dirimu aku tidak apa apa" Ujar Ivan membuat Till tersipu malu. Entah kenapa hati Till berdetak dengan kencang dan membuatnya gugup seketika.

"Candaan mu tidak lucu Ivan"

"hahaha iya"

Seperti biasa Ivan menggeret Till menuju ke kamar Ivan yang berada di Lantai 3. Semua ruangan yang berada di lantai 3 itu milik Ivan seorang, kalau lantai 2 milik Sua dan Paling bawah adalah tempat kedua orang tua Ivan dan Sua berada.

Selama Till di geret oleh Ivan, Till menyempatkan dirinya melihat sekeliling ruangan. Ada lukisan berukuran besar dan terbalut kain hitam usang dan berdebu. Tidak semua lukisan terbalut hanya saja bagian pojok kanan terbuka memperlihatkan sesosok Ivan yang masih kecil di gendong oleh seorang wanita. Tampang wanita tersebut tertutup oleh kain jadi tidak sepenuhnya terlihat.

Till ingin menanyakan keberadaan orang tua Ivan tapi takut jika perkataannya menyinggung hati Ivan.

"Till aku memanggil mu berkali kali kenapa kau diam saja?" Ivan menatap Till dengan dekat sehingga nembuat Till terkejut kecil.

"EH- Kau mengagetkan ku.. jadi ini adalah kamarmu?" Till melihat sekeliling kamar Ivan yang bisa dibilang sangat luas sehingga ada kamar mandi dan kamar ruang ganti sendiri.

"Iya, Till lihat kasur ini? sungguh terlalu luas untuk tidur sendiri. Ayo tinggal lah bersamaku lalu tidur denganku bersama di kasur ini..hm??" Ivan menatap Till sendu agar Till luluh tapi tentu saja langsung di tolak oleh Till.

"Oi gila kau? Tidak aku sudah berusaha tuk' membayar kost untuk aku tinggali jika aku tidur disini kerja kerasku untuk membayar kost percuma!"

"Tidak apa apa sisanya aku bisa menangani nya sendiri! tolong tinggal lah bersama ku Till" Mohon Ivan sambil berlutut menatap sendu Till.

"Ughh cukup! baiklah baiklah aku akan tidur disini tapi aku hanya akan menginap! mengerti? hanya satu hari saja itu sudah cukup"

"Benarkah? kenapa aku sangat senang hari ini" Ivan tersenyum lebar lalu berlari kecil menuju ruang ganti.

"Ini Till baju piyama kita~" Ivan menunjukkan 2 sepasang baju piyama yang sama motifnya sehinga seperti baju piyama sepasang kekasih.

"serius aku nanti saat tidur pakai baju piyama ini? boleh kah aku tidur memakai seragam ku saja?"

"hahaha seragam itu akan di kenakan lagi besok, apa kau tidak mau memakai pakaian yang sama dengan ku? hm?"

"yaaa sepertinya begitu- eugh  baiklah"

"yay!" senag Ivan.

"Mandilah dulu Till aku akan menyiapkan kan pakaian dalam untukmu~"

"o-oi... ya baiklah terserah aku izin memakai kamar mandi mu yaa terimakasih"
















-skip saat selesai mandi-

Till keluar dengan memakai piyama nya sekarang giliran Ivan mandi. Selama Ivan mandi Till memainkan alat musik gitar nya agar menghilangkan rasa bosan nya.

Saat Ivan sudah keluar dari kamar mandi, Ivan duduk di samping Till. Saat Till memainkan beberapa nada, Ivan bernyanyi sesuai nada yang di mainkan oleh Till. Till tertegun atas suara Ivan yang sangat merdu.

"waw Ivan aku tidak tahu kau bisa bernyanyi?"

"yaaa suaraku hanya bisa di dengarkan oleh Till ku"

"hei hentikan itu!" Till mendorong Ivan yang membuat Ivan terkekeh kecil. Perasaan Till sekarang sangat tidak nyaman. Detak jantung Till mulai berdetak dengan sangat kencang.

'Aku kenapa? ada apa denganku!' Batin Till sambil memegang dadanya. Ivan melihat itu menjadi khawatir karena mengira Till sedang kesakitan.

"Till kau tak apa? apa kau sakit? apa kau terluka? apa perlu kerumah sakit? ayo aku antar" Ivan yang ingin membantu nya malah di tepis oleh Till.

"Y-yaa aku tidak apa apa kok! s-sungguh!'

"Till, tidak apa apa jika ingin mengungkapkan sesuatu, aku ada disini untuk mu.. aku siap membantu" Kata kata Ivan membuat Till bertambah cepat detak jantung jadi Till tiba tiba berdiri dan ingin mencari ponselnya untuk di isi daya

"Y-ya dimanaa ya aku meletakkan hp ku." Till mencari tas nya untuk mengambil hp, tetapi itu didahulukany oleh Ivan.

"Hp kamu sudah aku cas jadi tenang saja" Sambil menunjukkan tempat dimana h
HP Till di isi daya.

Ivan menggeret tangan Till lagi lalu merobohkan tubuh Till di kasurnya. Ivan mendekapkan kepala nya di dada Till. Till sempat memberontak tetapi Till menyerah lalu menepuk punggung Ivan perlahan.

"Oh Till aku sungguh merindukanmu.." Till terdiam.. mengapa pelukan ini membuatnya Dejavu? perasaan aneh menghantui Till sehingga rasa kantuk tiba menghampiri Till. Ivan mendongakkan kepalanya, menatap Till dengan perlahan lalu mengecup dahi Till.

"Till aku mencintai mu, tidurlah dengan nyenyak."













































Angin sepoi-sepoi membuat daun daun yang berguguran terbang kemana-mana. Till melihat anak anak dari Anakt Garden berlari dengan bergembira. Till mendongakkan kepala nya melihat bocah berambut hitam dengan gigi khasnya yang terlihat sedang tertidur pulas. Till memegang pipinya yang begitu empuk seperti bantal. Disaat Till memejamkan mata sejenak, lalu membuka matanya suasana seperti ada di atas panggung. Melihat sosok yang ia pegang pipinya sekarang penuh dengan darah. Darah yang terus menerus keluar dari lehernya membuat Till bergetar dengan hebat. Tak sengaja ia menangis dengan kencang.

"t-tidak.. Tidak.. SEHARUS TIDAK BEGINI! HEY BANGUN! BANGUN! KUMOHON BANGUN!"
































































"IVAN-" Till terbangun dari mimpinya. Ia berkeringat dingin dan gemetar hebat. Takut apa yang sebenarnya terjadi. Ia melihat sekeliling kamar dan berpikir sejenah.

"Benar, aku sedang menginap di tempat tinggal Ivan.. lalu dimana Ivan?" Till beranjak dari tidurnya lalu berjalan sambil mengusap air mata yang terus menerus keluar tanpa sebab.

Disaat Till turun dari tangga menuju ke Ruang Utama Till melihat Ivan sedang memasak. Till mendatangi Ivan lalu memeluknya dengan erat sambil menangis, entah apa yang dilakukannya hari ini sungguh aneh. Ivan terkejut saat Till memeluknya secara tiba-tiba.

"Till, apa kau bermimpi buruk?"














~TO BE CONTINUED~

Till, we meet again.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang