Chapter 4

59 8 8
                                    

"Till, apa kau bermimpi buruk?"

Tanpa sadar tangan Till memeluk erat perut Ivan dengan gemetar. Menangis sejadi jadi nya.

"..." Ivan merangkulnya dan mengusap kepala Till dengan perlahan membuat tangisan nya mereda.

Saat Till mulai tersadar apa yang ia lakukan kepada Ivan langsung menjauhkan diri dari rangkulan Ivan dengan mendorong nya perlahan ke belakang.

"M-maaf.. lupakan itu-ghh" Disaat hendak mendorong Ivan, Ivan menahan lengan Till lalu mendekapnya erat, memberikan kehangatan dan ketenangan.

Till merasa linglung apa yang terjadi, berdiam diri di dekap oleh Ivan.

"Till apa kau.. sudah merasa baik?" Tanya Ivan

"y-ya aku merasa baik sih.. boleh lepas dulu?" Till memikir kan apa yang membuatnya seperti ini. Dia sekarang bermimpi aneh yang cukup buruk akhir akhir ini.

"Kau duduk di kursi saja akan kubuatkan susu hangat" Tawar Ivan.

Till mengangguk. Masih bingung dengan mimpi mimpi yang terus menerus ada di setiap malam membuat Till frustasi jika di paksa untuk mengingat kembali apa isi mimpi aneh tersebut Till akan merasakan perasaan sedih, menyesal dan sakit kepala yang sangat hebat. Terkadang ada rasa sakit aneh di lehernya, meskipun hanya sesaat saja.

"Ini susu hangat untuk mu, jika kau tidak ingin menceritakan apa yang terjadi di mimpi mu itu tidak apa apa Till, jangan terlalu memaksa jika itu menbuat mu semakin memburuk" Ivan khawatir akan Till, karena melihat nya menangis sesenggukan membuat Ivan tidak tega dan khawatir.

'Apakah tak apa aku memberitahu apa yang terjadi di mimpiku? tapi aku takut jika aku memberi tahu mimpi ku kepada orang lain apakah akan berdampak lebih besar daripada mengingat nya? apakah akan terasa lebih parah sakit kepalanya? apakah aku akan selalu merasa sedih? apakah aku akan mat-'

"Till..." Ucap Ivan dengan lembut sembari memegang pipi kanan Till yang sedang melamun. Till terkejut ketika Ivan memanggil nya dan memegang pipinya. Ivan menatap serius kepada Till seolah olah berkata 'apakah kau baik baik saja'.

'Ya sepertinya tidak apa apa jika ku ceritakan' monolog Till.

"Jadi.. akhir akhir ini aku bermimpi aneh yang sangat buruk.. sungguh sungguh buruk sehingga membuatku sakit kepala. Pas awal awal pertama kali mimpi tuh aku ngeliat taman hijau yang luas lalu banyak anak anak bermain kesana kemari" jelas Till.

Ivan menangkap kata kata Till membuat Ivan terkejut dan berpikir apakah mungkin ingatan kehidupan sebelumnya muncul perlahan lewat mimpi?

"Dan aku nelihat sesosok anak kecil berambut hitam memegang baju ku, melihatku dengan sangat menyeramkan..."

"..."

"Lalu ada 2 anak perempuan, yang satu berambut pink dan satunya berambut hitam. Entah kenapa jika aku bermimpi tentang mereka aku selalu sembunyi di belakang pohon dan melihat mereka bermain, mungkin aku juga pengen ikut maen kali yak? haha tapi disaat aku berada di dekat anak perempuan berambut pink aku jadi gelagapan. Gatau kenapa, mungkin aku suka kali sama anak itu?"

Binggo! batin ivan seperti berucap 'ya anda tepat sekali!'
tetapi Ivan mendengar saat Till ingin bermain dengan dua anak perempuan itu membuatnya cemburu, bukan cemburu biasa!

"Nah gatau kenapa aku tiba tiba main gitar di panggung, mana panggung nya megah tapi setelah mimpi itu aku jadi masuk angin pas bangunnya"

"Till apa kau selalu mendapatkan yang sangat tidak mengenakkan setiap kali kau bermimpi?"

"Nah iya hampir setiap hari anjir! terkadang sih enggak eh tapi bagian paling seremnya tuh.."

"apa?"

"Nah bagian paling aku sering mimpiin tuh anak laki-laki berambut hitam dan gigi khasnya seperti..." Till menyipitkan matanya melihat penampilan Ivan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Till, we meet again.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang