Kelompok itu tercipta dengan campur tangan kepala sekolah. Mereka yang tergabung dalam Starmoon dibebaskan melakukan apapun, asalkan mereka tetap akan memberantas tindakan bajingan para siswa disana. Kepala sekolah sudah merancangnya sejak seminggu ke belakang sebelum di bentuknya kelompok ini. Sekaligus sudah menandai wajah mereka yang akan ia jadikan anggota Starmoon. Lelaki tua itu mengumpulkan seluruh anggota di ruangannya. "Akhirnya kalian datang juga, sudah lama saya menunggu," ucap lelaki tua yang rambutnya kian memutih itu. "Maaf Pak, saya terlambat," ucap salah seorang gadis dengan pakaian rapi di sertai dengan almamater yang masih terpasang menyelimuti tubuhnya.
"Tidak apa-apa, lagi pula, yang lain juga baru sampai. Silakan duduk." gadis itu menduduki sofa yang telah di tunjuk oleh kepala sekolah. Dengan sedikit senyum canggung bersamanya. "Ada perlu apa Bapak memanggil kami berenam kemari? Apa ada hal yang penting, Pak?" tanya salah seorang dari mereka yang sedari tadi memegangi sebuah buku novel. "Benar sekali, ada hal yang sangat penting," ujar lelaki tua itu sembari mengeluarkan sebuah lembaran berkas dari laci mejanya.
Ia meletakkan berkas tanpa nama itu diatas meja kerjanya, memperlihatkannya kepada enam orang siswa yang bergeming kebingungan. Apa maksudnya ini? Jelas mereka menanyakan kalimat itu di dalam batin mereka masing-masing. "Mulai sekarang, kalian akan menjalin kerja sama satu sama lain. Kalian telah saya rekrut menjadi anggota kelompok Starmoon. Selamat, ya." seusai lelaki tua itu berbicara, seorang gadis mengangkat tangannya. "Pak, maaf jika saya lancang. Tapi, kami bahkan tak tahu apa itu Starmoon. Kenapa ini tiba-tiba sekali, Pak?" Lelaki itu melukis senyum di wajahnya. Membuat gadis itu menurunkan tangannya sementara maniknya memperhatikan mimik wajah lelaki tua yang sedang terduduk disana dengan senyum yang masih terlukis indah.
"Starmoon adalah suatu kelompok yang sengaja saya buat untuk memberantas tindakan kriminalisasi yang ada di sekolah ini. Apa kalian bersedia? Jika ya, silakan angkat tangan kanan kalian." Seketika, kepala sekolah tertawa kecil. Ke-enam siswa itu mengangkat tangan kanan mereka secara serentak. Jelas saja kepala sekolah merasa bangga. "Saya tahu, pilihan saya tidak pernah salah." setelah itu kembali membuka lacinya untuk mengambil berkas lain. Apa isinya kali ini? Apakah struktur organisasi Starmoon? "Di dalam berkas ini, terdapat stuktur organisasi Starmoon. Beserta dengan target kalian. Kalian bebas melakukan apa saja dengan target kalian, saya tidak melarang. Ingin kalian hajar sampai ajal menjemput pun saya tidak peduli, mereka pantas mendapatkannya."
Ke-enam siswa itu saling bertatapan satu sama lain, seolah melakukan telepati. Ini gila! Kalimat yang seolah terucap melalui kontak mata seorang gadis dengan almamater itu. Ke-enam siswa itu berpamitan dengan kepala sekolah, dan melangkahkan kaki keluar dari ruangan dingin itu. "Jadi? Kita mau apa?" tanya salah seorang lelaki dengan rambut berantakan. "Kita lihat berkas ini aja. Ayo, kita ke ruangan tempat gua berdiam!" ajak gadis dengan almamater itu. "Hah? Dimana?" tanya lelaki yang memakai kacamata dan membawa sebuah buku novel. "Di ruang OSIS lah!"
Mereka sungguh pergi ke ruang OSIS tanpa halangan sama sekali. Mereka seketika duduk membentuk lingkaran, dan bersama-sama membuka berkas itu. Yang ternyata benar, isinya adalah struktur organisasi Starmoon. Lengkap dengan foto pelajar dan nama panjang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARMOON
Teen FictionCerita ini tentang sekelompok remaja yang membentuk sebuah geng pemberantas kriminalisasi yang terjadi di sekolah mereka. Kelompok ini diisi oleh orang-orang yang terkenal memiliki jabatan yang di segani di sekolah itu. Akankah sekelompok remaja ini...