BAB 4 : MARKAS

4 2 0
                                    

Akhirnya, para anggota Starmoon pun memindahkan apa yang harus mereka pindahkan ke gedung olahraga Argeanta. Yang sekarang telah resmi menjadi markas mereka. "Gila! Ini serius bakal jadi markas kita? Gede banget anjay!" Zillo berseru dengan riangnya. Tak salah lagi, gedung olahraga Argeanta memang sebesar itu. Tak memberi keraguan jika Zillo akan terkejut melihat seluruh bagian dari gedung olahraga akan jadi milik mereka.

"Udah, kan, hebohnya? Ayo, kita bebersih dulu. Kayaknya gedung ini cukup kotor karna jarang di sapu," tutur Sei. "Siap, ketua!" jawab semua anggota dengan serempak. Akhirnya, mereka mulai membersihkan gedung olahraga. Mereka menyapu, mengepel, mengelap jendela juga kusen. Serta membersihkan celah yang tak terjamah sebelumnya. Kerja sama tim semua anggota sangat bagus. Mereka berhasil menyelesaikan gotong-royong masal itu dengan mudahnya. "Haduh, capek banget!" ungkap Prily seraya mengusap keringatnya yang kian menetes dari pelipisnya. "Ya, capek, lah!" ucap Ren yang juga sedang mengusap keringatnya. "Tau gitu tadi, gua panggil pembantu gua aja. Biar mereka bersihin tempat ini," ujar Kalandra. "Sialan, bukan dari tadi!" umpat Prily.

♧♧♧

Mereka akhirnya kembali fokus pada kegiatan masing-masing. Prily, Zillo, dan Ren sudah lebih dulu meninggalkan markas. Mereka baru ingat, kalau di jam keempat, mereka ada ulangan harian. Prily ulangan matematika, Zillo ulangan fisika, dan Ren ulangan biologi. Hanya tersisa Kalandra, William, dan Sei yang masih menetap di markas untuk lanjut mencari informasi. "Kal, lo gamau lanjut nyari identitas dia target sisanya?" tanya Sei. "Nanti aja itu, aman. Kita fokus ke satu target dulu, biar ga pusing," ucap Kalandra yang fokus dengan laptopnya. Itu berhasil mengundang rasa penasaran William. "Lo ngapain sih, Kal? Dari tadi sibuk banget gua lihat," tanya William. "Gua lagi sibuk ngeretas akun twitter sekolah, buat bikin pengumuman kalau kita ini anggota Starmoon," jawab Kalandra.

"Lah? Emangnya lo udah izin ke kepsek?" tanya Sei.

"Udahlah, baru aja, katanya boleh," jawab Kalandra secara cepat. Setelah itu ia lanjut berkutat dengan laptopnya. Menekan tombol dengan ukiran huruf, angka, serta simbol di keyboardnya.

"NAH! KETEMU!" Kalandra berteriak dengan girangnya ketika berhasil meretas akun twitter sekolah. "Sekarang, gua tinggal ketik pengumumannya aja, bakal banyak siswa Argeanta yang lihat!" katanya.

"Anjir! Kalimat yang lo pake udah kayak admin akun twitter sekolah kita aja, Kal! Plek-ketiplek ini mah!" William terkejut melihat postingan Kalandra kala itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjir! Kalimat yang lo pake udah kayak admin akun twitter sekolah kita aja, Kal! Plek-ketiplek ini mah!" William terkejut melihat postingan Kalandra kala itu. "Siapa dulu? Kalandra Sagalang!" ucap Kalandra, memamerkan dirinya. "Guys, coba kalian lihat komennya deh, ada yang menarik, ga?" tanya Sei.

Mereka semua pun membaca komenan postingan itu satu persatu. Kebanyakannya adalah tentang rupawan nya paras mereka dan gemilang pula jabatan mereka. Seluruh netizen Argens justru membahas hal yang tidak terlalu menarik sama sekali. "Biasa aja," ucap William. "Tapi gua di puji ganteng, anjay," lanjutnya. "Sialan, gua di katain galak! Gua ga segalak itu anjir!" umpat Sei dengan geramnya. Rasanya ingin ia balas saja komen sialan itu.

STARMOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang