Lovely Message.

6 2 0
                                    

      Suara hentakan kereta kuda mengisi keramaian kota, tirai-tirai tipis serta pintu besi berlapis emas menyembunyikan sang pendatang dari pandangan umum. Siluet mereka terlihat sangat samar, hampir tak terlihat. Kereta tersebut berhenti di depan kediaman Tuan Besar. terdapat 3 kereta kuda dengan motif yang beragam, terlihat dari ukiran-ukiran yang menunjukan kediaman utama dari pemilik kereta. Kereta pertama terbuka, menunjukan seorang lelaki tinggi dengan usia menginjak dewasa, kacamata nya yang tidak memiliki lensa serta ciri khasnya sebagai albino, yaitu surai, bulu mata, serta alisnya yang pirang dengan manik mata gray. Tubuhnya terlengkapi dengan blazer hitam polos, celana hitam, serta sarung tangan kulit yang juga memiliki warna gelap. Tak lupa dengan perhiasannya berupa cincin dan juga anting.
"Selamat datang, tuan Elias Theodoric" sambut pelayan utama sembari menunduk hormat. Elias membalasnya dengan senyuman. 
"Telah kami siapkan teh terbaik dikota ini, terpilih dari yang terbaik dan diolah dengan pengolahan khusus" Tambah sang pelayan utama dengan senyuman penuh hormat. Elias terkenal dengan nama besarnya sebagai seorang  pedagang bangsawan dari Vienna-Austria, keluarganya juga terkenal dengan kesempurnaan tanpa batas.
"Dan tentu, cake cinnamon kami sajikan secara khusus untuk anda bersama detektif lain yang telah diundang." Tambah si kepala pelayan, ia meminta pada pelayan untuk menunjukan jalan bagi tuan Elias.

    Kereta kedua perlahan terbuka, ukiran khas naga dengan warna merah keemasan menjadi ciri khas bagi pemilik detektif kedua. Manik matanya yang bewarna light cadmium yellow langsung terpancar dengan cerahnya, surainya yang putih dengan jepit rambut serta salah satu sisi dikepang dengan rapi. Tubuhnya yang tinggi dan flexible dapat terlihat dari caranya berjalan.
"Yang Terhormat Lueiyan Chen, detektif terkenal yang memiliki darah keturunan bangsawan China. Kami telah menantikan kehadiran anda disini" Sambut pelayan utama menundukan wajahnya dengan hormat.
"Selamat pagi" Sapa Lueiyan atau akrab dipanggil dengan Iyan.
"Silahkan tuan, kami telah sediakan cake serta teh terbaik dari kota kami." Tunduk sang pelayan utama sembari meminta pelayan yang lain untuk mengantarkan Iyan menuju ruangan megah yang disediakan oleh Tuan Besar.
"Sepertinya Tuan Elias sudah datang ya?"tanya Iyan, diwajahnya terdapat dua tahi lalat manis dibawah bulu mata serta plester dibagian pipi kanan.
"Benar, Tuan Elias sudah berada di ruang utama bersama Tuan Besar. Mari... para pelayan akan menghantarkan anda menuju Tuan Besar." Ucap kepala pelayan penuh hormat. Iyan hanya mengangguk dan berjalan mengikuti para pelayan dengan dress gray mereka yang mengibasi debu dari lantai.

    Kereta ketiga adalah kereta yang memiliki ukiran kayu jati, dipoles dengan cat emas serta beberapa hiasan bunga besi yang diukir sedemikian rupa. Lelaki dengan surai ginger keluar dari dalam kereta, wajahnya yang bandel dengan manik mata hijau serta freckles disekitar pipi dan hidungnya ditambah dengan tahi lalat di pipi kanan serta dibawah bibir yang gelap karena terlalu banyak merokok. Gemerincing terdengar dari gantungan yang tersembunyi dibalik jubahnya serta senyuman tengil yang ia tunjukan kepada pelayan utama.
"Tuan Convallaria Majalis, lama tidak jumpa dengan anda" Ucap pelayan utama dengan senyum yang ia paksakan. Conva sangat sering berkunjung ke kediaman Tuan Besar dikarenakan tugasnya sebagai detektif. Akan tetapi, ia juga sering berkunjung hanya untuk mengusik ketenangan di kediaman Tuan Besar.
"Wow, kita berjumpa lagi ya..? siapa namamu?" Tanya Conva sembari menggoyangkan telunjuknya untuk mencemoh pelayan utama.
"Saya Michael" Jawab Michael atau biasa kita kenal sebagai Pelayan utama/Kepala pelayan.
"Ah yah, saya melupakan nama anda Michael!" Ledek Conva, kepala pelayan terkekeh dengan berat.
"Anda benar-benar beruntung dikarenakan Tuan Besar tidak memecat ataupun mengakhiri hidup anda, Tuan Conva." Puji kepala pelayan dengan nada sarkastik.
"Maafkan saya Michael, tapi Tuan Besar memiliki hutang pada saya." Ucap Conva sembari memberikan Michael lotre untuk memenangkan bungkusan besar koin emas.
"Semoga beruntung" Ucap Conva sembari berjalan memasuki kediaman Tuan Besar.

Time to Work, Detectives!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang