ㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Chapter 3: First Sight"Kita harus sering-sering makan ke sini," ujar Shiloh dengan mulutnya yang dipenuhi oleh sushi yang barusan dibuat oleh Otto—pemilik warung sushi ini sekaligus orang yang ia anggap sebagai kakaknya.
"Kalau dibayarin, sih, gue mau!" seru Elijah. Sano pun menyomot apa yang ada di piring lelaki botak itu, "punya gue!"
Otto yang menyaksikan kericuhan mereka pun hanya bisa menggelengkan kepalanya, "Ini masih banyak, jangan rebutan atau gue potong burung lo pada?"
Mendengar itu pun Sano dan Elijah lantas duduk manis. "Itu, yang antar kita tadi—Kak Michael nggak ikut makan?" tanya Mona.
Yang ditanyai pun kini tengah asik berada di dalam sauna bersama bosnya—Adam. Mereka memang ditraktir makan olehnya sebagai hadiah, namun Michael malah meminta sauna di penginapan ala Jepang ini. Entah mengapa pula Adam ikut bersamanya.
"Gue cuma kangen sama lo," ujarnya yang kemudian menenggelamkan wajahnya sebatas mulut dan mengerutkan dahinya.
Michael tak menjawabnya. Ia malah menghela napas dan melirik ke arah lain. Siapa pula yang senang berada di dalam sauna bersama seorang lelaki? Tentu bukan Michael. Ia menyandarkan kepalanya pada apa pun yang ada di belakangnya. Alih-alih beristirahat, semesta justru menitahnya untuk tetap bekerja. Netranya berjumpa dengan sesuatu yang tak asing menurutnya. Itu adalah mata pistol yang mencuat dari salah satu lubang di bilik ini.
Bangkitlah ia dari duduknya, maka Adam dibuat terkejut oleh badannya yang indah itu. "I have to go. You know? Ada mata orang lain di sini," ujarnya sembari mengeringkan badannya menggunakan handuk yang tersedia di sana. Tak lama dari itu, suara derap kaki yang tergesa pun terdengar.
Adam pun menyunggingkan senyumnya, "Gue pikir lo mau yang lain."
Keluarlah Michael dari sana dengan pakaian yang sudah rapi. Ia tak menemukan adanya tanda-tanda hidupnya orang lain di sini. Namun begitu kakinya melangkah, sebuah peluru melesat di depan wajahnya. Ia menghela napasnya dan meluaskan pandangannya. Rupanya ada begitu banyak manusia bersenjata di sini.
Michael mengangkat kedua tangannya dan berteriak, "Bawa gue." Gelapnya malam itu menelan semua orang yang berada di pihak Serena. Namun Michael adalah seekor kucing di malam hari. Ia berjalan mundur dan menyetrum orang yang ada di belakangnya menggunakan penyetrum yang dibawanya sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE: Turning of The World✔️
ActionMemang senang bisa menggenggam banyak butiran permen dalam satu genggaman tangan. Seusai itu pun bakal menginginkan lebih dari segenggam permen. Lagi. Dan lagi. Pada akhirnya tapak tangan itu tak lagi punyai kuasa sebab jumlah pernah yang terlalu ba...