Prologue

6 3 0
                                    


ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
A drama, by spidermorch

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤ“In the end, you're alone, Serena.”

All that she grasped in the beginning was eventually scattered on the ground because of her greand arrogance. All the feet, hands, and heads that bowed to her now bowed down to look at her. She's worthless.

Tags: NSFW, same-gender love, etc.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Prologue: O Sole Mio

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤPrologue: O Sole Mio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alunan musik indah dari "O Sole Mio" pun menyapa indra pendengaran milik siapa saja yang ada di ruangan ini. Kaki jenjangnya bergerak naik-turun mengikuti tempo yang dipunyai musik itu sedang tangannya sibuk membolak-balikkan lembaran kertas koran yang telah usang itu.

PEMBUNUHAN TERJADI DI PANTI SERO MERONA. PELAKU BERUMUR SEMBILAN TAHUN DAN MENGGUNAKAN IKAT PINGGANG SEBAGAI SENJATA, KORAN TAHUN 2011
Soraya March, seorang bocah berusia sembilan tahun yang terlibat pembunuhan ....

Ruangan ini bernuansa merah tua dan cokelat. Di langit-langit ruangan yang tinggi ini pun menggantung sebiji lampu gantung yang mewah dan bisa membikin mati siapa pun yang dihantamnya. Ada begitu banyak patung kecil yang menghiasi lemari oak itu dan beberapa bingkai foto di antaranya. Salah satu fotonya menampilkan potret dirinya bersama Donna dan seorang anak kecil. Mereka masih anak kecil.

Koran itu ditaruhnya dengan kasar. Tangannya mengambil palu dan paku seiring dengan kakinya yang bergerak gemulai ke sana kemari mengejar irama. Mulutnya pun tak tinggal diam—dirapalkannya lirik berbahasa Prancis nan tak seorang pun tahu maknanya kecuali dirinya seorang.

Pada akhirnya, cagak kembarnya menaiki tangga yang hanya sebatas lututnya. Dibidiknya dinding merah tua itu dengan paku yang ia pegang di tangan kirinya, segeralah ia tancapkan benda mungil dan tajam itu menggunakan palu di tangan kanannya. Dirinya macam tuli akan suara-suara yang berasal dari mulut orang lain.

Terbukanya pintu menampilkan sosok dua orang lelaki berbadan besar yang menyeret seorang lelaki cungkring dengan raut wajah takut akan kematian, "Tolong, saya nggak mau mati."

Puan itu tampak terdiam menatapnya tanpa belas kasihan. Ia menyukainya. Berdiri di hadapannya macam ini membuatnya jadi seperti Tuhan: menerima permohonan, melihat semua raut wajah itu, dan menentukan kematian seseorang sesuka hati.

"Qui s'en soucie?"

Melihat ekspresinya, gelak tawanya pun mengudara. Lelaki itu tak paham dengan apa yang diucapkannya. Tangan kirinya beralih mencengkram dagu najisnya itu, "Lo udah dikirim orang tua lo ke sini. Lo tahu apa artinya?" Senyumnya yang mengerikan pun tersungging sebelum membisikinya sesuatu, "nggak ada yang pengen lihat lo hidup."

Macam paham dengan instruksi, salah satu pekerja di sana menaikkan volume musik itu dan membiarkan dara bengis itu menghabisi mangsanya dengan palunya. Ia adalah seorang hakim dengan palu. Ia adalah seorang pekerja bangunan yang bisa menanam paku pada dinding dengan palunya. Ia adalah Serena dengan segala kuasa di tangannya.

Ia adalah Serena, bukan Soraya March.

UNTOUCHABLE: Turning of The World✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang