Prologue

412 30 10
                                    

Bunyi tamparan menggema di apartemen
mewah yang kedap suara tersebut, terdapat
satu laki laki sedang meluapkan emosinya
kepada lelaki mungil di hadapannya.

Tak lama bunyi isakan terdengar dari bibir laki laki mungil yang berdiri di hadapannya.

Lelaki yang lebih besar segera menghampiri
dan meminta maaf karena telah menampar
pipi lelaki mungil tersebut.

"Sayang maafkan aku, ku mohon jangan akhiri hubungan kita hmm". Ujarnya sambil mengelus pelan pipi lelaki mungil di hadapannya.

"Tidak gyu ah, kita memang harus berakhir
kumohon mengertilah".

"Hiks, hiks". Dengan tatapan memohon seakan memberi tahu bahwa ia ingin mengakhiri hubungannya dengan lelaki yang ada di hadapannya.

"Tidak tidak ,katakan bahwa ini bercanda kan sayang". Mencoba mencari keraguan lewat tatapan mata sang lawan bicaranya. Sayangnya mingyu tidak menemukan keraguan tersebut.

"Mingyu demi tuhan kita harus berpisah kau
sebentar lagi akan di jodohkan bukan oleh
kedua orang tua mu".

"Cukup persetan dengan perjodohan itu, aku
mencintaimu Xu Minghao hanya kau". Matanya memicing marah mendengar apa yang baru saja orang terkasihnya katakan.

"Aku tidak mau tahu, aku anggap kita sudah
berakhir ". Menyingkirkan tangan
Mingyu yang mendekap pipinya dan hendak
berbalik guna keluar dari apartemen tersebut.

"Sreet"

Sayangnya Mingyu mencengkeram tangan
Minghao lebih dulu. Dan kemudian menarik
Minghao menuju pintu kamarnya.

"Tidak mingyu lepas". Meronta-ronta
memohon agar di lepaskan karna cengkraman di tangannya semakin menguat dan membuatnya meringis kesakitan.

"Brukk". Menjatuhkan tubuh Minghao di kasur king size-nya dan naik guna mengungkung tubuh yang hendak lari darinya.

"Mingyu sialan lepaskan". Minghao masih
meronta-ronta dengan sekuat tenaga walau
bahkan bukan berarti perlawanan apa-apa
bagi mingyu yang mendominasi di atasnya.

"Sudah berani mengumpat hmm".
Mencengkeram kedua tangan Minghao dengan satu tangannya dan di arahkan ke atas kepala Minghao. Dan tak lupa satu tangannya yang lain di gunakan untuk membejati bagian Minghao.

"Aniya Mingyu ahhh jebal jangan lakukan ini
hmpfttt". Bibir minghy di sumpal dengan ciuman yang menggebu dari bibir Mingyu,ciuman yang mengisyaratkan bahwa emosi sedang menguasainya. Terkesan menuntut dan kasar.

Tiba- tiba ciuman tersebut terhenti saat dering telpon berbunyi di atas nakas meja samping tempat tidur Mingyu masuk menyapa pendengarannya.

Melirik sebentar telponnya tertera nama orang yang sangat di bencinya. Lalu sepersekian detik ia menatap Minghao yang sedang mencoba kembali melepaskan diri dari kungkungannya.

"Bajingan lepaskan aku sialan".

Tiba tiba seringai muncul di perangah wajah
Mingyu. "Sstttt diamlah sayang atau aku akan mengangkat telp dari kakakmu, yang tak lain adalah calon istriku".















Deg.

















Tidak tidak Minghao tidak bisa begini, ia tidak ingin kakaknya kecewa mengetahui bahwa Mingyu calon suaminya tengah bermain api dengan adiknya sendiri walau di katakan bahwa ia dan Mingyu adalah korban keegoisan dari kedua orangtuanya sendiri, Mingyu dan Minghao adalah dua orang yang tersakiti di sini, cinta mereka tidak dapat bersatu karena Mingyu di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan kakak Minghao.

Crazy in love || Gyuhao🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang