『A Beautiful City 2/6』

14 2 0
                                    

Keluar dari rumah dengan pembekalan yang cukup, kantung sihir dimensi yang diperolehnya dari pertarungan membunuh Monster Unveria, monster dengan penampilan humanoid raksasa sebesar 140 meter.

Tubuh yang besar, wajah yang menakutkan dengan tanduk besar melengkung ke depan dan 4 pasang sayap tebal di punggung, monster itu menggunakan aura sebagai basis kekuatannya, sebuah kilatan ki yang menutupi tubuh raksasa itu, membuat Unveria sebagai latihan Mahiru Kanata sangat melelahkan.

Sebagai gantinya, setelah mengalahkan Unveria, Mahiru Kanata mendapatkan Aegiris, sebuah batu sihir yang menjadi bahan utama membuat Kantung Sihir Dimensi tingkat tinggi yang di dalamnya mencakup seluas 90 juta meter.

Sangat luas sehingga Mahiru Kanata bisa menyimpan banyak hal di Kantung Sihir Dimensi, setelah semuanya telah dipersiapkan, Mahiru Kanata melangkah keluar dan bersiap pergi.

Menguatkan pijakan kakinya di tanah, Mahiru Kanata langsung melesat dengan sangat cepat, berlari di daun pepohonan seakan-akan tubuhnya lebih ringan dari daun.

Mahiru Kanata berlari dengan menggunakan persepsi dengan energi Prime, pandangan Mahiru Kanata seketika luas seluas 70.000 kilometer.

Mengetahui 20.000 kilometer dari jaraknya ada sebuah kota, segera tujuannya ke kota tersebut.

Tersenyum sedikit karena merasa senang, dia senang akhirnya bisa menemukan kota, dulu dia berharap bisa menemukan pemunkiman untuk berlindung, tapi sekarang dia senang menemukan kota bukan untuk berlindung tapi untuk bersenang-senang!

Setelah berlari di dedaunan agak jauh, akhirnya dia keluar dari hutan berbahaya itu, dia berhenti sebentar, berdiri di atas pohon.

"Jalan setapak, sepertinya aku berjalan saja mulai dari sini, mungkin aku menemukan hal lain." Setelah berpikir sebentar dan mengambil keputusan, Mahiru Kanata meloncat turun dari atas pohon ke tanah.

Setelah itu dia berjalan santai mengikuti jalan setapak, Mahiru Kanata berjalan santai sambil menikmati hari yang cerah.

Setelah agak jauh dari hutan, saat Mahiru Kanata menikmati perjalanannya yang mengikuti jalan setapak, tiba-tiba ada segerombolan orang yang menghalanginya.

"Hehehe... Lihat!" Orang yang berbicara tampak seperti pemimpin gerombolan, "Ada wanita cantik yang berjalan seorang diri, apa kalian tahu artinya?" Tanya pemimpin gerombolan pada pengikutnya.

"Tentu boss! Berarti kita bisa menikmati wanita itu sampai puas~" Salah satu pengikut dari gerombolan menjawab pemimpin mereka.

"Ah.. Apa ini yang namanya Bandit? Sangat klise sekali." Mahiru Kanata tanpa ekspresi menghela nafas karena tidak tertarik sama sekali.

Saat pemimpin dan segerombolan bandit yang berjumlah 11 orang itu akan beraksi, tapi wanita di depannya sudah tidak ada di hadapannya, melainkan di belakang mereka.

Terkejut tapi tidak bisa, karena semua setiap 11 orang itu kepalanya sudah lepas dari tubuh mereka, mereka mati secara instan bahkan tidak menyadari kematian mereka.

Mahiru Kanata tidak perlu menggunakan keterampilannya untuk membunuh bandit, hanya gerakan sederhana dan ringan saja cukup membunuh bandit.

Mahiru Kanata diajarkan oleh Keter untuk tidak memberi belas kasihan pada siapapun yang berniat jahat padanya, Mahiru Kanata juga setuju dengan ajaran Keter.

Berkat itu juga, setelah berbulan-bulan berlatih bersama Keter, Mahiru Kanata hampir menghilangkan kemanusiaan kecuali untuk beberapa hal seperti berbuat baik pada orang yang baik padanya tapi secukupnya.

Setelah membunuh para bandit itu, Mahiru Kanata melanjutkan perjalanannya di jalan setapak, mengikuti jalan setapak yang berakhir di kota yang dia lihat di persepsinya.

Higher-Adventure - Mahiru KanataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang