『A Beautiful City 4/6』

11 2 1
                                    

Setelah masuk ke kamar nomor 23, melihat pemandangan kamar, Mahiru Kanata terlihat kagum dengan desain kamar ini.

Kamar yang dia pesan terlihat seperti abad ke-22, "Seharusnya isekai abad pertengahan, kenapa kamar ini terlihat modern?" Mahiru Kanata bertanya-tanya pada dirinya sendiri. "Apa karena pengaruh reinkarnasi dan transmigrasi dari dunia lain." Mahiru Kanata membuat spekulasi sendiri, tebakan yang sangat tepat jika dipikirkan secara logis.

"Ya... Sudah.." Tanpa ekspresi, Mahiru Kanata masuk lebih dalam dan masuk ke kamar tidur, duduk di kasur empuk lalu berbaring.

Kasur yang begitu empuk hingga sangat nyaman duduki dan tidur, meski tanpa berekspresi, Mahiru Kanata terlihat senang.

Melirik ke jendela kamar tidur, melihat di luar matahari sudah terbenam, Mahiru Kanata melihat bayangan dirinya di kaca jendela yang terlihat tanpa ekspresi.

"Ekspresiku sungguh hilang..." Gumam Mahiru Kanata yang menyentuh wajahnya menggunakan tangan kanan, "Jangan dipikirkan, lagipula aku tidak keberatan." Bangun dari tidurnya setelah mengatakan kata tersrbut, kemudian keluar dari kamarnya ke lantai dasar untuk membeli makanan.

Pada lantai dasar, Mahiru Kanata pergi ke sebelah ruang yang dipisahkan oleh dinding tipis yang bisa dibuka hanya dengan digeser, duduk di tempat kosong dan melihat menu makanan yang tersedia.

Ada banyak menu makanan dan minuman, Mahiru Kanata memilih makanan dan minuman familiar yang diketahuinya. Setelah menentukan pilihan makanan dan minumannya, Mahiru Kanata menekan bel dekat meja.

*Kriing*

Bel berbunyi... Setelah membunyikan bel di meja, Mahiru Kanata melihat seorang pelayan berjalan ke arah tempat yang dia duduk.

Sesampainya pelayan di meja, pelayan tersebut tersenyum "Apa nyonya sudah memilih pesanan?" Tanya ramah waitress pada Mahiru Kanata. "Um.." Dia mengangguk.

"Aku pesan Okonomiyaki Edisi dan Sashimi Salmon." Mahiru Kanata menyebutkan nama makanan yang dia pesan "Dan minumannya Cappucino dingin." Setelah menyebutkan nama minuman yang dia pesan.

Waitress mengangguk pada pesanan Mahiru Kanata "Baik, silakan ditunggu..." Setelah mengatakan itu, waitress pergi ke konter dapur untuk menyampaikan pesanan Mahiru Kanata.

Sambil menunggu, Mahiru Kanata melirik pemandangan malam di Kota Suci, melalui kaca jendela, Mahiru Kanata bisa melihat lampu hidup di seluruh jalan.

Kota Suci benar-benar diterangi oleh lampu, suasana begitu terlihat modern dan tidak cocok untuk abad pertengahan.

Termenung sebentar, "Besok... Aku ingin melihat gedung yang terlihat megah dan mencolok, mungkin aku bisa mendapatkan hal baru." Pikir dia, memikirkan tentang besok dan apa yang dia lakukan untuk hari besok.

Tersadarkan kembali dari pikirannya oleh waitress yang mengantarkan makanan dan minuman yang dia pesan, "Silakan dinikmati~" Setelah mengucapkan itu, waitress pergi meninggalkan Mahiru Kanata seorang diri dengan makanan dan minumannya.

Melihat makanan Okonomiyaki yang masih panas dan aroma wangi khas jepang bisa tercium "Pasti orang jepang yang menyebarkan resep makanan ini." Gumam Mahiru Kanata, berspekulasi sendiri tentang resep khas Okonomiyaki.

Setelah berhenti bergumam, Mahiru Kanata menyantap makanan yang dia pesan, nafsu makan Mahiru Kanata tidak berkurang, dia sangat menikmati rasa dari Okonomiyaki tersebut.

"Sangat enak... Rasa ini seperti buatan Ruka-chan!" Mencicipi makanan Okonomiyaki yang dia pesan dan merasakan rasa yang familiar, Mahiru Kanata tidak bisa menahan rasa nostalgia yang dia rasakan.

Rasa nostalgia itu secara tidak sadar membuat dia menangis, tetesan air mata berjatuhan, menyadarkan Mahiru Kanata bahwa dia menangis "Ah... Kenapa..." Mahiru Kanata bertanya-tanya, meski dia tahu kenapa dia menangis.

Higher-Adventure - Mahiru KanataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang