Prolog

5 2 0
                                    

Sekelompok prajurit terlihat sedang menyusuri lorong penjara yang gelap dan juga pengap dengan bau yang tidak sedap dan buruk untuk dihirup oleh paru-paru. Para prajurit itu terus melangkahkan kakinya, melewati lorong-lorong sel penjara yang sebagian kosong dan sebagian lagi terisi oleh orang: entah itu dua atau bahkan puluhan, karena setiap sel penjara harus terisi lebih dari satu orang.

Langkah demi langkah dilalui oleh para prajurit tesebut yang membuat mereka masuk semakin dalam ke dalam lorong penjara dan tentunya semakin suram dan gelap suasana penjara tersebut, bahkan aroma anyir dari darah kering atau apek dari keringat mulai tercium dengan kuat, yang membuat orang awam dan tidak terbiasa langsung muntah di tempat. Setelah beberapa langkah, akhirnya para prajurit tersebut akhirnya sampai di lorong paling ujung, dimana biasanya lorong ini tempat dimana penjahat dengan kejahatan yang paling tinggi dan buruk ditempatkan.

Salah satu prajurit yang kemungkinan memiliki pangkat yang lebih tinggi menolehkan kepalanya menuju ke sekelompok prajurit yang memiliki pangkat lebih rendah dari dirinya, menatap mereka dengan tatapan tajam dan tegas.

"Cepat, bawa bajingan itu" perintah salah satu prajurit yang memiliki pangkat yang lebih tinggi kepada prajurit lainnya, yang membuat para prajurit yang memiliki pangkat yang lebih rendah menganggukkan kepala mereka dan membuka sel penjara. Tempat dimana terdapat beberapa tahanan termasuk seorang pria bersurai putih yang meringkuk di pojok ruangan penjara.

Tubuh pria itu bergetar pelan, menahan rasa sakit akibat siksaan yang terima dan juga pelecehan seksual yang ia dapatkan dari prajurit ataupun tahanan yang berada dalam satu sel yang sama dengannya. Walaupun sebelum ia masuk ke dalam penjara adalah orang yang memiliki pengaruh tinggi di Kerajaan tempat ia mengabdi, walaupun begitu, itu tidak ada artinya jika ia sudah masuk ke tempat para penjahat atau penghianat dikumpulkan sebelum mereka di eksekusi. Bahkan ia juga tidak diberikan makanan atau minuman untuk sekedar mengisi perutnya atau membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

"Hey, kau ayo ikut kami" ucap salah satu prajurit sambil menarik paksa pria tersebut, membuatnya berdiri dan mengikuti prajurit itu dengan langkah yang lemah karena tidak ada tenaga yang ia miliki. Selain itu pria bersurai putih tersebut meringis pelan karena ia merasakan tubuhnya terasa perih dan nyeri, apalagi di bagian tubuh bagian bawahnya.

Sementara itu para tahanan yang lain hanya menatap adegan di depan mereka dalam diam dan tidak berkomentar sebelum akhirnya para prajurit yang membawa pria berambut putih tersebut benar-benar pergi dari sel mereka.

"Wah, aku tidak percaya jika hari ini hari terakhirnya di dunia ini" Celetuk salah satu tahanan.

"Ya, setidaknya kita mencicipi tubuhnya sebelum ia pergi" sahut tahanan lainnya sambil bersandar pada dinding sel.

"Hah, sayang sekali kita tidak akan bisa merasakan tubuhnya yang nikmat lagi" sahut tahanan lainnya sambil berdiri di dekat pintu sel yang kini sudah terkunci kembali.

"Ya, aku baru tau jika ada bangsawan yang masih perjaka, karena setahu para bangsawan sudah pernah melakukan hubungan badan dengan wanita atau pria di rumah bordir" celetuk salah satu tahanan yang langsung di respon dengan tawa, karena para tahanan itu merasa puas karena telah melakukan hubungan badan dengan salah satu bangsawan, apalagi mereka melakukannya beramai-ramai.

Namun, tanpa mereka sadari. Sesosok siluet orang berjubah memperhatikan mereka dari gelapnya bayangan lorong penjara. Tatapan mata siluet tersebut nampak tidak senang dengan apa yang dikatakan oleh para tahanan penjara tersebut dan tanpa berlama-lama ia mengambil sesuatu dari saku jubahnya dan melemparkan sesuatu ke arah sel tersebut. Tepat setelah ia melakukan hal tersebut, tiba-tiba sekumpulan asap datang entah dari mana yang membuat udara lorong penjara yang awalnya pengap semakin pengap dan membuat para tahanan itu kesulitan bernafas hingga akhirnya mereka mati, sementara itu sosok siluet tersebut sudah hilang entah kemana.

TBC

Maaf kalau bab-nya pendek, namanya juga baru prolog dan aku belum ngasih nama karakter pendukungnya.

(Kalau mc ama lead nya jelas udah)

Selain itu maaf kalau ada typo atau style nulis yang nggak enak karena aku masih pemula dalam hal tulis menulis.

Oke see you

Time, Trust and Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang