burned alive

5 1 1
                                    

Archie de Edvardsen, adalah putra pertama dari Duke Edverdsen yang mendapatkan hukuman di bakar hidup-hidup karena ia menggunakan sihir terlarang dan pemimpin kelompok pemberontakan yang akhir-akhir ini menganggu ketentraman kerajaaan Avaloria dengan teror atau hal yang sebagainya.

Ia ditangkap oleh pihak Kerajaan sebulan yang lalu dan hari ini adalah hari eksekusi dirinya, walaupun sebelum ia benar-benar dieksekusi ia harus diarak dari penjara ke lapangan alun-alun kota dengan pengawalan ketat para prajurit. Hal ini dilakukan agar memberitahu rakyat sekaligus untuk menakut-nakuti orang yang berniat untuk melakukan pemberontakan atau mempelajari sihir terlarang.

Kini Archie kembali merasakan udara segar dan cahaya yang hangat yang telah lama tidak ia rasakan karena terjebak di ruangan penjara yang terasa pengap dan juga gelap. Walaupun begitu ia tau jika ini adalah hari dirinya terakhir di dunia ini, selain itu samar-samar ia mendengarkan kata-kata pedas dan juga umpatan yang ditunjukkan olehnya selama ia diarak. Bahkan beberapa diantaranya mereka melemparinya dengan batu, tomat ataupun telur busuk. Seolah-olah itu cara mereka untuk melampiaskan kemarahan mereka kepada Archie, walaupun sebenarnya mereka melampiaskannya kepada orang yang salah.

Karena Archie tidak mengetahui apapun mengenai pemberontakan ini.

"Cih, dasar bajingan... Lebih baik kau mati ketimbang hidup dan menganggu"

"Ternyata rumor itu benar jika putra sulung duke Edverdsen adalah penguna sihir terlarang, pantas saja ia jarang menggunakan sihirnya"

"Sungguh, putra sulung dari keluarga duke Edvardsen mencoreng nama baik keluarganya... Sangat berbeda dengan gadis yang mereka adopsi"

"Sampah memang sampah"

"Pengkhianat harus mati"

Kira-kira seperti itu kata yang didengar oleh Archie selama ia diarak, membuatnya hanya bisa menundukkan wajahnya serta mengepalkan tangannya karena ia merasa malu dan juga marah karena menerima hukuman yang tidak seharusnya ia terima. Apalagi selama di dalam penjara ia mendapatkan banyak sekali perlakuan buruk dan juga siksaan, membuatnya mendapatkan trauma dan tekanan. Entah itu mental ataupun fisik.

Selain itu ia merasakan jika ia merasa lemas dan tenggorokannya terasa kering akibat belum mendapatkan makanan ataupun minuman sekedar untuk mengganjal perutnya yang kosong serta merasakan sakit di sekujur tubuhnya akibat siksaan dan juga pelecehan yang ia alami di dalam sel penjara, ditambah lagi cuaca sedang panas mengingat jika ini adalah pertengahan musim panas membuatnya merasakan jika kepalanya berdenyut dan dunia disekitarnya terasa berputar-putar.

"Sial, ini hanya kesalahpahaman dan ini semua gara-gara wanita itu" umpat Archie di dalam hati karena ia hanya membantu menolong wanita itu untuk mengambil buku tua di kediaman mereka dan saat Archie menyentuh buku tua dan kuno tersebut ia merasakan aliran aneh yang berasal dari buku tersebut dan juga aliran aneh itu juga cocok dengan aliran mana di dalam tubuhnya yang rusak.

Walaupun begitu Archie harus memberikan buku tersebut kepadanya dan saat memberikannya wanita itu menyuruh Archie untuk menyimpang buku itu, dan tentu saja dengan senang Archie melakukannya karena ia akan mempelajari isi dari buku tersebut yang kemungkinan berisi tentang sihir dan juga sihir itu juga cocok dengan aliran mana yang rusak miliknya. Namun, Archie tidak sadar jika mempelajari buku tersebut adalah boomerang baginya.

Archie merasakan jika tubuhnya semakin lemah dan merasakan jika kepalanya semakin berat dan pusing, membuatnya ambruk saat diarak. Walaupun begitu, para prajurit mengabaikan hal tersebut dan memilih untuk menyeret tubuhnya saja. Lagian mereka tidak ingin membantu penghianat kerajaan, begitu kira-kira yang mereka pikirkan tentang Archie.

Sementara itu Archie hanya pasrah saat ia diseret, membuat beberapa bagian tubuhnya terluka akibat gesekan antara jalanan. Walaupun begitu ia hanya meringis pelan sebagai respon rasa sakit yang ia rasakan.

Setelah sekian waktu, akhirnya ia sampai juga di lapangan alun-alun yang sudah ramai dengan orang-orang yang ingin menonton eksekusi Archie. Seolah-olah kematian Archie adalah sebuah hiburan yang tidak boleh mereka lewatkan.

Di alun-alun tersebut juga sudah terkumpul kayu bakar dalam jumlah besar serta para bangsawan yang sudah duduk manis di kursi khusus yang telah disediakan. Para prajurit yang bertugas untuk mengawal Archie langsung memapah tubuh Archie yang sudah lemas dan tidak bertenaga, membawanya ke sebuah tiang kayu yang telah di lumuri dengan minyak.

Tanpa berlama-lama lagi, dua orang pengawal meletakkan tubuh Archie ke papan tersebut dan mengikatnya di tiang tersebut. Pria bersurai putih itu hanya pasrah saja saat ia diikat di tiang tersebut, ia mencium aroma minyak tanah yang kuat dari tiang tersebut yang membuatnya sedikit tidak nyaman.

'Apa ini pada akhirnya? Mati karena sebuah tuduhan palsu?' Pikir Archie sambil mendongakkan kepalanya sedikit, untuk melihat lingkungan sekitar untuk terakhir kalinya.

Manik violet miliknya yang teduh dan memancarkan tatapan putus asa melihat banyak orang yang menatapnya dengan tatapan benci, kecewa atau bahkan gembira karena dia akan di eksekusi. Kemudian manik violet miliknya melirik ke sudut lain dan melihat keluarganya yang menatapnya dengan tatapan penuh kekecewaan dan amarah, mungkin karena mereka berfikir jika dia telah menodai nama baik keluarga mereka. Apalagi dari semua anggota keluarganya tidak ada satupun dari mereka yang mempercayai ucapannya dan mereka malah mempercayai ucapan wanita itu yang jelas-jelas merupakan orang lain yang kebetulan mereka adopsi.

'Hahaha, apa ini akhir bagiku? Tidak ada yang mempercayai ku atau membelaku walaupun dari keluarga ku?'
Ucap Archie di dalam hatinya, merasakan dadanya terasa sesak seolah ditusuk sesuatu yang tak terlihat. Membuatnya berfikir apakah begini rasanya tidak memiliki orang yang untuk pegangan saat mereka terjatuh di ambang kehancuran?

Lalu manik violet tersebut tanpa sengaja melihat seorang wanita yang tengah tersenyum puas dan menatapnya dengan tatapan merendahkan, membuat Archie mengepalkan tangannya karena menahan amarahnya karena terlalu memercayai wanita itu dan hampir menuruti apa yang wanita itu inginkan.

'Ini semua terjadi karena aku terlalu mempercayainya' geram Archie di dalam hatinya, menatap wanita itu dengan tatapan tak bersahabat. Sementara yang ditatap hanya menyeringai seolah ia memenangkan permainan ini.

Sementara itu para prajurit telah selesai mengikatnya membuat posisi Archie seperti seseorang yang akan dikorbankan untuk suatu ritual.

Angin musim panas menerbangkan surai putih Archie yang kusut dan kusam serta pakaiannya yang sudah kotor dan juga koyak, sungguh memprihatinkan. Apalagi dengan kondisi tubuhnya yang kotor dan penuh luka memar dan luka baru yang mengeluarkan cairan merah segar. Walaupun begitu itu tidak mengurangi rupa rupawan miliknya.

Setelah selesai mengikat Archie, para prajurit tersebut segera mengambil kayu bakar dan melemparkan kayu bakar tersebut kepada pria berambut putih tersebut dan mengenai tubuhnya.

Sementara itu Archie yang dalam posisi terikat tiang hanya bisa menerima lemparan kayu bakar itu, apalagi ukuran kayu bakar itu memiliki ukuran yang cukup besar dan membuatnya meringis saat merasakan kayu-kayu itu menghantam tubuhnya yang kemudian disusul dengan sensasi sesuatu yang hangat dan mengalir dari tubuhnya yang kemungkinan terluka itu dan pria bersurai putih itu hanya mengigit bibirnya untuk menahan rasa sakit itu apalagi kayu-kayu itu dilemparkan terus kepadanya yang membuat luka di tubuhnya terasa ngilu dan pegal atau malah menciptakan luka yang baru.

Setelah mencapai sebagian tubuhnya, para prajurit menyiram minyak sebelum akhirnya melemparkan obor ke tumpukan kayu tersebut.

Sontak saja kayu langsung melahap kayu tersebut termasuk Archie yang berada di sana, yang langsung membuat pria bersurai putih itu merasa kesakitan yang luar biasa ketika api mulai membakar tubuhnya. Ia merasa nyeri yang luar biasa pada tubuhnya yang terbakar dan merasakan seolah-olah dagingnya terpanggang dan terkoyak seolah-olah sedang dimakan oleh api, ia ingin berteriak tapi tidak bisa karena pita suaranya yang rusak karena saat dipenjara ia di beri ramuan yang membuatnya kehilangan suara.

Selain itu asap juga memenuhi paru-paru miliknya yang membuatnya merasa sesak dan pandangannya mulai berkabut, dan disaat-saat terakhir ini ia melihat jika ada seseorang yang memakai jubah yang menatapnya dari kejauhan dengan tatapan iba. Sebelum akhirnya semua menghitam akibat rasa sakit luka bakar dan juga asap yang telah memenuhi paru-paru miliknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Time, Trust and Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang