keduapuluhtujuh

1.2K 212 6
                                    

Pesta kecil yang diadakan malam itu sangat lah luar biasa bagi mereka semua. Baik dari dunia ini maupun dari dunia lain. Kedua dunia itu dengan orang orang yang sama namun dengan dunia yang berbeda tersenyum dengan indahnya di atas langit malam yang dihiasi ribuan bintang dan satu bulan yang sama sama indahnya dengan senyuman mereka.

Tawa dan senyuman, dua hal tak luput dari pemandangan kemarin malam. Mereka sama sama tertawa seolah tak ada beban yang di tangung mereka.

Namun tak terasa, malam yang indah itu harus terlewati dengan begitu cepat menuju hari yang paling mereka tidak inginkan yaitu pulang.

Ya, mereka akan pulang ke dunia mereka yang asli.

Sedih memang, tapi kodrat kehidupan memang seperti itu. Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Begitupun dengan mereka yang harus berpisah.

"Kakakk mau pelgi??? " Si kecil lele yang berasa di gendongan mark bertanya dengan mimik wajah murung dan mata yang berkaca kaca kepada jisung.

Lele sudah nyaman bermain bersama jisung, dia tidak rela jisung dan yang lainnya pergi.

"Sstt, adek nggak boleh nangis. Nanti kakak nya sedih loh" Ujar Mark dengan lembut pada sang anak yang sudah meneteskan air matanya.

" Tapi daddy, kakakna mau pelgi" Di saat dia sudah nyaman kenapa jisung harus pergi??

Mark tak tega, dia memeluk lele lebih erat sementara jisung sendiri yang melihat lele seperti itu hanya bisa terdiam. Dia ingin pergi melangkah ke arah lele dan memenangkan si kecil itu tapi jisung tidak ingin lele bertambah sedih jadi pilihan jisung hanya terdiam melihat mark yang tengah menenangkan si kecil lele.

Berbeda dengan jisung yang hanya terdiam saja melihat lele menangis, chenle sendiri sekarang malah tengah di peluk oleh anak anak kecil yang menangis meminta chenle tidak pergi.

"Huwaaa, kenapa kakak halus pelgi?? Tiantian nakal ya?? " Tangis gadis kecil Tiantian kepada chenle yang sibuk menangkan yang lainnya yang sama sama menangis.

Chenle kebingungan, dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Tiantian karena sibuk menenangkan yang lainnya.

Kun dari dunia ini yang melihat chenle tengah kebingungan pun berinisiatif melangkah menuju putri kecilnya kemudian mengangkat Tiantian ke dalam pelukannya.

"Papaa, papaa. Kakakk mau pelgi hiks... " Adu Tiantian kepada kun sembari matanya terus mengeluarkan air mata.

Kun memeluk tiantian sembari mengusap rambutnya dengan penuh kelembutan. Dia tak menyangka jika si kecil ini sudah nyaman dengan keberadaan chenle dewasa, tiantian bahkan sampai menangis demi mencegah chenle pergi.

Disaat tiantian ditenangkan oleh kun, Yuan sendiri yang ternyata juga menangis pun akhirnya digendong oleh Xioujun menjauh dari area itu begitupun dengan Ayden yang ditenangkan oleh Guanlin. Sekarang anak kecil yang Mengerubungi nya tinggal jie. Si kecil jie tidak menangis seperti teman temannya, dia hanya diam menatap chenle dengan tatapan tak bisa dijelaskan.

Chenle yang ditatap seperti itu tak tahan untuk mendekat ke arah si kecil jie.

"Jisung.... " Panggil chenle berjongkok menyamakan tinggi badan jie.

"Kenapa kakak halus pelgi?? " Pertanyaan yang sama dari Tiantian terucap dibibir jie. Jie kecil mendongak menatap mata chenle yang indah itu.

"Karena kakak mau pulang, kakak mau pulang ke rumah kakak" Jawab chenle dengan lembut.

"Kakak cudah pulang, Ini lumah kakak juga, kenapa kakak halus pulang lagi?? " Sambung jie yang membuat chenle terdiam tak bisa menjawab pertanyaan dari jisung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang