11. Aroma Ikan Bakar dan Hangatnya Kebersamaan

12 0 0
                                    

💋 HIII WARGA SAKECOO!!! 💋

GIMANA KABARNYA HARI INII? 🤗

AMAN KAN?

SIAP UNTUK BACA CHAPTER 11 NYAA?
😜🤙

JANGAN LUPAA VOTE DAN KOMEN NYA YAA BESTIE KUU SEMWAH 💞💋💋

"Kadang, keluarga bukan soal darah, tapi tentang siapa yang hadir dan membuat kita merasa diterima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kadang, keluarga bukan soal darah, tapi tentang siapa yang hadir dan membuat kita merasa diterima."  — Rainy

11. AROMA IKAN BAKAN DAN HANGATNYA KEBERSAMAAN

Sore berganti malam dengan nuansa kebersamaan yang hangat, membuat Rainy tersenyum penuh syukur. Bersama Biru, Marina, dan Dayana, ia tengah membakar ikan pemberian Samudra tadi siang. Rainy memang tak tahu bagaimana cara menghabiskan tiga ikan besar sendirian, maka ia mengundang ketiga temannya untuk makan malam bersama di rumahnya.

Di halaman berukuran sekitar 8x10 meter, Biru sibuk membalik ikan-ikan bakar agar matang merata dan tidak gosong, sementara Rainy mengipas arang dengan hati-hati, memastikan api tetap menyala stabil. Marina dan Dayana di dapur, membantu Bi Mina menyiapkan hidangan tambahan. Malam ini terasa istimewa bagi Rainy, ia jarang bisa menikmati makan malam bersama teman-temannya seperti ini.

"Sambal dabu-dabu dan nasi uduknya udah jadi," ucap Bi Mina, membawa dua mangkuk besar ke halaman, diikuti oleh Marina dan Dayana yang datang sambil membawa tumis kangkung bawang putih serta lalapan selada segar.

Kehangatan malam itu berpadu sempurna dengan aroma ikan bakar yang semakin menggugah selera, menjanjikan makan malam yang tak terlupakan bagi mereka semua.

"Pas banget, ikannya juga udah matang nih," kata Biru, tersenyum puas sambil menatap ikan bakar yang sempurna.

Dengan hati-hati, Biru mengangkat ikan-ikan itu dan menatanya di piring besar, lalu membawanya ke meja di dekat mereka.

"Wah, aromanya aja udah bikin perut keroncongan!" seru Dayana, matanya berbinar-binar menatap ikan bakar itu.

"Ya iyalah! Kan aku yang kipasin!" Rainy menimpali sambil mengangkat dagunya, berpura-pura bangga.

Tawa mereka pecah serentak, mengisi udara malam dengan kehangatan yang akrab. Suasana terasa ringan dan nyaman, membuat malam itu semakin istimewa bagi mereka semua.

"Ayo, ayo, dimakan selagi hangat," kata Bi Mina dengan senyum hangat.

"Bi, aku minta sambelnya, dong," pinta Rainy sambil meraih tangannya. Tanpa ragu, Bi Mina menyodorkan mangkuk sambal itu dengan penuh kasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 14 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dua Kelomang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang