Yth. Putri Hazel
Aku Broad dari negeri Greeland. Kita sempat bertemu tetapi kenapa Putri lari? Aku ingin menyampaikan suatu hal yang sedang terjadi di negri Greeland. Semenjak Ayahmu meninggal, negeri kami yaitu penduduk Greeland diserang kembali oleh pasukan Carten, raja penghianat yang sudah dipenjarakan oleh ayahmu di dalam sebuah gua tanpa siapa pun yang tahu tempatnya. Namun, entah apa yang terjadi ia kembali lagi ke negeri ini. Kami semua penduduk negeri Greeland dipekerjakan oleh mereka, ketidakadilan merajalela di negeri kami dan kami berharap Putri Hazel yang dapat menolong kami karena kaulah satu-satunya keturunan Ayahmu. Datanglah ke negeri kami melalui pohon bunga biru yang hanya dapat terlihat oleh keturunan Greeland. Yaitu, kau Putri Hazel.
***
"Hazel!" Seseorang menepuk pundak Hazel hingga mengejutkannya."Zeny! Kau ini selalu saja mengagetkanku."
"Habisnya kau aneh sekali, tiba-tiba keluar kelas dan seperti orang kebingungan. Namun, ketika aku panggil kau malah lari entah kemana. Jadi, aku penasaran dan mencarimu."
"Oh, itu, aku hmm...aku tadi kebelet sekali ingin buang air besar karena aku takut guru datang jadi, aku bingung ditahan atau tidak hehe..." Ucapnya yang kebingungan dan mencari alasan agar Zeny tidak mencurigainya.
"Ada-ada saja kamu, lagipula guru-guru sedang rapat. Jadi, kita sampai pulang free."
"Oh, ya? Aku lupa. Oke, baiklah mari kita kembali ke kelas." Ucap Hazel dan menarik tangan Zeny. Zeny mengangguk tanda setuju. Namun, sepertinya ia curiga dengan perilaku Hazel akhir-akhir ini.
***
"Aku pulang." Ucap Hazel dengan langkah gontai ia menaiki anak tangga dan terbaring di ranjang tempat tidurnya.
"Ah, lelah sekali hari ini, padahal tidak belajar. Namun, Apa mungkin dongeng itu ada? Tapi di zaman sekarang mana ada hal seperti itu?" Hazel menepis semua pikiran yang datangnya dari surat itu. Mata Hazel sayup-sayup dan mulai menguap ia pun langsung tertidur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
***
"Cepat kalian kerjakan! Jika tidak ratu Carten akan menghukum kalian, Ha-ha"
"Kau! Kau benar-benar penghianat! Suatu saat nanti kalian akan menyesal telah melakukan semua ini!"
"Apa? Menyesal? Ha-ha...Memang kalian siapa? Kalian sudah tidak memiliki pemimpin lagi! Pemimpin kalian Garden telah mati, bukan?"
"Kami masih mempunyai harapan, suatu saat nanti kau akan menyesal, Gen!"
"Diam! Jangan banyak bicara kalian semua!"
"Ptarr! Ptarr!"
"Aaargghhh, cukup! Hentikan!"
"Ptarrr...ptarr..."
"Rasakan ini!"
***
"Ha... Fiuh.." Hazel terbangun dengan nafas terengap-engap.
"Glup! A-apa yang t-terjadi"
"Tok...tok tok...."
"Non, makan dulu," ucap Bibi Larry dari balik pintu.
"I-iya, Bi. N-nanti Hazel turun." Ucap Hazel terbata-bata, ia masih sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya dalam mimpi itu.
"Non, Hazel kenapa? Boleh Bibi masuk?" Bibi Larry sepertinya tahu Hazel sedang tidak baik-baik saja.
"I-iya, Bi."
"Kreeeek..."
"Yaampun, Non Hazel kenapa."
"Tidak apa-apa, Bi. Mungkin Hazel hanya lelah."
"Apa mungkin sampai basah kuyup seperti ini? Sebaiknya Non Hazel cerita saja apa yang terjadi, tak perlu takut, Non."
"Bi, sebenarnya seperti apa negeri Greeland?"
"Apa yang terjadi, Non?"
"Baiklah, Bibi akan jelaskan. Tapi sebelum itu Non Hazel segera ganti pakaian, ya. Nanti akan Bibi ceritakan setelah makan siang."
"Tapi Bi-"
"Bibi akan menunggumu di bawah," ucap Bibi Larry dan berlalu meninggalkan Hazel.
***
"Jadi, Bi. Apa itu Negeri Greeland?""Sebenarnya negeri Greeland merupakan tempat Ayahmu lahir dan besar di sana. Negeri itu damai, aman, makmur dan sejahtera, seperti itu yang Ayahmu ceritakan. Namun, sayangnya Bibi pun tidak tahu lebih dalam tentang negeri itu."
"Mengapa Ayah bisa menikah dengan Ibu? Bukankah ayah tinggal di sana?"
"Setahu Bibi, Ayahmu bertemu Ibumu pertama kali di dekat pohon dengan satu bunga biru. "
"Hm...Satu bunga biru?" Ucap Hazel yang sedang berpikir keras. Sepertinya banyak hal yang terjadi di pohon itu.
***
"Zel, besok mau antar aku ngga?" Tanya Zeny berbisik kepada Hazel saat jam pelajaran dimulai.
"Ke?"
"Ke toko buku."
"Toko buku yang mana?"
"Itu, loh yang dekat toko baju depannya toko sepatu. Tahu, kan?"
"Oh itu."
"Jadi, mau?"
"Iya."
"Teng... Teng... Teng," Bell Istirahat telah berbunyi, sebagian murid segera pergi ke kantin dan sebagiannya lagi membawa bekal dari rumah termasuk Hazel. Ia memakannya dengan lahap setelah itu dengan waktu istirahatnya yang tersisa Hazel hanya memandangi awan di luar jendela dengan posisi tangan yang menyandarkan kepalanya di atas meja, sayup-sayup Hazel mulai menguap.
"Putri Hazel, mengapa kau masih di sana. Cepatlah datang, kami perlu bantuanmu jika tidak..."
"Jika tidak, apa?"
"Jika tidak semua ak-" seseorang menyeretnya dari belakang dengan perlakuan kasar.
"Tunggu, apa yang kalian lakukan!"
"Tungg-"

KAMU SEDANG MEMBACA
Greeland
General FictionKehidupan seorang anak perempuan yang semakin hari ia semakin murung sejak ayahnya meninggal dunia. Ia selalu kesepian dan menjaga jarak dengan ibunya di setiap hari-harinya sebelum bertemu kucing ajaib yang dapat berbicara. Hewan itu membuat ia se...