2

7 1 0
                                    

"Oke cukup buat pembahasan produk barunya, saya rasa bisa segera di eksekusi agar bisa segera di urus perizinannya. " Jay menutup proposal produk baru tersebut.

"Baik Pak Jay. " Xavira tersenyum, produk baru ini memang sangan inovatif. Belum ada yang memasarkannya saat ini, Terra Glow akan menjadi pelopor untuk produk jenis ini. Jadi ia yakin produk ini akan mendapat acc dari Jay.

"Jangan lupa buat konten untuk spoiler produk ya, buat audience penasaran. Seperti biasanya, " pinta Jay pada Xavira.

"Baik Pak Jay, akan saya kabari ke Ana untuk meminta divisi konten mempersiapkannya. Apa ada lagi yang ingin di sampaikan Pak? " tanya Xavira.

"Oh iya saya mau tanya, kenapa kamu tadi belain Ana? Saya pikir kamu bakal langsung pecat dia, " ujar Jay sedikit penasaran.

"Kerjanya bagus pak, walaupun ga ada atasan yang suka sama karakternya tapi semua suka dengan profesionalitasnya. Yah wajar sih pak, soalnya Ana satu-satunya pegawai yang di umur 31 pengalamannya sudah 20 pak. Jadi emang untuk kerjaan udah gaa perlu di raguin lagi, " jelas Xavira pada Jay.

"20? Serius? 20 pengalamannya di bidang marketing? " tanya Jay sedikit terkejut.

"Ya kasarnya sih gitu pak, udah mulai dari umur 18. Sebenernya ga semuanya parketing sih pak, ada yang social media, ada juga yang content creation. Tapi kebanyakan inti dari pekerjaannya marketing, " jawab Xavira.

"Kamu masih simpen CVnya? " tanya Jay.

"Masih pak, kenapa? "

"Kirim ke email saya ya. "

"Baik Pak, apa mau sekalian sama portofolionya? "

"Iya kirim aja semua berkasnya ke saya. "

"Baik Pak. "

Jay dan Xavira bangkit dan berjalan keluar dari ruang rapat, mata Jay tertuju pada Ana yang sedang di kelilingi banyak karyawan lainnya. Seperti yang dapat di ekspektasikan, Ana selalu menjadi magnet manusia.

'Bener-bener ga berubah. '

———

Sesampainya di kantor Jay langsung mengambil album foto yang sudah lama tak ia buka, album buku tahunan SMA-nya dulu. Ia langsung membuka ke halaman dimana 12 IPA  3 berada. Itu kelasnya, ia menyusuri kembali foto-foto teman-teman sekelasnya.

Lembar demi lembar terlewati, akhirnya ia memulai halaman baru.

'12 IPA 4'

Kelas impiannya, kelas anak-anak jenius yang aneh dan aktif. Dan juga kelas dimana Ana berada di dalamnya.

"Ternyata bener kata Pak Yuda, orang genius dimana-mana emang selalu aman mau bertingkah kaya apapun. " Jay tersenyum sambil melihat foto Ana dengan kelompok fotonya, yang terlihat konyol.

"Tapi dia ngapain lulus SMA kerja? Bukannya dia orang kaya? " Jay jadi overthinking, sebenarnya apa yang terjadi pada wanita itu setelah lulus SMA.

"Oh iya! Diakan temennya Anya. "

Dengan sigap Jay langsung mengambil ponselnya dan mendial nomor Anya—Sepupu Jay.

"Hallo"

"Halo nya, gue mau tanya deh. "

"Apaan? Tumben lo telpon?

" Lo masih temenan sama Ana? "

"Masih lah! "

"Santai dong. "

"Kenapa lo nanya-nanya? "

"Gue mau nanya tapi pasti panjang deh, nanti gue ke rumah lo deh malem. Kebetulan gue kosong, lo nganggurkan? "

"Iye... Boleh jangan menghina ga? "

"Oke deh, see you! "

Tanpa mendengar jawaban dari Anya Jay langsung mematikan telfonnya, ia tidak sabar menunggu malam. Tadinya sebelum bertemu kembali dengan Ana, ia pikir ia sudah tidak menyukai Ana lagi.

Setelah bertemu ternyata hatinya masih sama, masih tetap berdegup kencang didekat Ana.

Dulu ia mengenal Ana karnan kapten basket cewek dan cowok yang ada di kelasnya tiba-tiba mengumumkan akan ada anak baru, dan mereka bersaksi bahwa anak bantu tersebut cantik.

Akhirnya semua anak laki-laki berharap anak baru itu masuk ke kelas IPA 3, anak baru yang di maksud adalah Ana.

Namun siapa sangka ternyata Ana keluar dari  sekolah lamanya karna bertengkar dengan guru, tapi karna Ana termasuk anak yang pintar jadi sekolah lama hanya memindahkannya.

Hal ini terbongkar saat surat pindah sekolah Ana tak kunjung turun, guru bagian TU yang mengurus banggain tersebut kesekolah lama akhirnya mendapatkan informasi itu.

Akhirnya Ana di masukkan kedalam IPA 4, karna walaupun kesannya kurang sopan. Nyatanya ia sebenarnya sopan, asalkan lawan bicaranya tidak memiliki opini yang menyimpang.

Masuknya Ana di SMA-nya menjadi penyebab banyaknya peraturan yang di revisi, karna Ana selalu berhasil menemukan celahnya.

Jay mengenang kembali masa-masa remajanya itu, Tiba-tiba ia di ingatkan dengan hal lucu tentang Ana. Ana si magnet manusia ini tidak hanya berhasil menaklukan para murid, tapi juga berhasil menaklukan guru terutama guru-guru killer.

Bolak-balik masuk BK, tapi ga pernah d apet hukuman, itulah Ana. Alih-alih di kasih hukuman, Ana malah jadi bestie kentel para guru-guru BK. Benar-benar diluar nalar.

Jay menutup buku tahunannya, dan menyimpannya kembali. Lalu ia menyalakan komputernya, dan memeriksa beberapa E-mail masuk. Dan akhirnya ia menekakn notifikasi Email yang berjudul.

'Kirana Mahardika_Marketing Lead. '

Jay membuka berkas dari yang paling atas, yaitu CV. Ia mulai memindai CV yang berisi 4 halaman tersebut, untuk sebuah CV 4 halaman termasuk banyak.

"Asisten owner, Business Owner, Content Writer, Content Creator, social media, KOL spesialis... apa-apaan bocah ini beneran punya 20 pengalaman buset dah. Sekali kerja dua pekerjaan? Dia BU banget apa? "

Jay kaget dan heran, melihat dari bulan dan tahunnya beberapa pekerjaan yang Ana lakukan, memiliki waktu yang bertabrakan. Yang artinya Ana mengerjakan 2-3 pekerjaan setiap bekerja.

"Anak ini mau mati ya? Mana boleh manusia kerja begini?" Jay langsung kesal sendiri melihat CV Ana yang dipenugintulisan itu.

"Gue harus minta overing letternya Ana ke Xavira, " gumam Jay langsung mengirimkan email ke Xavira.

Secret Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang