3

6 1 0
                                    

"Pak ini berkas-berkas yang harus di tanda tangani. " Abizar-Sekertaris sekaligus asisten Jay, memberikan beberapa file di tangannya.

"Oke, taruh saja di sana. " Jay menunjuk ke meja dimana ia biasanya menyambut tamu ke kantornya.

"Baik Pak. "

"Oh iya zar, tolong cari tau tentang Kirana Mahardika 12 tahun terakhir ya. Kalo bisa sih dari lahir juga boleh, " pinta Jayden.

"Siap bos," jawab Abizar sambil meninggalkan ruangan.

Jay berputar-putar di kursinya, ia menunggu kedatangan Anya. Keduanya tidak jadi bertemu di rumah, karna mamah Anya ingin memberikan oleh-oleh pada Jay.

"Kenapa sih gue kepo banget, kalo ternyata dia udah punya cowok gimana? Apa gue tikung aja? Tapi dia mau gak ya sama gue? Tipenya aja yang kaya Raden, " kata Jay pada dirinya sendiri.

Raden adalah teman Jay saat SMA, Raden memang tidak pintar mangkanya ia masuk IPS 2. Tapi Raden terkenal soft boy, dan sangat baik. Menurut Jay, raden juga sangat-sangat introvert.

Sebenarnya ia juga introvert, hanya saja image Jay yang galak sangat jauh dari kata soft boy. Dulu Jay melihat Ana juga karna sering bersama Raden, dimana ada Raden di situ juga ada Ana.

Saat itu kabarnya Ana memang sangat suka dengan Raden, tapi tidak tau karna apa pertengahan kelas 12 ia tidak lagi menghampiri Raden. Bagai di telan bumi Ana tidak ada dimana-mana, tidak terlihat.

Padahal sepengetahuannya, Ana belum mengutarakan perasaannya itu pada Raden. Karna kalau sudah, Raden pasti bercerita. Awalnya Jay pikir Ana pindah, tapi mendengar banyak guru masih membicarakan Ana sepertinya gadis itu masih di sekolah.

Ditengah lamunannya Jay, seorang wanita tinggi dan cantik memasuki ruangannya.

"Eyo! What's up bro? " sapa Wanita itu.

"Woi lamam banget sih nya, " tegur Jay.

"Sabar lah, lo pikir jalanan kagaa macet apa. Lagian mau nanyain apa si tentang Ana? Keknya ngebet banget, " ujar Anya mencurigai sepupunya itu.

"Duduk dulu duduk, " pinta Jay pada Anya. Keduanya duduk di kursi tamu, berdampingan dengan file-file yang tadi di bawa Abizar.

"Lo masih temenan sama Ana kan? " tanya Jay.

"Et dah bocah nanya lagi bae, iyee. Malah bulan lalu gue abis liburan bareng ke China, " kata Anya.

"Masa? Kok gue ga tau? "

"Ya lo punyaa instagram ga pernah di buka, ya ga tau lah. Kita kan tydack sedekat itu untuk bertukar cerita, " ujar Anya malass.

Yang dikatakan Anya ada benarnya, Jayden terlalau sibuk dengan urusan perushaaan. Jangankan untuk membuka social medianya, untuk membaca pesan whatsapp pun ia tidak sering.

"Ana sekarang kerja di Terra Glow kan? " tanya Jay basa-basi.

"Yups, lo tau dari mana? " tanya Anya.

"Terra Glow kan masih dibawah Atmaja Group gimana sih lo, " jawab Jay

Walaupun sama-sama dari keluarga Atmaja, tapi karna berbeda jenis kelamin tentu pengetahuan Anya dan Jayden sangat berbeda. Budaya keluarga atmaja wanita dilarang bekerja, diperlakukan seperti seorang putri.

Tak heran kebanyakan anak perempuan di keluarga Atmaja hanya suka berfoya-foya, dan bermain. Persis seperti Anya, walaupun pintar dan berpendidikan tinggi sekarang ia menganggur di rumah.

"Ya mana gue tau sih, tapi Ana kemaren itu emang sempet bilang keterima di perusahaan kecantikan. Tapi gue ga kepo sih jadi ga nanya deh, " ujar Anya mengingat kembali percakapan terakhir saat ia bertemu dengan Ana.

"Gue kaget banget masa dia udah punya 20 pengalaman, " kata Jay menyampaikan keterkejutannya.

"Udah sebanyak itu ya? Pantes aja dia sibuk banget dulu, " kata Anya santai.

Anya tau temannya itu memang cukup sibuk, kuliah juga tapi kerja juga, saat itu diantara semua teman-temannya yang paling susah di ajak kumpul ya Ana.

Namun iya juga sedikit terkejut karna ternyata pengalaman Ana sebanyak itu, tapi untuk Anya itu wajar mengingat sikap Ana yang selalu ga mau ikut kumpul dulu.

"Kok lo bisa sih santai banget? Eh kalo cara kerjanya gitu terus bisa mati dia, " kata Jay kesal dengan reaksi Anya yang terlihat santai.

"Ya gimana ya, gue kan yang suka nongkrong sama dia. Seinget gue dia kuliah juga sampe S3, tapi ya kerja juga. Tapi gak mati kan? Ana terlalu kuat, dia ga bakal mati cepet. Lo tenang aja, " ujar Anya menenangkan Jay.

"Gila ya, bukannya dia anak orang kaya nya? Kenapa sih kerja sampe segitunya? " tanya Jay.

"Oh lo ga tau? Diakan anak angkat Jay, seinget gue alesan dia mulai kerja itu pas udaah mau menghilangkan ketergantungan ke keluarga angkatnya.

Orang tua angkatnya sih ga keberatan, tapi dia pengen begitu. Jadi kebutuhan pokok emang masih orang tuanya, tapi yang non pokok dia bayar sendiri. Gue inget banget dulu waktu kuliah S1, kalo kumpul anak-anak pada bawa mobil dia bawa motor Moi yang jadul itu loh.

Dia sih ga malu, ya gue sama yang lain malu dikit. Pas gue tanya kenapa ga naik ojol, dia jawabnya sayang duitnya mending isi bensin. Pelit banget anjir kaya koko-koko cina toko, " kata Anya menceritakan bagaimana cara Ana hidup beberapa tahun terakhir.

"Itu namanya menghargai uang, tapi wajar sih. Kalo udah nyari sendiri pasti tau susahnya kaya apa, " bela Jay.

"Gue ga relate, kata gue mah kenapa si kerja segitunya. Padahal orang tua angkatnya aja santai kok, harusnya dia juga santai aja sih. Keluarga Mahardikakan hampir sama besarnya sama Atmaja, ga mungkin lah ga sanggup menuhin semua kebutuhan Ana. "

Anya merasa sedikit kesal karna keluarga Mahardika tidak menghentikan tindakan-tindakan yang Ana ambil, malah sepertinya mendukung. Terlahir di keluarga Atmaja, menurut Anya wanita itu harus di rawat dan di jaga sebaik mungkin.

"Ya selagi positif kenapa ga di dukung, sebenernya kalo di tentangpun Ana bakal tetep ambil jualan begitukan? Lo tau sendiri karakter Ana gimana, " jelas Jay.

"Bentar deh, kok lo kaya kenal banget sama Ana? Emang lo temenan? Tapi Anaa gaa pernah cerita tuh, " ujar Anya curiga.

Mendengar kecurigaan sepupunya tersebut membuat Jay tersenyum canggung, dan salah tingkah.

Secret Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang