Bab 6

1.2K 15 33
                                    

"Mutya...." panggilku saat sadar anak itu tak ada disampingku.

"Mutya!" Panggilku lagi. "Kamu dimana?!"

Tak ada yang menjawab. Apa Mutya sedang ke kamar mandi?

Aku turun dari atas ranjang lalu membuka pintu kamar tidur.

"Eh kenapa pintu kamar tidurku terbuka? Apa Mutya pindah tidurnya ke dalam kamarku?" Aku bergegas mendekati kamar tidurku.

"Ohhh...hmmmm...oh!!!"

Suara rintihan penuh nikmat langsung terdengar begitu aku sampai di depan pintu kamar. Lalu aku langsung shock. Mataku melotot tak bisa berkedip.

Aku melihat Mutya telanjang bulat dengan kaki mengangkang, kulit tubuhnya mengkilat penuh dengan keringat. Sementara itu di atas tubuhnya, terlihat dengan sangat jelas, ada seorang laki-laki yang juga telanjang bulat. Dan laki-laki itu aku tahu betul. Itu mas Dahlan, suamiku, ayah kandung Mutya!

Mas Dahlan tak henti menggerakan pantatnya turun naik. Dia asik menggenjot lubang memek  Mutya anaknya sendiri!

"Ohh...hmmmm....." erang Mutya saat ayahnya menghisap puting susunya sambil tak henti menusuk-nusukan kontolnya.

"Ohhh... terus Yaahhh... terus....." rintih Mutya sambil menggeliat.

Yahh? Ayah? Jadi Mutya sadar dia sedang bersetubuh dengan ayah kandungnya sendiri?

Aku benar-benar terkejut melihat kejadian tak disangka ini.

"Sayang... kamu suka kontol ayah? Kamu suka?" Terdengar suara mas Dahlan diantara napasnya yang memburu.

"Oh...hmmm...suka Yah... kontol ayah enak...." jawab Mutya. Aku lihat Mutya merangkul leher ayahnya lalu mereka saling menggesekan tubuh telanjangnya.

"Memek kamu juga enak... ayah suka sekali...."

Mereka berdua lalu berciuman cukup liar disertai remasan telapak tangan mas Dahlan pada kedua susu Mutya yang membusung.

Blesss...blessss...bleeeess!!!

Aku melihat mas Dahlan kembali menggenjot lubang memek Mutya yang basah dan berlendir. Setiap mas Dahlan menekan kontolnya sangat dalam, Mutya menggeliat dan membalas dengan goyangan pantatnya.

"Ohh.. hmm....enak...terus ewe aku..." rintih Mutya keenakan.

"Iya sayang... memek kamu Ayah ewe... ayah tusuk-tusuk memek kamu pake kontol sampai kamu puas...."

Blessss... blesss!!!

"Aaarggg!!!!" Mutya mengerang. Tubuhnya bergetar lalu memeluk tubuh telanjang ayahnya dengan erat.

"Terus tusuk...terus ewe...terus ewe...aku... aku mau keluaarr... aaarrggg!!!" Mata Mutya membeliak. Kenikmatan yang diberikan melalui kontol ayahnya membuat Mutya tak kuasa menahan puncak kenikmatan birahi.

"Ohhhh...aku keluaaaarrr!!!!" Erang Mutya.

Untuk beberapa saat Mutya terlentang tak berdaya sesangkan mas Dahlan tak henti masih menggenjot memeknya.

"Kamu diatas ya... ayah capek..." kata mas Dahlan setelah beberapa saat sambil mencabut kontol dari lubang memek Mutya.

Mutya tak berkata. Namun dia segera bangkit dan memposisikan diri diantara kedua paha ayahnya.

Sluuurrp... sluuurrrppp!!!!

Tanpa disuruh kontol ayahnya yang berlumuran lendir itu dijilat lalu diisapnya kuat-kuat.

"Aaaaarrggh!!!" Mas Dahlan merintih keenakan. Kontolnya tampak makin bengkak dan mengeras.

"Ohhh... iya...betul seperti itu...lakukan lagi... kamu pintar sekali nyepong kontolnya...." rintih Mas Dahlan sambil merem melek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tumbal BirahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang