4 serangkai

18 3 0
                                    

"Jangan menyesali apa yang telah terjadi tapi belajarlah untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama."
—Lereng Gunung Merapi.2017







Sore itu Guntur bersahutan beserta riuh suara hujan deras membentur tanah kering di awal bulan Agustus.

Beberapa orang di jalan mungkin memilih menepi dan orang di rumah memilih menggelung diri di dalam selimut tebalnya, berbeda dengan satu remaja berkaos hitam dan celana pendek yang berdiri di tengah tengah hujan.

Tubuh itu bersandar pada kaki kursi kayu membiarkan air menghantam tubuhnya hingga basah kuyup tanpa peduli jika Guntur menyambarnya, tak ada yang tau dia di sana sudah sejak 30 menit yang lalu..

“Astaghfirullah, adek mau sampe kapan di sini ?!.” kecuali insting seorang Ibu.

Wanita berjilbab hitam dengan payung putih menarik si remaja ke dalam dekapannya yang senantiasa terasa hangat.

“Maaf Mom, Huaaaa maafin adek~” tangisan yang awalnya di redam kini terdengar membuat tiga orang yang sedari tadi panik mencari si remaja pun ikut menghampiri.

Hiks hiks maaf, tapi bukan adek yang salah hiks h-harusnya adek gak kesana hiks jadi temen adek gak ikut kena hiks..”

Salah satu perempuan berhijab coklat membawakan sebuah bathrobe milik si remaja laki laki dan memasangkannya.

“Sudah sudah, kita tau kok bukan Ares yang salah jadi tidak apa apa.”

Hares, siswa kelas dua SMK kejuruan TKJ dan termasuk jajaran siswa pintar namun urakan dan bebal.

Bungsu yang di manjakan oleh Teteh dan Kakak juga Mommy, dan bisa diandalkan sebagai ojek dadakan.

Dulu Hares urakan dan dekil karena suka main layangan, sepak bola, basket, dan suka bolos tapi remaja itu akhirnya Glow up karena menjadi bahan uji coba produk perawatan. Kakaknya itu pebisnis skincare.






Berbeda dengan yang dikhawatirkan Hares tentang dua sahabatnya, orangtua  Naufal, Rasyid, dan Jafar malah pada sama sama sujud syukur karena punya alasan memasukkan anaknya ke pondok pesantren.

“Asli aing gak habis fikir, anaknya di Skorsing bukannya kena marah malah bersyukur anjir.” -Naufal muncul dengan wajah tak habis fikir.

Mereka ber 4 sedang VC, Hares, Naufal, Jafar, dan Rasyid. Empat kawan yang di juluki 4 Cahaya langit.

“Sama woy lah gue juga mau di masukin pesantren kilat, awalnya mau masuk Al Falaq sama sepupu tapi gue request dong masuk Al Ikhlas.” - Jafar berbicara dengan girang.

“Aing oge hahaha, takdir udah nyatuin kita sebagai sahabat dimanapun.” - Rasyid tertawa jahad seperti memiliki sebuah wacana.

“Tapi guys, kalian udah tau peraturan masuk ponpes ?? Aing gak yakin.” Hares membuka suara, sebagai keponakan kesayangan pemilik pondok pesantren jelas sekali Hares tahu seluk beluk sebuah ponpes.

“Selagi bersama sih gak masalah.” -Rasyid tersenyum yakin

“Makan tiga kali sehari, bangun harus paling pagi kalo mau mandi tanpa ngantri, gak boleh bilang kasar, gak boleh pacaran, harus saling menghargai dan menghormati. Pokoknya gitu gitu lah.”








_______________________

“Kamu serius di Skor 1 bulan ?!” pertanyaan nya sih biasa aja tapi nadanya itu penuh intimidasi, Jafar auto mengusap tengkuk.

Sepupunya ini memang anti sama yang namanya pelanggaran.

“Iya, sebenarnya bukan salah gue sama yang lain.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 14 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MERAPI || 7DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang