🌂☂️
"Gila coy gue serasa dilahirkan kembali pas si boss balik lagi ke stelan pabrik" Ucap hesa yang kini menciumi stir mobil partner in crime nya. Bayu yang melihat kelakuan gila rekannya itu pun langsung menarik kerah kemeja hesa kasar "Najis goblok, bahagia boleh tapi jangan sampe gila gini dong".
Hesa nyengir lalu mengerutkan dahinya "Ya kapan lagi si bos nyuruh eksekusi tot, ini kesempatan kita buat nunjukin skill dan gabung aliansi bareng si surya" Jelas hesa panjang lebar. Alan yang berada di kursi belakang pun tertawa terbahak-bahak. Hesa menoleh kebelakang "Gue serius ya kehed" Seketika wajah alan dan bayu menjadi serius "Oke" Ucap mereka berbarengan.
Aliansi land killer, sebuah sindikat pembunuh bayaran yang selalu mengeksekusi korbannya dengan cairan biodeath. Cairan pembunuh yang sampai saat ini belum terdeteksi asalnya itu. Para polisi juga cukup kesulitan untuk menemukan jejak mereka. Karna Land killer selalu mengubur korbannya dengan rapih dibawah tanah yang basah dan asam. Mereka dibuat tak percaya ketika melihat keadaan walikota yang menjadi korban land killer 3 bulan lalu dikubur menyisakan bagian mulut saja yang terbuka lebar ditanami bunga mawar merah. Itu menjadi tanda jika perbuatan itu ulah dari land killer atau rose biodeth.
.
"Mar" Marva yang tengah mengiris wortel pun terhenti, ia menatap lembut sang nenek yang kini sudah duduk di sampingnya.
"Ada apa nek?"
"Jauhin dia!" Marva langsung menghela nafasnya dan kembali melanjutkan aktivitas 'ayo memotong wortel'.
"Mar" Neneknya selalu saja begitu, menyuruhnya untuk menjauhi toto.
"Mar, umur nenek pasti udah ga bakal lama lagi. Nenek cuman minta kamu jaga diri baik-baik dan jauhi dia" Marva meletakan pisaunya. Ia pun langsung memeluk erat sang nenek.Lelaki manis itu menitikkan air matanya sambil menggelengkan kepalanya "Nenek udah liat semuanya mar, kakek senyum liat nenek mar" Sudah hari ketiga neneknya seperti ini, apa mengandalkan obat saja sudah cukup? tapi marva tak punya cukup uang untuk membawa neneknya ke rumah sakit lagi.
"Mar"
"Mar"
"Marva disini nek disini marva" Kini mereka saling berhadapan, tangan kanan neneknya mulai mengelus wajah marva lembut. Wanita tua itu tersenyum begitu lebar seakan-akan ini adalah hari terakhirnya melihat cucu kesayangannya, marva aksara."Merah bunga merah mar merah bunga mar" Neneknya kembali meracau tak jelas. Marva panik bukan main, ia bingung harus berbuat apa di keadaan kacau ini.
"Nenek tunggu dulu sebentar ya marva mau ke apotek beli obat" Dilihat nya kembali persediaan obat di kotak kaleng biskuit sang nenek sudah benar-benar habis. Apotek cukup jauh dari rumah dan marva mau tak mau harus meminjam motor tua milik tetangganya. Neneknya sangat membutuhkan obat itu, bahkan sekarang neneknya terus saja menatap langit-langit atap sambil uring-uringan.
"Tunggu sebentar nek, tunggu marva" Panik dan lemas menjadi satu, marva benar-benar tak bisa menguasai suasana ini.Sementara itu tetangganya seorang aki-aki bujang lapok enggan meminjamkan marva motornya "Rusak nanti, mana bisa juga kamu ganti uang bensinnya" Marva terus saja menangis memohon agar diberi pinjaman motor.
"Pak tolongin saya pak nenek saya butuh obatnya cepet hiks" Namun tiba-tiba tetangganya itu mulai mendekati marva lalu memeluknya cukup erat sambil menyesap bahunya "Boleh aja asal kamu mau tidur dulu sama saya" Aki-aki bangkotan cabul itu pun mulai meremas pinggang ramping marva kasar.Dorongan kuat marva mampu membuat si aki oleng. Tapi dia langsung menarik tangan marva dan memaksanya untuk memegang burung peot si aki yang sudah terbangun itu "Enak kan mar hehe, apalagi kalo masukin kamu mar" Marva mendorong lagi si aki tapi sekarang dia lebih kuat karna nafsu sudah diujung tanduk.
"TOLONGGGGGGGGGGGGGGGGGG" Teriak marva yang percuma saja karna rumahnya ada dipinggiran hutan jauh dari kawasan penduduk lain. Ditambah tetangganya hanya 2, itu pun si aki jomblo dan tetangga bawah rumahnya yang kebetulan sedang pulang kampung.Tiba-tiba marva terjatuh begitu saja saat ingin melepaskan diri, ia langsung menatap si aki yang sudah terkapar dengan shuriken tertancap di keningnya. Marva semakin panik, ia yakin jika semua ini hanyalah mimpi. Mimpi paling buruk sampai penglihatan nya mulai mengelap.
"Ntaps my shuriken"
"Bawa ke mobil lan!"
"Okey siap" Bayu dan alan pun langsung membawa mayat si aki ke mobil van putih, sementara hesa memangku tubuh marva yang tak sadarkan diri ke mobil satunya. Tapi sebelum itu, hesa menyuntikan kembali obat bius pada marva agar lelaki itu benar-benar tak sadarkan diri.no one knows 🌂
Jethro duduk saling berhadapan dengan wanita tua yang merupakan neneknya marva. Terlihat sang nenek sudah mulai tenang karna suntikan penenang dosis tinggi yang jethro suntikan. Lelaki tampan itu menyeringai "Tenang aja nek, saya gabakalan macem-macem. Tapi kayaknya nenek harus liat ini biar seru" Kini, layar di ponsel jethro menampilkan adegan tak senonoh antara dirinya dan marva. Neneknya yang tengah menahan rasa sakit akibat efek obat penenang pun ditambah sakit saat melihat marva yang seperti bukan marva, cucu kesayangannya.
"Eunghhh totooo terush terush eumhhh didalem ajahh ahhhhh biar aku enakh ahhhhhhhh"
Jethro tak kuasa menahan tawa saat sang nenek kini berusaha menggapai ponselnya "Sakit mana nek? liat cucu kesayangannya saya gagahi atau disuntik lagi" Wanita tua itu mengerang kesakitan saat jethro menyuntikan kembali biodeth tepat di lehernya. Tubuh ringkih itu pun terkapar dilantai dengan suara desahan cucunya di ponsel milik jethro yang mengiringi ajalnya "See you with your other family in hell".
Jethro memastikan jika nenek tua itu sudah meninggal dengan kakinya "Nek bangun nek" Tak ada pergerakan sama sekali. Tubuhnya langsung kaku seperti baru saja keluar dari freezer "Formula baru lumayan juga" Ucapnya lalu meninggalkan mayat sang nenek begitu saja. Bayu, alan, dan hesa pun langsung membereskan sisanya.
"Selamat sore tuan jethro" Sapa surya yang langsung menyemprotkan disinfektan pada lengan jethro.
"Mana marva?"
"Sudah didalam mobil tuan" Jethro mengangguk lalu menepuk-nepuk bahu kanan surya "Kamu pasti tau apa yang saya inginkan bukan?" Surya pun dengan cepat menganggukkan kepalanya "Saya mengerti tuan".NOK ☔
Selama di perjalanan menuju apartemen miliknya, jethro terus saja menciumi tangan kanan marva "Do you like it hun?" Tak ada jawaban selain suara ban mobil yang berciuman dengan aspal sekarang. Marva masih tak sadarkan diri "Vava" Panggilnya lirih. Ia menatap marva dengan ekspresi sedih "I think, I'm starting to obsess over you ha ha. Kamu cuman punya aku vava, milik Jethro Noran Wijaya" Penuh penekanan saat jethro menyebutkan nama lengkapnya.
.
Jeman tengah menikmati pisang goreng bibi wen bersama haikal "Lu ngapain bawa gua kesini lagi jem? Minimal gacoran lah".
Jeman langsung menoyor dahi haikal "Diem lu, gua lagi males ketemu ama si winnie. Dia nempel mulu kek perangko kantor pos" Haikal memasukan pisang goreng utuh langsung ke mulutnya "Amemas".
"Apaan?"
"Ampepas"
"HAH APAAN?" Sekarang gantian, haikal yang noyor jeman."Mommy mereka siapa sih? Kesini mulu tiap hari mana pesen nya cuman pisang goreng doang lagi" Keluh rehma yang disuruh diem sama bibi wen.
"Mereka kesini mau nyari mar-"
"WHAT KA MARVA??? DIMANA DIA SEKARANG MOMMY? REHMA MAU KETEMU" Teriak rehma yang bikin bibi wen kaget setengah mampus. Wanita paruh baya itu pun menggelengkan kepalanya "Ibu gatau rehma, udah 3 hari marva ga ke terminal" Seketika rehma terdiam. Apa ini ada sangkut pautnya dengan jefri?. Rehma mikirin konspirasi keluarga marva sampe ga sadar kalo ibunya kini nyamperin jeman.
"Ini jeman ya?" Jeman mengangguk membenarkan sembari menaruh gelas kopinya kembali.
"Ini uang yang kamu kasih ke marva 3 hari lalu, masih lengkap kok 10 juta kan nominalnya?" Haikal langsung menatap sahabatnya itu sambil geleng-geleng kepala. Jeman terus saja menatap amplop coklat berisi uang milik marva tanpa bersuara.TBC....
Heeseung as Hesa
Beomgyu as Bayu
Jeongin as AlanMakasi banyak yang udah mampir jangan lupa vote dan komen.... 😘