Ketua OSIS (Gita-Naomi)

168 19 2
                                    

Namaku Gita Sekar Andarini, seorang siswi kelas 11 SMA. Banyak orang yang menyebutku sebagai orang yang cuek, irit bicara, dan jarang senyum, hingga mereka memberiku julukan "kulkas dua pintu". Padahal, aku hanya suka hal-hal yang sederhana dan lebih nyaman dengan ketenangan, jauh dari keramaian.

Pagi ini aku berpamitan dengan ibu untuk pergi ke sekolah dengan sepeda. Meskipun aku terlahir di keluarga yang kaya, dengan banyak mobil dan motor di rumah, aku lebih memilih sepeda. Alasannya sederhana: sepeda itu menyehatkan, aku bisa menikmati waktu sendirian, dan yang paling penting, tidak berisik.

Sesampainya di sekolah, aku parkir sepeda dan langsung menuju kelas. "Cie, ada yang suka nih sama ketua OSIS kita, Ka Naomi... Karin jatuh cinta sama Naomi, si ketua OSIS..." ucap Reva.

Begitu aku sampai di kelas, aku mendengar teman-temanku sedang mengobrol tentang Karin, cewek populer yang juga ketua cheerleaders.

'Yah, bukan urusanku,' pikirku, tak peduli dengan obrolan mereka dan langsung merebahkan tubuhku di kursi, karena pelajaran belum dimulai.
'Oh iya, Ka Naomi? Ketua OSIS?' pikirku, baru sadar. Ya, Naomi memang ketua OSIS. Shita Naomi adalah sosok yang dihormati karena tegas, jarang senyum, dan selalu berbicara apa adanya. Sifatnya mirip dengan aku, bahkan ia juga dijuluki "kulkas". Dan, ya, Naomi adalah istriku. Tigabulan lalu, orang tuaku menjodohkan kami. Aku yang penurut hanya mengiyakan saja, toh tidak ada ruginya. Aku tidak perlu lagi repot-repot PDKT, dan aku percaya dengan pilihan orang tuaku. Lagi pula, Naomi itu cantik dan sifatnya mirip denganku, jadi kupikir hidupku akan berjalan dengan tenang. Meskipun aku sempat mengajukan satu syarat: aku tidak ingin tinggal serumah dengannya sebelum lulus sekolah.

Tiba-tiba, guru datang dan memecah lamunanku, tanda kelas dimulai.

POV Penulis

Pelajaran pun selesai, dan bel istirahat berbunyi. Aku yang merasa lelah memilih untuk merebahkan diri di bangkuku.

"Git, temenin gue ke kantin yuk..." ajak Eli, teman kecilku, sambil menggoyangkan bahuku.

"Males ah," jawab Gita, tak peduli dengan ajakan Eli.

"Yuk, sekali aja, temen-temen yang lain udah pada di kantin," ujar Eli yang tetap berharap.

"Yaudah, iya..." jawab Gita, tahu kalau Eli keras kepala dan akhirnya setuju juga, ditambah perutnya yang mulai lapar setelah belum sarapan.

"Asikk... walaupun kulkas 2 pintu, temen gue satu ini baik banget," ucap Eli senang.

Sesampainya di kantin, mereka mencari tempat duduk.

"Kak Eli, Kak Gita, duduk sini aja..." ucap Muthe yang melihat mereka datang.

"Wah, bener-bener kalian nih, ninggalin gue sendirian di kelas... Untung si kulkas satu ini mau gue ajak ke kantin," ujar Eli, sambil menghampiri meja Muthe yang sudah ada Marsha, Oniel, dan Adel.

"Hehe, kirain nggak mau ke kantin, makanya kita duluan," kata Adel, tanpa merasa bersalah.

"Eh, tumben ka Gita juga ikut ke kantin," ucap Marsha.

"Dipaksa," jawab Gita singkat. Gita dan Eli pun duduk.

"Udah, mending kita pesan dulu... Gita sama Eli mau pesan apa?" tanya Oniel, sambil memegang kertas pesanan.

"Gw bakso sama es teh manis," jawab Eli.

"Samain kayak Eli," kata Gita.
"Okedeh," jawab Oniel, lalu pergi ke penjual makanan di kantin.

"Eh, btw, itu kenapa rame-rame, ya?" tanya Eli, melihat kerumunan di seberang meja mereka.

"Oh, itu... si Karin katanya mau nembak Ka Naomi," jawab Muthe menjelaskan.

ONE SHOOT JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang