❗Tandai Typo dan terus Votmen❗
"Argh! Sial!" erang Afan saat pagi mulai menyapa dan menyadarkan-nya dari apa yang sudah ia perbuat semalam.
"Eughh..." gumam Kimberly saat sadar dan mulai mengumpulkan seluruh nyawa-nya.
"Shit! Apa yang kamu lakukan semalam Kim!" cekat Afan.
"Hm? Aku? Aku semalam hanya mengikuti apa mau mu sayang," ucap Kimberly.
Afan berjalan menuju Meja Rias yang memang berada di pojok dekat kasur, ia membelalak-kan mata-nya saat melihat begitu banyak cupang yang di buat oleh mantan istri-nya itu.
"Sialan," ia menoleh ke arah Kimberly yang masih linglung. Oh astaga! Disana juga banyak sekali cupang yang begitu ketara. Bagaimana, bisa?
Setelah berfikir sejenak, ia baru ingat istri-nya, Devi. Lantas ia pun segera melangkah keluar dan memasuki kamar-nya yang memang kebetulan tidak di kunci.
Terlihat lah di sana Devi, yang sedang merikngkuk di atas sajadah dengan mukena berbahan katun itu. Dan ia mulai melihat ke arah kasur-nya yang di mana sudah lengkap pakaian untuk diri-nya. Disana sudah ada Jas, kemeja, dalaman, dasi, dan juga jam tangan beserta kaus kaki.
"Devi," gumam-nya. Ia segera menghampiri Devi, niat ingin membangun-kan.
"Dev, bangun.." Devi tak merespons.
"Devi, ayo bangun.." hingga akhir-nya Devi melenguh dan bangun dengan linglung.
Setelah kesadaran-nya cukup terkendali, ia melihat tubuh tegap sang suami yang dimana banyak sekali noda merah di tengkuk-nya dengan sendu.
Sama dengan Devi, Afan melihat sendu tubuh Devi, wajah-nya pucat, bibir-nya juga pucat, dan, mata sembab yang begitu terlihat.
"Di sana pakaiannya sudah saya siapkan Pak," ujar Devi tiba-tiba, kembali dengan kalimat formal nya.
"Dev-"
Devi segera menyela, "Pak Afan bisa langsung mandi, saya juga akan mandi di kamar-nya Fanya. Nanti biar saya yang menyiapkan seperti biasa keperluan bapak," ujarnya dan langsung bergegas menuju kamar Fanya.
-- DeFan --
"Dev, lo kenapa sih? Dari kemarin kaya-nya diem terus?" tanya Mala, Violetta menanggapi, "Lo?! Ga kesambet setan bisu kan!?"
"Apaan anjir, engga kok." sahut Devi.
"Ya, abis nya lo dari kemarin ga banyak bicara. Kenapa?" tambah Alifa
"Apa gaji lo ga turun?" kekeh Violetta
Devi melirik ke tiga sahabat-nya yang tengah menatap diri-nya, "Gue gapapa, it's okay. Gue cuma lagi cape aja," dusta-nya.
"Bener?" tanya ketiga-nya secara bersamaan.
"Iya, Mala sayang, Vio sayang, Lifa sayangg" jawab-nya.
"Ohh, yaudah. Tapi, kalo lo ada apa-apa, harus bilang ke kita yaa. kita udah temenan 10 tahun lohh," jelas Violetta, Devi tersenyum menanggapi.
-- DeFan --
"Dev," panggil Mala, "Hm?" sahut Devi.
"Tumben lo maksi bareng kita?" tanya Mala, Devi menoleh, lalu mengangkat sebelah alis-nya.
"Ya, ya-gue kan beberapa hari ini memang suka maksi di ruangan, soalnya sibuk sama berkas. Ga kira-kira kadang Pak Afan ngasih tugas," alibi nya, "Ya walau emang udah tugas gue sih," lanjut-nya.
Siang ini memang Devi tak maksi dengan Afan, ia lebih memilih maksi bersama sahabat-sahabat nya.
"Oh iya, kemarin lo kemana dah? Bu Kim kan kemarin di usir anjir, gara-gara nyerobot masuk ruangan Pak Afan," ujar Violetta
"G-gue, gue-gue kemarin ngambil berkas di rumah-nya Pak Afan, ada yang ketinggalan soalnya,"
"Oouu, padahal kalo ada lo seru. Gue bisa ghibah bareng lo, Mala sama Lifa mah ga asik. Gue di suruh diem mulu," adu nya.
"Heh kampret! Ya lo ngomongin di depan orang-nya pisan anjir," cerocos Alifa, sedang Violetta hanya memutar bola mata-nya malas.
Setelah-nya mereka pun asik berbicara, hingga jam maksi habis mereka memasuki ruangan-nya masing-masing.
-- DeFan --
anjip pendek banget kalimatnya😭😭😭
sori sori, soalnya ga keburu cuyy, dan kayanya hari ini satu bab doang? kalo emang ga keburu ya cuyy
atau nanti pulsek, abis maghrib an. AKU PULSEK ABIS MAGHRIB KOCAKKK😭😭😭😭
ga lusyu bett ken yaa.
btw, maksi itu makan siang yaapppp
okee, papaiiii, see you next chapter guys<3!
thanks for reading my story guys><
KAMU SEDANG MEMBACA
DeFan [On Going]
Teen FictionVOTMEN! FOLLOW! VOTMEN! FOLLOW! TYSM>_<3 "Saya terima nikah dan kawin-nya Serly Aldara Sridevi binti Rahadi Viel Atmaja dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar Rp 200.000.000 di bayar tunai!" "Pak," panggil Devi, Afan menoleh...