bab 3- rahasia terkubur

84 64 8
                                    

Setelah menelusuri ruangan demi ruangan di rumah itu, mereka tiba di sebuah gudang kecil di belakang rumah. Gudang itu terkunci rapat, tapi Aksa menemukan sebuah kunci tua di kamar kakeknya, seolah telah menunggu seseorang untuk menemukannya.

Dengan tangan gemetar, Aksa membuka pintu gudang, yang di dalamnya penuh dengan barang-barang lama dan berdebu. Di sudut ruangan, ia melihat sebuah peti kayu yang tampak tua, penuh goresan dan tampak seperti telah terkubur waktu.

"Ini dia, mungkin ini petunjuknya," bisik Tara. Dengan hati-hati, mereka membuka peti itu. Di dalamnya, mereka menemukan tumpukan surat-surat tua dan sebuah foto lusuh keluarga, termasuk sosok seorang anak kecil yang tidak mereka kenali. Anak itu terlihat berdiri di samping kakek Aksa dengan tatapan kosong.

Aksa merasakan hawa dingin di belakangnya, seperti kehadiran sosok yang pernah muncul dalam bayangan di kamarnya. “Aku merasa… sepertinya dia adalah bayangan yang aku lihat,” gumam Aksa.

Semakin mereka menyelidiki, semakin jelas bahwa bayangan itu adalah arwah dari anak yang dulu tinggal di kamar Aksa. Tetapi, arwah itu tak hanya sekadar ingin menakut-nakuti. Ia mencoba memberikan peringatan, karena ada sesuatu yang jauh lebih berbahaya mengintai di rumah itu.

Malam itu, di kamarnya, Aksa duduk sendirian dengan surat-surat dan foto itu di tangannya. Ia berharap bayangan itu kembali muncul dan memberinya jawaban. Dan ketika jam menunjukkan pukul dua dini hari, bayangan itu hadir lagi, kali ini lebih jelas dari sebelumnya.

“Aku adalah… bagian dari keluargamu yang terlupakan,aku butuh kamu untuk membebaskanku… agar aku bisa pergi." bisik bayangan itu,dengan suara yang terdengar pilu.

"Apa yang harus aku lakukan?"Ucap Aksa.Aksa menelan ludah, mencoba memahami permintaan itu.

Bayangan itu menghilang, meninggalkan Aksa dengan rasa bingung dan keinginan yang kuat untuk membongkar misteri ini sepenuhnya.

****
Beberapa hari kemudian, saat mereka menggali lebih dalam ke dalam rumah, Aksa dan Tara menemukan sesuatu yang lebih mengejutkan lagi—sebuah pintu rahasia yang tersembunyi di bawah lantai kamar Aksa. Dengan penuh hati-hati, mereka membuka pintu itu, menemukan sebuah ruangan tua yang seakan terlupakan oleh waktu. Aksa dan Tara menemukan sebuah pintu rahasia di bawah lantai kamarnya. Di balik pintu itu, mereka menemukan ruangan tua yang penuh dengan simbol-simbol aneh dan surat-surat yang belum selesai ditulis. Dalam surat terakhir, tertulis pesan mengerikan:

Di dalam ruangan itu, mereka menemukan lebih banyak simbol-simbol aneh yang tercetak di dinding, serta tumpukan surat-surat yang tampaknya belum selesai ditulis. Mereka membuka salah satu surat terakhir yang ditemukan di sana, dan kalimat yang tertulis di atasnya membuat bulu kuduk mereka meremang.

"Jangan bangunkan dia,yang tertidur di balik bayangan adalah sesuatu yang tak seharusnya hidup kembali…"

Aksa merinding. Suara bisikan bayangan itu kembali terngiang di telinganya, lebih jelas dari sebelumnya. Rasa takut dan penasaran bercampur aduk. Apa yang tersembunyi di balik semua ini? Apa yang sebenarnya tertidur di dalam rumah itu, di balik bayangan yang mengintainya setiap malam?

Tara yang berdiri di sampingnya membaca surat itu dengan ekspresi cemas. "Aksa, lo yakin kita harus terus menggali ini? Sepertinya ada sesuatu yang sangat salah dengan semua ini," ucapnya, suara Tara bergetar.

Namun, Aksa sudah terlalu jauh terjerat dalam misteri ini. "Kita gak punya pilihan, Tara. Bayangan itu bilang dia butuh dibebaskan. Aku harus tahu kenapa."

Tara menghela napas, terlihat ragu. Tapi ia tahu, sekali Aksa terjun dalam misteri ini, tidak ada jalan mundur. Mereka harus mengungkap semuanya, meskipun itu berarti menghadapi bahaya yang lebih besar.

Mereka melanjutkan pencarian mereka di ruangan itu. Semakin mereka menyelidiki simbol-simbol aneh yang terukir di dinding, semakin banyak pertanyaan yang muncul. Beberapa simbol tampak seperti ritual kuno, yang sepertinya berhubungan dengan pemanggilan atau pengurungan sesuatu yang sangat kuat.

Saat Aksa meneliti lebih dalam, ia menemukan sebuah buku tua yang tergeletak di sudut ruangan. Halaman-halaman buku itu penuh dengan catatan yang hampir tidak bisa dibaca. Namun, ketika Aksa membuka halaman terakhir, ia menemukan tulisan yang tampaknya baru saja ditulis, meskipun tinta itu sudah memudar.
Siapa yang membangunkan dia, akan menjadi bagian dari kegelapan yang tidak akan pernah kembali."

"Siapa yang membangunkan dia, akan menjadi bagian dari kegelapan yang tidak akan pernah kembali
Pesan itu jelas, dan menegaskan rasa takut yang semakin mendalam di hati mereka. Ada sesuatu yang sangat berbahaya terkubur di balik bayangan itu, sesuatu yang harus tetap tertidur selamanya.

Aksa menutup buku itu dengan tangan yang gemetar. "Kita harus menghentikan ini, Tara. Kita harus cari cara untuk mengubur semuanya dan membiarkan yang terpendam tetap terpendam.”

Rahasia di Balik Bayangan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang