Pagi itu cerah. Garry bangun dengan malas, tapi tetap melangkah ke dapur untuk menyiapkan sarapan buat dirinya sendiri.
Saat sedang sibuk di dapur, notifikasi dari Twitter tiba-tiba ramai berdatangan di layar ponselnya. Garry mengerutkan kening, penasaran. Tanpa menunda, ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja makan.
"Kenapa, sih, ini?" gumamnya sambil memeriksa notifikasi yang bertumpuk.
Setelah beberapa saat membaca, ia mendesah panjang. "Aurora bikin ulah lagi... gue lagi yang disalahin." Dengan kesal, ia meletakkan kembali ponselnya di atas meja makan, merasa pagi yang tenang itu mendadak terusik.
Garry bergegas bersiap untuk berangkat ke sekolah. Ia meraih kacamata minusnya dan mengenakannya dengan perlahan—rabun jauh yang ia miliki membuatnya tak bisa melihat dengan jelas tanpa bantuan kacamata.
Setelah memastikan semua siap, ia berjalan keluar rumah. Sebuah mobil hitam sudah menunggu di depan. Tom dan Niaz, yang biasanya menemani atau mengantar, sedang sibuk hari ini, jadi mereka mengirimkan driver keluarga untuk mengantarkannya.
Garry menghela napas ringan, lalu melangkah masuk ke dalam mobil. Di perjalanan, pikirannya masih terngiang-ngiang tentang ulah Aurora pagi ini, membuatnya agak gelisah saat mobil melaju menuju sekolah.
Begitu sampai di sekolah, Garry langsung disambut dengan wajah santai Alvano yang tampak sedang menunggu di depan gerbang. Tanpa bisa menahan diri, Garry melontarkan komentar dengan nada bercanda, “Mantan kamu banyak ulah, ya?”
Alvano tertawa kecil dan menggaruk kepalanya. “Iya, maaf soal yang di Twitter... Aurora ganggu kamu lagi, ya?” tanyanya, sedikit merasa bersalah.
Garry hanya mengangkat bahu, mencoba terlihat santai walau hatinya berdebar. Ia senang bisa berbicara dengan Alvano, meski tahu dalam hati bahwa perasaannya hanya bertepuk sebelah tangan. Tapi, bagi Garry, bisa dekat dan membantu Alvano, walau sering kali merasa seperti "orang goblok," sudah cukup untuk membuatnya bertahan.
“Ke kelas, yuk,” ajak Alvano dengan senyum kecil.
Garry hanya mengangguk dan mengikuti di belakangnya. Begitu mereka masuk ke kelas, tatapan beberapa teman langsung tertuju pada Garry. Bisikan-bisikan kecil mulai terdengar, beberapa bahkan melemparkan senyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken HeartBeat
RomanceKisah tentang Garry Pranawa yang menyukai temen baiknya Alvano Rajadewa yang udah punya pacar nama Aurora ++ "Aku pacaran sama Aurora, Garry!" -Alvano Rajadewa "oh..? bagus dia kan cakep juga"-Garry Pranawa ++ "kok kamu ngejauhi aku, Garry?"-Alvano...